Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rikudo41Avatar border
TS
rikudo41
sepertinya repost kakak tapi di baca ajalah -,-
Katakan Cinta Sebelum Terlambat ( I LOVE YOU )

Aku mempunyai seorang pacar
yang tumbuh besar bersamaku.
Namanya Jin.

Aku selalu menganggapnya
sebagai seorang teman, sampai
tahun lalu ketika kami bersama-
sama camping dalam suatu
kegiatan pramuka. Aku
menyadari bahwa aku telah jatuh cinta dengannya. Sebelum camp
itu berakhir, aku mengambil
langkah dan mengakui
perasaanku kepadanya. Dan
tidak lama kemudian, kami
menjadi sepasang kekasih.

Tetapi kita mengasihi satu sama
lain dengan cara yang berbeda.

Aku selalu memikirkan dirinya.
Hanya dia yang ada dalam
pikiranku. Tetapi dalam
pikirannya, terdapat begitu
banyak perempuan.
Bagiku, dia adalah satu-satunya. Namun bagi dia, mungkin aku
hanyalah seorang wanita biasa...

"Jin, kamu mau pergi nonton
bioskop?" Aku bertanya.
"Aku ngga bisa."
"Kenapa? Kamu harus belajar ya
di rumah?" Aku merasakan
sedikit kekecewaan. "Bukan... Aku mau pergi
ketemuan sama teman..."

Dia selalu seperti itu. Baginya,
aku hanyalah seorang 'pacar'.
Kata 'cinta' hanya keluar dari
mulutku. Sejak aku mengenalnya,
aku tidak pernah mendengar dia
berkata "Aku mencintaimu". Tidak pernah ada perayaan
anniversary dalam hubungan
kita. Bahkan mungkin dia sudah
lupa dengan hari jadi kita.
Sejak hari pertama, dia tidak
pernah mengucapkan "Aku cinta padamu". Ini terus berlanjut
sampai 100 hari ... ... 200 hari....
Dan setiap kali dia mengantar
aku pulang, sebelum kita
berpisah, dia hanya memberikan
aku sebuah boneka. Setiap hari... tidak pernah sekalipun lupa. Aku
tidak tahu mengapa dia
melakukan itu...

Kemudian pada satu hari,
sebelum kita berpisah...

Aku: "Umm, Jin, aku ...
"
Jin: "Apa? Jangan berhenti..
Katakan saja."

Aku: "AKu mencintaimu."

Jin: "... ... ... kamu... ... sudah,
bawa saja boneka ini dan pulanglah."

Itulah bagaimana caranya
menghiraukan kata-kata "Aku
mencintaimu" dari mulutku dan
memberikan sebuah boneka. Lalu
dia menghilang, sepertinya
berusaha lari dariku. Boneka yang aku terima darinya tiap
hari, mengisi penuh kamarku.
Ada banyak....

Kemudian datang satu hari, hari
ulang tahunku yang ke 15.
Ketika aku bangun di pagi hari,
aku memikirkan sebuah pesta
dengannya dan menunggu telpon
darinya di dalam kamar. Tetapi.... jam makan siang telah
lewat, makan malam telah
berlalu dan langit telah menjadi
gelap ... Dia masih belum
menelepon..

Lalu sekitar jam 2 pagi, dia tiba- tiba menelepon dan
membangunkanku dari tidur. Dia
mengatakan kepadaku untuk
segera keluar dari rumah. Aku
tetap merasakan kebahagiaan
mendengarkan panggilannya dan segera lari ke luar rumah dengan
gembira.

Aku: "Jin..."

Jin: "Ini ... ... ambillah."

Sekali lagi, dia memberikanku
sebuah boneka kecil.

Aku: "Apa ini?"

Jin: "Aku belum kasih boneka ini
kemarin. Jadi aku kasih
sekarang. Aku pulang dulu ya...
Bye..."

Aku: "Tunggu, tunggu! Kamu tahu hari ini hari apa?"

Jin: "Hari Ini? Huh?"

Aku merasa begitu sedih, aku
pikir dia akan ingat hari ulang
tahunku. Tapi ternyata tidak.
Ia berpaling dan berjalan seakan-
akan tidak ada apa-apa. Lalu aku
berteriak: "Tunggu ..."
Jin: "... ....Ada yang perlu kamu
omongin?"

Aku: "Katakan! Katakan kalau
kamu mencintaiku..."

Jin: "Apa?!"

Aku: "Katakanlah... ... ..."

Aku merasa begitu sedih,
tertekan, dan kecewa. Dia hanya
berucap kata-kata dingin lalu
pergi.

"Aku ga mau bilang semudah itu
kalau aku mencintai seseorang. Tapi kalau kamu benar-benar
putus asa untuk
mendengarkannya, ..carilah
orang lain."

Itulah kata-kata dingin yang
diucapkannya sebelum dia lari menjauh. Kakiku terasa kaku,
seketika aku jatuh ke tanah.
Dia tidak mau mengatakannya
semudah itu... bagaimana dia
bisa seperti itu..... mungkin,
mungkin dia bukan orang yang tepat buatku...

Sebulan telah berlalu, aku sendiri
masih bersama dengannya dan
pergi ke sekolah bersama-sama.
Tapi apa yang membuat rasa
sakitku muncul adalah... aku
melihat dia berjalan dengan ... perempuan lain ... Dia sambil
tersenyum di wajahnya, senyum
yang tidak pernah ia tunjukkan
padaku ...

Aku langsung berlari ke rumah
dan melihat boneka-boneka di
kamarku.. dan air mata menetes..
Mengapa dia memberikan ini
semua kepadaku. Mungkin
boneka boneka ini berasal dari beberapa teman perempuannya.
Dalam kemarahan yang
mendalam, aku melemparkan
boneka-boneka itu ke sekitarku.
Kemudian tiba-tiba telepon
berdering. Ternyata itu telepon darinya. Dia mengatakan
kepadaku untuk datang ke bus
stop di luar rumah. Aku mencoba
untuk menenangkan diri dan
berjalan ke bus stop. Aku tetap
mengingatkan diri bahwa aku akan melupakannya... bahwa ini
semua akan segera berakhir..
Kemudian ia datang ke
hadapanku, memegang sebuah
boneka besar.

Jin: "Jo, aku pikir kamu tidak
akan datang."

Aku tidak bisa membencinya.
Aku mencoba berpura-pura
bertingkah seperti biasa dan
menganggap tidak ada yang terjadi.
Tapi ternyata, dia memegang
sebuah boneka. Sama seperti
biasanya.

Aku: "Aku tidak butuh itu lagi."

Jin: "Apa? ... ...Kenapa?"
Lalu aku mengambil boneka dari
tangannya dan melemparkan
boneka itu ke jalan.

Aku: "Aku tidak butuh boneka ini,
aku tidak membutuhkannya lagi!!
Aku tidak mau lagi melihat orang seperti dirimu!"

Aku mengatakan semuanya.
Semua hal yang ada dalam
pikiranku saat itu. Tapi tidak
seperti biasanya, ia terlihat
sangat terkejut. Matanya bergemetar.

"Maafkan aku.." Dia meminta
maaf dalam suara yang kecil.

Kemudian ia berjalan untuk
mengambil boneka yang aku
lempar itu di jalanan.
Aku: "Bodoh kamu. Mengapa
kamu mengambilnya? Buang saja
boneka itu!"

Tapi ia tidak mendengarkan
kata-kataku. Ia menghiraukanku
dan tetap berjalan mengambil boneka itu.

TIN!!..TIN!!..TIN!!~

Dengan suara klakson yang
kencang, sebuah truk melaju
kencang kearahnya.

"Jin! Awas!! Pergi dari situ!!"

Teriakku.. Tapi ia tidak
mendengarkanku dan
membungkuk untuk mengambil
bonekanya.
"
Jin!! Minggirlah!!"
TIIIINNN!!!!..
"Braakkk!!!"

Itulah bagaimana dia pergi
dariku. Pergi tanpa membuka
kedua matanya untuk
mengucapkan kata-kata terakhirnya kepadaku.

Setelah hari itu, aku harus
melewati hari-hariku dengan
perasaan bersalah dan kesedihan
akan kehilangan dirinya. Dan
setelah melewati dua bulan
seperti orang gila, aku mengambil boneka-bonekanya.
Boneka-boneka itu adalah satu-
satunya peninggalan darinya
untukku semenjak hari pertama
kita berpacaran.
Lalu aku teringat hari-hari yang telah kuhabiskan dengannya dan
mulai menghitung hari-hari
dimana kita masih bersama-
sama...

"Satu ... dua ... tiga ..." Itulah
bagaimana aku mencoba menghitung semua boneka itu.

"Empat ratus delapan puluh
empat ... empat ratus delapan
puluh lima ..." Itu semua berakhir
dengan 485 boneka.

Aku kemudian mulai menangis lagi, dengan boneka di tanganku.
Aku memeluk erat-erat boneka
itu, dan tiba-tiba...

"I love you ~, I love you ~"
Aku
terkejut dan menjatuhkan boneka
itu.

"I...lo..ve..you?"
Aku lalu
mengambil boneka itu dan
mencoba menekan perut boneka itu.

"I love you ~ I love you ~"

Mustahil! Kemudian aku menekan
semua perut boneka-boneka itu..

"I love you ~"

"I love you ~"
"I love you ~"

Kata-kata tersebut datang tanpa
henti. I..love..you ...

Mengapa aku tidak
menyadarinya. Di dalam hatinya
selalu ada aku. Dia selalu berusaha melindungiku.
Mengapa aku tidak menyadari
bahwa dia mencintaiku seperti
ini...

Aku mengambil boneka di bawah
tempat tidurku dan menekan perutnya. Ini adalah boneka yang
terakhir, boneka yang aku
lempar di jalanan itu. Masih ada
bercak darahnya di boneka itu.
Suara itu kemudian keluar dari
boneka itu. Suara yang tidak pernah aku lupakan..

"Jo... Kamu tau hari ini hari apa?"

Kita telah saling jatuh cinta
selama 486 hari. Kamu tahu, aku
tidak bisa mengatakan aku
mencintaimu....umm...itu semua
karena aku malu untuk mengatakannya.
Kalau kamu mau memaafkanku
dan mengambil boneka ini, aku
berjanji akan mengatakan 'Aku
mencintaimu' setiap hari.. setiap
hari sampai aku mati Jo.. Aku mencintaimu..."

Air mata mengalir deras di
wajahku.

Mengapa? Mengapa? Aku
bertanya Tuhan.. Mengapa aku
baru mengetahui ini semua
sekarang?

Dia tidak berada di sisiku lagi.
Tetapi aku tahu kalau dia
mencintaiku sampai detik
terakhirnya..

Untuk itu... dan untuk alasan
itu... ... ...menjadi pacuan semangat dalam hidupku.. untuk
terus berusaha dalam kehidupan
yang indah ini...
0
1.2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan