Siapa sangka Kejaksaan Agung yang diharapkan mampu memberi peradilan bagi rakyat Indonesia rupanya busuk juga. Adalah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) yang mengeluarkan rapor merah terhadap Kejagung.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi merilis hasil evaluasi kementerian dan lembaga negara selama tahun 2015. Menurut laporan kinerja yang dikeluarkan Menpan-RB, Kejaksaan Agung (Kejagung) berada diurutan paling buncit.

Anggota Komisi III DPR, Masinton Pasaribu menilai belum ada prestasi yang signifikan dari Jaksa Agung H.M Prasetyo. Menurut Masinton, kinerja Kejagung jauh dari visi misi Nawa Cita atau sembilan program prioritas Jokowi JK disebutkan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya‎.

"Sudah minim prestasi, terlalu banyak juga kegaduhan yang ada di Kejagung setahun terakhir ini. Proses penegakan hukum rentan dipolitisasi, serta reformasi birokrasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya," ucapnya.

Selain mendapat rapor merah dari Menpan-RB, rupanya jaksa agung juga tengah diperiksa oleh KPK terkait kasus korupsi Bansos Sumud. KPK memanggil Jaksa Agung, HM Prasetyo untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi Bansos Sumut.

Meskipun hanya diperiksa sebagai saksi tapi jika melihat rapor merah Kejagung dibawah HM Prasetyo dan dipanggilnya Jaksa Agung oleh KPK tentu akan memperburuk citra Kejaksaan Agung. Akan lebih baik jika HM Prasetyo dicopot saja sebab beliau juga telah terbukti gagal membawa Kejaksaan Agung menjadi lebih baik. Apalagi sekarang beliau justru tengah diperiksa oleh KPK.

Jika ada tokoh sebuah institusi yang diperiksa oleh lembaga anti rasuah, KPK, tentu institusi yang menaunginya juga turut menelan pil pahitnya. Nama institusi tersebut juga sedikit banyak akan tercoreng. Maka akan lebih baik jika HM Prasetyo dicopot saja.

Sumber :
1. http://skalanews.com/berita/nasional...erah-kejaksaan
2. http://news.okezone.com/read/2015/12...sa-jaksa-agung