Pemberitaan tentang penyakit yang disebabkan virus Mers-CoV ini memang membuat publik was-was dengan penyebaran virus yang cepat. Penyakit sindrom pernafasan tersebut disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernafasan mulai dari yang ringan hingga berat. Gejala pasien yang terserang virus mirip dengan flu, namun Mers juga menjangkiti paru-paru. Apalagi jika penderita sampai terkena pneumonia (paru-paru basah), maka akibatnya bisa sangat fatal. Bahkan 20-40% bisa meninggal dunia.

Penyakit Mers, dilaporkan pertama kali muncul di tahun 2012 di negara timur tengah. Namun kemudian menyebar ke berbagai negara dari orang-orang yang berinteraksi dengan penderita secara langsung. Sampai sekarang belum ada vaksin yang mampu mengatasi penyakit ini, namun dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat pasien bisa disembuhkan. Korea Selatan menjadi negara yang banyak terserang virus Mers tahun ini, sudah mampu menurunkan jumlah serangan. Selain dengan penanganan segera, sosialisasi hidup bersih dan sehat makin digalakkan.

Penyakit flu burung, menjadi satu wabah penyakit yang sempat menggemparkan dunia di tahun 2005 lalu. Penyakit yang disebabkan oleh virus varian H5N1 merupakan virus yang ditularkan dari spesies ungas yang juga bisa menjangkiti manusia . Awal wabah pada peternakan di dunia dilaporkan dimulai sejak tahun 2003.

Penyakit ini lebih banyak menyerang Asia Tenggara, namun beberapa tahun teakhir juga ditemukan pasien yang positif menderita flu burung dari benua Amerika dan Afrika. Di Indonesia sendiri, penyakit tersebut telah menelan sedikitnya 100 jiwa di tahun 2005 lalu.

Gejala serangan tidak langsung muncul seketika virus menginfeksi dan hal inilah yang membuat virus H5N1 ini menjadi lebih berbahaya. Sifatnya yang mudah bermutasi menjadi faktor terpenting sulitnya melawan flu burung. Namun dengan penelitian tentang penyakit tersebut, sederet terobosan mulai menjadi titik cerah untuk menyelamatkan pasien yang terserang. Salah satunya penemuan David Ho, seorang guru besar dari Universitas Rockefeller, yang menemukan vaksin DNA yang mampu merangsang kekebalan terhadap serangan virus.

Setelah gempar dengan penyebaran virus flu burung, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus mematikan yaitu virus H1N1 yang menyebabkan penyakit flu Babi. Virus mematikan ini sudah lama menyerang manusia, namun menjadi pandemik di tahun 2009 dan telah menewaskan ratusan korban jiwa.

Belum diketahui sumber wabah ini pada manusia, namun kasus pertama ditemukan di Amerika Serikat dan Meksiko. Hingga kini WHO menyatakan 74 negara secara resmi telah melaporkan 27.737 kasus flu Babi. Hampir 90% kematian dilaporkan terjadi di Meksiko.

Dengan gejala yang mirip dengan penyakit flu biasa, penyakit akan makin melemahkan kondisi penderita. Oleh karenanya banyak pasien yang terlambat diselamatkan karena diagnosa penyakit yang hanya melihat gejala influenza. Penemuan vaksin flu babi di tahun 2009 silam, menjadi satu solusi untuk menyembuhkan penyakit ini. Meski kebiasaan untuk hidup sehat tetap jadi kunci mengatasi sebaran penyakit ganas tersebut.

Ebola mencatatkan sejarah, sebagai salah satu penyakit mematikan yang telah menewaskan ribuan manusia. Ebola merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Ebola.

Meski dikenal sejak tahun 1976, namun hingga hari ini belum ditemukan obat untuk membunuh virus yang dibawa hewan kelelawar dan monyet ini. Angka kematian penderita Ebola sangat tinggi, bahkan 50-90% dari pasien penderita.

Wabah Ebola terbesar hingga saat ini adalah wabah di Afrika Barat pada tahun 2014 lalu. Penyebaran yang cepat namun tidak ikut diimpangi dengan upaya pencegahan membuat banyak korban meninggal. Bahkan dari 20 ribu pasien yang terserang, 71% dilaporkan meninggal dunia. Kegagalan untuk mencegah penyebaran Ebola, diamati karena kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai di benua hitam tersebut.

Selain virus Ebola, ada penyakit infeksi akut lainnya yang tak kalah mematikan yaitu penyakit Rabies. Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies ini ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera dan kelelawar.

Juga disebut sebagai penyakit anjing gila, karena hewan yang terinfeksi menunjukkan gejala ganas yang tidak biasa. Gejala baru tampak pada penderita setelah 30 hingga 50 hari terinfeksi.

Rabies memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi. Meski telah ditemukan vaksin untuk pencegahan, namun beberapa kasus kematian karena virus rabies masih terus bermunculan. Menurut WHO, tiap tahunnya hampir 55 ribu orang tewas karena rabies di Afrika dan Asia.

Autoimmune Deficiency Syndrome atau disingkat dengan AIDS, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini membuat tubuh penderita lemah dan rentan terserang berbagai penyakit. Meski penanganan yang tepat dapat menghambat laju perkembangan virus, namun hingga kini masih belum ditemukan obat untuk penyembuhan total.

Laporan WHO menyebutkan AIDS telah membunuh lebih dari 36 juta jiwa sejak pertama kali diidentifikasi tahun 1981. Penyebaran virus inipun sudah merata ke seluruh dunia. Di tahun 2005 saja, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan 2,4 dan 3,3 juta orang meninggal dunia. Stigma buruk masyarakat terhadap penderita AIDS menjadi satu penyebab banyaknya korban terinfeksi yang tak terselamatkan.