wartawan.bodrexAvatar border
TS
wartawan.bodrex
[Rekan Sejawat Rupanya] Misteri 'Tukang Pikul' Duit Bansos Sumut
Ciuman di pipi mengakhiri pertemuan Gubernur Sumatera Utara nonaktif Gatot Pujo Nugroho dengan salah seorang bekas anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Saat itu, memasuki pertengahan Agustus 2015. KPK tengah sibuk memeriksa satu-persatu rekan dekat Gatot terkait kasus dugaan suap pembahasan APBD Sumut 2012-2015 dan penggagalan hak interpelasi DPRD.

Mereka tak sengaja bertemu. Peluk, cium, dan tangis khilaf pun memenuhi pintu depan ruang interogasi KPK. Bekas anggota DPRD Sumut itu berusaha menguatkan Gatot. "Yang tabah, Mas," ucapnya.

Sumber detikcom menyebutkan, pria itu memang punya hubungan cukup dekat dengan Gatot. Ia rekan separtai Gatot di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di kalangan anggota dewan saat itu, ia biasa disapa "Jenggot", karena memiliki janggut cukup tebal.


Gatot dan istrinya Evy Susanti di KPK (Hasal Al Habshy/detikcom)
Anggota Fraksi PKS di DPRD Sumut, Ikrimah Hamidy, enggan memberitahukan mengenai sosok Jenggot tersebut. "Saya tidak mau bicara kalau terkait kasus Gatot," katanya.

Sementara, pengacara Gatot, Yanuar P Wasesa, tidak pernah membalas konfirmasi yang dilayangkan detikcom mengenai Jenggot itu.

KPK sendiri masih menutup rapat idetitas Jenggot. Maklum, perannya dalam dugaan korupsi yang membelit Gatot itu sangat signifikan. Namun, statusnya sejauh ini masih saksi.

Selain di KPK, penyidik kembali memeriksanya di Mako Brimob Sumut pekan lalu. Namun, Jenggot luput dari pantauan wartawan. "Kami masih berfokus pada pendalaman pimpinan DPR yang berstatus sebagai tersangka," kata Plt Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji kepada detikcom.

Jenggot disebut-sebut sebagai orang yang diberi kepercayaan Gatot untuk menghalau interpelasi. Sepanjang 2009-2014, DPRD tiga kali mengancam interpelasi berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Provinsi Sumut tahun 2013.

"Yang masuk paripurna 1 kali. Yang dua tidak cukup syarat," kata bekas anggota DPRD Sumut 2009-2014, Fadly Nurzal.

Gatot mencari cara agar upaya untuk menjungkalkan dirinya itu gagal. Jenggot kemudian berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPRD Sumut, Sigit Pramono Asri. Sigit mengajak tiga legislator Sumut lainnya untuk bertemu dengan Gatot.

Mereka adalah Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi Partai Golkar Chaidir Ritonga, Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi PAN Kamaluddin Harahap, dan Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Golkar Ajib Shah. Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun diduga mengetahui pertemuan tersebut.

Di dalam pertemuan itu, Ajib diduga menekan Gatot untuk memberikan uang pengaman dari interpelasi. Tiga anggota lain yang menemaninya setuju dengan permintaan itu. Mereka sepakat menerima uang pengaman sebesar Rp 44 miliar. Dana itu diambil dari pos bansos APBD 2015.

Alhasil, Rancangan Perubahan APBD 2014 Provinsi Sumut mengalami defisit Rp 51,426 miliar. Angka ini didapat dari nota keuangan rencangan Perubahan APBD 2014 pada Senin 25 Agustus 2014.


Mantan Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun ditahan KPK (Ari Saputra/detikcom)
Jenggot ditugasi mengawal pemberian uang itu. Ia memastikan pembagian uang itu sehingga semua anggota DPRD Sumut bungkam soal interpelasi. "Jenggot ini 'tukang pikul'. Dia yang mengumpulkan duit dari dinas kemudian membawakannya ke dewan. Itu perannya," jelas sumber itu.

Tapi, selain kepada anggota DPRD, duit dari Jenggot itu sebagian kecil diduga masuk ke fraksi PKS. Tepatnya sekitar sekitar Rp 300 juta. "Receh," katanya.

Pengacara Gatot, Yanuar P Wasesa, beberapa waktu lalu masih membantah Gatot menebar duit untuk mengamankan jabatan dari ancaman DPRD. Sementara adanya aliran uang ke partai itu langsung dibantah oleh Ikrimah. Ia tak terima partainya disebut menerima duit haram itu.

Sejauh ini, KPK sudah menetapkan Gatot berserta istrinya, Evy Susanti, sebagai tersangka. Selain itu, lima orang anggota DPRD Sumut juga menyusul ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Sigit Pramono Asri, Chaidir Ritonga, Kamaludin Harahap, Saleh Bangun, dan Ajib Sah yang belakangan menjadi Ketua DPRD Sumut 2014-2019.


(hbb/hbb)

sumber

emang asuw ini duit bantuan sosial juga di tilep, kelakuan lebih hina dari pengemis
nona212
tien212700
tien212700 dan nona212 memberi reputasi
2
2.9K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan