Satu lagi agenda besar yang tengah KPK sorot, yakni negosiasi besar termasuk pembangunan kilang minyak di Blok Masela, Maluku. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Rahardjo memastikan bahwa pihaknya saat ini tengan mengawasi negosiasi-negosiasi pengembangan sumber daya alam, khususnya Minyak dan Gas Bumi berskala besar.

Baca : [URL=" [url]http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160112191606-12-103838/kpk-pantau-negosiasi-blok-masela/[/url]"]KPK Pantau Negosiasi Blok Masela[/URL]

Beberapa waktu lalu, negosiasi pengembangan Blok Masela sempat ramai dibicarakan, pengembangan gas alam cair berbasis kilang di darat (OLNG/Onshore Liquified Natural Gas) kontra pengembangan gas alam cair berbasis kilang di laut atau kilang terapung (FLNG/Floating Liquified Natural Gas).

Kontroversi Blok Masela ini mencuat sejak tahun 2006-2008 hingga kini, pada tahun 2009, pengolahan LNG dengan metode kilang apung mulai diwacanakan. Terlebih, hasil kajian terakhir dari konsultan independen asal Amerika Serikat (AS), Poten & Partners menunjukkan kecenderungan rekomendasi pembangunan kilang minyak dengn metode FLNG.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan pihak SKK Migas menginginkan pembangunan kilang pengolahan LNG dilakukan di lepas pantai atau Offshore. Namun keinginan Sudirman Said dan kolega terganjal oleh Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang lebih mendukung pengolahan LNG berbasis kilang di darat atau Onshore.

Rizal Ramli menitikberatkan pembangunan kilang pengolahan LNG pada aspek multipliers effect untuk masyarakat. Jika menggunakan teknologi kilang berbasis darat, hal ini akan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah setempat, serta mendorong terbentuknya kota pelabuhan baru. Selain itu pengembangan LNG dengan metode kilang apung kerapkali dikaitkan dengan agenda asing yang ingin mengambil keuntungan besar dari proyek ini.

Baca : Kali Ini Rizal Ramli 'Kepret' Proyek Blok Masela Maluku

Hingga kini pemerintah belum memutuskan pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafura, Maluku. Dua opsi pengolahan LNG ini diyakini akan menjadi lapangan tempat para mafia Migas bermain. Oleh sebab itu, Agus Rahardjo, selaku Ketua KPK yang baru memastikan bahwa pihaknya akan mengawasi proses negosiasi ini.

Hal senada rupanya juga sudah tercium oleh sebuah akun twitter @energibebas. Akun ini beberapa waktu lalu menduga adanya aksi kongkalikong antara salah satu pejabat negara dengan bos perusahaan Migas terkait pengolahan LNG Blok Masela.

Baca : Nikmatnya Pejabat ESDM Yang 'Plesiran' Menggunakan Jet Pribadi Bos Migas



Lewat tersebarnya foto anak buah Sudirman Said, Direktur Hulu Migas ESDM, Djoko Siswanto yang tengah bersantai di atas sebuah Private Jet dan ditemani oleh servis pramugari cantik. Menurut akun @energibebas, private jet yang ditunggangi Djoko Siswanto ialah milik salah seorang Bos perusahaan Migas.



Lewat salah satu tweetpic-nya, akun @energibebas menyindir kelakuan pejabat ESDM ini. “Habis plesiran naik Private Jet, lupa deh sama rakyat…” bunyi salah satu tweet sindiran @energibebas. Senada dengan KPK, akun @energibebas menghimbau agar proyek pengolahan Blok Masela semata-mata untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan para mafia proyek migas maupun kepentingan asing

Referensi :
1. http://www.cnnindonesia.com/nasional...i-blok-masela/
2. http://www.beritasatu.com/nasional/3...ok-masela.html
3. http://nasional.news.viva.co.id/news...si-blok-masela
4. http://www.aktual.com/kpk-pelototi-n...i-blok-masela/
5. http://chirpstory.com/li/299714