Di tengah bencana kabut asap, masyarakat Riau dikejutkan dengan tulisan seorang wanita yang mengharapkan semua muslim di Riau mati karena kehabisan oksigen.

"Semoga kabut asap yang ada di Riau semakin pekat sehingga Orang Islam di Riau mati semua karena kehabisan Oksigen dan Mengurangi Populasi Islam di Dunia," tulis Siagian Nehemia di akun Facebook pribadinya.

Sontak, tulisan itu segera menuai kecaman.





“Saya orang Riau mbak, tolong ya kalau buat status dipikir dulu, dan saya juga beragama Islam, tolong jangan menghina agama Islam ya Mbak," tulis Sarmiati Ami.

“Astagfirullah'alazim semoga Anda dibukakan mata hati anda supaya segera memohon ampun kepada yang maha kuasa,” komentar Firman Saferagic.

Tak cukup mengharapkan Muslim Riau meninggal, Siagian Nehemia juga menyebut Islam agama biadab.

“Itulah agama u suka mengganggap orang lain salah dan menganggap dirinya benar. Sampai hati membunuh orang tak berdosa. Islam agama biadab,” tulisnya lagi.

Saat berita ini diturunkan, akun tersebut telah dihapus. Namun, ribuan netizen telah bergabung dalam komunitas untuk menuntut Siahian Nehemia melalui jalur hukum.

Ngakunya Dihacker, Status Facebook Cewek Ini Tentang Asap Bikin Syok Netizens

PANTAUPEKANBARU.COM - Ulah pemilik akun jejaring sosial bernama Siagian Nehemia atau Mia Queen Siagian, bikin heboh sejumlah netizens, lantaran statusnya sangat kontroversial. Kenapa tidak, wanita ini mengharapkan orang Islam di Riau mati akibat bencana asap.

Entah untuk mencari sensasi atau betul-betul jadi korban hacker alias pembajakan, yang jelas status Facebook milik Mia Queen menuai kritikan para Netizens. Status yang dia unggah di dinding lamannya sekitar tujuh jam lalu (sejak berita ini diterbitkan,red) dirasa kurang pantas untuk dikonsumsi publik.

"Semoga kabut asap yang ada di Riau semakin pekat sehingga Orang Islam di Riau mati semua karena kehabisan Oksigen dan Mengurangi Populasi Islam di Dunia," tulis Mia yang membuat Facebooknya dibanjiri komentar. Tercatat ada ratusan komentar serta ribuan tautan berbagi, untuk merespon status wanita tersebut.

Ada yang menyebut ulah Mia sekedar cari sensasi, ada yang mengatakan itu bentuk menistakan agama, penghujatan dan tak sedikit juga temannya yang membela lantaran Mia dikenal tidak memiliki pribadi seperti itu, serta ada juga yang menduga kalau Facebooknya sudah jadi korban hacker.

"Laporkan saja, kebenaran dia atau tidak yang membuat status itu bisa diliat dr IP address dr mana dia update n koorporasi penyedia jasa layanan serta nomernya bisa dilacak itu sama tim cyber POLRI," jawab pemilik akun, menanggapi.

"Subhanallah, allahuakbar..agama Islam kami dihina ya allah, agama kami direndahkan ya allah...Tega kamu mia, kamu menyakiti kami yg umat islam, tidakkah kamu berfikir sebelum kamu melontarkan kata2 itu? SUbhanallahIslam kamu bilang biadab? Lailahailallah...," komentar Sri Virta Mirna.

Enam jam setelahnya, Mia Queen lalu mengupdate status terbarunya dan membantah kalau itu hanyalah ulah dari para hacker dan orang yang tidak bertanggung jawab, yang telah membajak Facebook miliknya. Ia juga meminta agar kasus tersebut tidak dilaporkan ke polisi.

"Buat yang ada disini saya mohon maaf ya karena status saya menganggu kalian. Tapi jangan laporkan saya ke polisi karena bukan saya menulis status ini tapi hacker yang tidak bertanggung jawab menulis status ini. Akun saya tadi dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sekali lagi tolong jangan laporkan saya ke polisi karena bukan saya yang membuat status ini," tulisnya.

Lagi-lagi statusnya kembali jadi bulan-bulanan para Netizens. Banyak yang menyebut kalau itu hanyalah basa-basi. "Hukum harus berjalan... Kita negara indonesia pakai undang2 mna yg salh mna yg benar harus d serah kan sama pihak berwajip,tdk mau tau km yg tulis atw d bajak..yg jlz kmu yg punya fb hrus bertanggung jwap," komentar Dezky Buhary.

Penelusuran GoRiau.com, Mia Queen ini bekerja di bidang perhotelan, dan merupakan jebolan Akademi Pariwisata Taman Harapan Medan, 30 September 2011 lalu. Ia juga mengaku bekerja di Hotel Istana Kuala Lumpur City Centre, perhotelan dan Coral Bay Resort, Pulau Pangkor.