Sidang Kasus Novanto : Sudirman Said Seolah Dikeroyok
TS
aghilfath
Sidang Kasus Novanto : Sudirman Said Seolah Dikeroyok
Spoiler for Sidang Kasus Novanto : Sudirman Said Seolah Dikeroyok:
Jakarta- Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan kasus 'papa minta saham' ke MKD dengan semangat untuk membasmi para pemburu rente. Namun yang terjadi di sidang pertama kasus yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto ini, Sudirman Said justru dicecar seolah dikeroyok, bukan diapresiasi karena berani mengungkap praktik tak patut itu.
Sejak awal sidang anggota MKD DPR dari Golkar Ridwan Bae sudah mempertanyakan soal legal standing dan juga keabsahan rekaman yang disetor Sudirman. Berulangkali Sudirman mencoba meluruskan agar MKD lebih menitikberatkan kepada substansi laporannya, namun semakin banyak anggota MKD yang seolah fokus mempertanyakan asal-usul rekaman sampai keasliannya.
Tak sedikit pula yang mempertanyakan rekaman itu sebagai upaya penyadapan. Sudirman Said pun berulangkali menjelaskan bahwa rekaman itu bukanlahhasil sadapan.
Tak sampai situ saja, anggota MKD dari Golkar Adies Kadir bahkan mempermasalahkan Sudirman yang menilai pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dengan pengusaha Reza Chalid dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin sadalah peristiwa yag tidak patut. Adies memandang anggota DPR dilindungi UU untuk melakukan pertemuan seperti itu.
"Jadi menurut Anda tidak patut seperti itu. Padahal kami anggota DPR dilindungi UU untuk memanggil dan menemui di luar DPR," kata Adies dalam sidang MKD diGedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2015) sore.
Pertanyaan-pertanyaan tajam pun terus dilontarkan. Meski Pesiden Jokowi dan Wapres JK dicatut dalam rekaman pembicaraan itu, elite PDIP pun ikut menyudutkan Sudirman Said. Anggota MKD dari PDIP Prakosa mempertanyakan apakah Sudirman melaporkan hal itu ke MKD atas restu Jokowi, dengan membawa-bawa statement Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang menyebut Sudirman tak pernah melapor ke Jokowi.
"Saya tidak ingin berpolemik tentang pernyataan menteri lain dan itu arahan Bapak Presiden dan saya mendiskusikan ini dengan Pak Presiden tiga kali, termasuk dengan Wakil Presiden," kata Sudirman Said menjawab pertanyaan keras itu.
"Di dalam transkrip (nama Luhut) disebut 66 kali. Tentunya Bapak pernah menyampaikan (ke Luhut)?" ujar Prakosa lagi menegaskan pertanyaannya.
"Saya belum pernah menanyakan ke yang bersangkutan," jawab Sudirman lagi. "Ini tentunya ada juga. Saya tidak tahu bagaimana etika penyelenggara negara. Kalau kita ingin bersih-bersih kita ingin transparansi berantas pemburu rente kita harus sama-sama semuanya. Kalau Bapak melihat ada unsur pelanggaran hukum jadi ini masalah yang luar biasa jadi harus dua sisi," kata Prakosa memaparkan pandangannya.
"Karena nama kolega saya disebut, pertama kali saya laporkan kepada atasan," jelas Sudirman lagi.
Pertanyaan tentang banyaknya penyebutan Luhut di rekaman lengkap Novanto ini sebenarnya sudah disampaikan anggota MKD DPR dari NasDem Akbar Faizal. Prakosa kemudian mempersoalkan kenapa semangat menyapu bersih pemburu rente Sudirman tidak diikuti dengan laporan ke penegak hukum. Di akhir pertanyaannya, Prakosa menyarankan Sudirman melaporkan kasus pemburu rente ini ke penegak hukum.
"Kalau orang awam untuk mengadu ke MKD itu sama ke penegak hukum, tidak sulit. Itu pertanyaan saya," ujar Prakosa menutup pertanyaan itu.
Lihat sidang MKD seperti lihat panggung ketoprak, sebelumnya rekaman pendek dimasalahkan hasil editan dikasih yg panjang mau diputar aja kok muter2 saling menghalangi, takut belangnya didengar publik, mending langsung kasih ke media biar langsung disiarkan dan pada tahu
Spoiler for REKAMAN CALO FREEPORT, Maroef Ucap Salam, Setya-Riza: Widiih:
TEMPO.CO,Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said membawa rekaman lengkap dalam sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan dalam kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang dilaksanakan hari ini, Rabu, 2 Desember 2015. Rekaman ini menjadi bukti atas dugaan pencatutan nama presiden yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto terkait perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Pembicaraan diawali dengan ucapan salam Direkur Utama Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin. “Assalamualaikum, Pak,” kata Maroef.
Namun Setya dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid, bukan menjawab salam itu dengan Waalaikumsalam seperti lazimnya. Mereka secara bersamaan mengatakan, “Widiiiihh.”
Setelah berbasa-basi, pembicaraan beralih ke rencana mantunya Presiden Joko Widodo di Solo. Anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka akan menikahi Selvi Ananda pada 11 Juni 2015. Riza pun menawarkan boncengan ke Solo menggunakan pesawatnya.
Kepada dua orang itu, Reza mengaku akan hadir sebentar dalamacara pernikahan tersebut dan menemui Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan.
“Gua sebentar, gua salaman, gua ketemu Pak Luhut gua kabur ke airport. Habis mau ngapain lagi lama-lama, yang penting buat kita nongol, salaman, ketemu Pak luhut udah,” kata Riza.
Riza sempat menanyakan, apalah Freeport membantu penyelenggaraan acara mantu Presiden. “Freeport nyupport?” kata Riza. Maroef menjawab, “Nggak ada. Nggak ada kita.”
Setelah membicarakan pernikahan putra sulung Jokowi, Setya memulai membahas renegoisasi kontrak PT Freeport Indonesia. Selanjutnya Politikus partai Golongan Karya ini membahas rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, pembanguanan smelter serta permintaan saham atas PLTA yang memasok listrik untuk perusahaan tambang itu.
Setya Novanto berulang kali membantah isi rekaman tersebut. Luhut mengaku tidak terlibat denganpembicaraan tiga orang itu. "Saya tak pernah terlibat gituan, posisi saya jelas. Saya enggak pernah setuju ada perpanjangan Freeport sebelum waktunya, 2019," kata Luhut.