TEMPO.CO , Jakarta - Vina Panduwinata mengaku baru mengetahui kabar ritel cakram Disc Tarra akan menutup puluhan gerainya di Jakarta pada akhir tahun ini.

Pelantun lagu Burung Camar ini juga percaya bahwa pembajakan masih menjadi penyebabnya. “Pada dasarnya, pembajakan sudah gila-gilaan,” ungkap Vina Panduwinata kepada Tempo saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, Senin, 9 November 2015.

Vina menanggapi masalah ini bukan semata-mata kesalahan pembajak. Menurut Vina, masalah ini seharusnya juga menjadi perhatian para penikmat musik untuk tidak membeli bajakan.

“Yang penting sekarang perbaiki mental. Kalau nggak ada yang beli, pembajak juga nggak akan bikin. Kalau dibilang pembajak sakit jiwa, yang lebih sakit jiwa itu yang beli, kan?” ungkap wanita yang mulai berkarier di dunia tarik suara sejak 1981.

Selain itu, wanita yang akrab disapa Mama Ina itu zaman telah berubah dan peralihan ke musik digital membuat penjualan cakram fisik menurun.

“Memang memprihatinkan. Tapi kondisi sekarang ini yang membuatnya harus seperti itu. Sekarang orang sudah bisa beli lagu dari iTunes. Ini ada hubungannya dengan pergeseran masa. Semua berkembang pesat, otomatis itu berdampak,” ujar Vina.

Dalam wawancara terakhir Tempo dengan Asosiasi Industri Musik Indonesia, Ventha Lesmana mengatakan bahwa cakram yang legal yang berderar hanya 5 persen, sedangkan 95 persennya bajakan. Akibatnya banyak produser musik yang memproduksi karya musikusnya dalam bentuk digital dan enggan merilis cakram.

m.tempo.co/read/news/2015/11/10/219717430/disc-tarra-tutup-vina-panduwinata-pembajakan-gila-gilaan