- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Daun Sirsak Mematikan Sel Kanker Usus
TS
boomtrack0099
Daun Sirsak Mematikan Sel Kanker Usus
Quote:
JAKARTA – Ekstrak daun sirsak (Annona muricata) memiliki efek membunuh sel kanker usus besar atau kolorektal. Ekstrak daun sirsak juga cenderung meningkatkan status gizi dan kualitas hidup pasien kanker selama periode penelitian. “Penggunaan daun sirsak sebagai terapi tambahan terbukti aman terhadap fungsi liver maupun ginjal,” kata Lili Indrawati yang dikukuhkan sebagai doktor ilmu gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (25/6).
Para ahli berusaha menemukan bahan alam atau sintetis dan agen biologis untuk mengenali, mencegah, serta menekan perkembangan kanker dari tahap inisiasi sampai dengan invasi, dan menormalkan fungsi sel yang disebut kemoprevensi. Menurut Lili, kandungan utama daun sirsak yang bersifat bioaktif adalah polifenol flavonoid dan acetogenin. Keduanya memiliki sifat mematikan sel kanker. Flavonoid juga merupakan antioksidan alami yang dapat memberikan efek antiperadangan dan memengaruhi mikro-ekologi di usus dan diduga dapat meningkatkan kadar butirat yang berperan dalam pencegahan kanker.
Daun sirsak sudah diminum secara tradisional dalam bentuk rebusan untuk mengatasi beberapa macam penyakit. Akhir-akhir ini, rebusan daun sirsak juga banyak diminum pasien kanker, termasuk kanker usus besar, dengan harapan dapat meringankan penyakit tersebut.
Angka kejadian kanker usus besar memang meningkat dari tahun ke tahun di berbagai negara, termasuk Asia. Di Indonesia, kolorektal termasuk satu dari lima kanker yang paling sering terjadi.
Terjadinya kanker kolorektal, Lili melanjutkan, berhubungan dengan reaksi peradangan yang kemudian memengaruhi status gizi dan penurunan berat badan. Status gizi seseorang sangat berhubungan dengan kualitas hidup. “Dengan memperbaiki status gizi diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup,” ujarnya.
Kemoprevensi
Lili menjelaskan, kebanyakan sel kanker memiliki cacat dalam proses apoptosis atau program bunuh diri sel tua atau rusak dalam tubuh. Akibatnya, sel-sel ini tumbuh tidak terkontrol.
Di sisi lain, sel kanker memiliki cara untuk menghindar dari proses apoptosis yang diinduksi obat antikanker. Karenanya, intervensi di berbagai tahap apoptosis dapat memberikan dasar molekuler kemoprevensi menggunakan berbagai macam phytochemical atau bahan kimia alami pada tumbuhan yang memberi vitamin pada makanan, seperti daun sirsak. Kombinasi antara terapi standar dan terapi komplementer diharapkan dapat memicu proses bunuh diri sel kanker tersebut.
Riset Lili memperlihatkan hasil ekstrak daun sirsak menunjukkan efek membunuh sel kanker kolorektal in vitro atau dalam tabung reaksi dan ex vivo—menggunakan bagian tubuh makhluk hidup, seperti serum. Dalam penelitian ini, serum pasien kanker kolorektal yang meminum ekstrak, bermakna dalam menstimulasi aktivitas caspase 9 pada sel kanker kanker kolorektal jenis DLD-1. “Ini berarti ekstrak daun Annona muricata dapat mencapai darah setelah diminum dan menginduksi apoptosis kanker kolorektal metastase dekat, tetapi tidak untuk yang bermetastasis jauh,” ujarnya.
Lili menyimpulkan, ekstrak daun sirsak dapat berperan bagi penatalaksanaan kanker kolorektal dan kemoprevensi. Namun, perlu penelitian ketersediaan hayati pada jaringan manusia dan studi klinis lebih lanjut untuk itu.
http://www.sinarharapan.co/news/read...el-kanker-usus
Para ahli berusaha menemukan bahan alam atau sintetis dan agen biologis untuk mengenali, mencegah, serta menekan perkembangan kanker dari tahap inisiasi sampai dengan invasi, dan menormalkan fungsi sel yang disebut kemoprevensi. Menurut Lili, kandungan utama daun sirsak yang bersifat bioaktif adalah polifenol flavonoid dan acetogenin. Keduanya memiliki sifat mematikan sel kanker. Flavonoid juga merupakan antioksidan alami yang dapat memberikan efek antiperadangan dan memengaruhi mikro-ekologi di usus dan diduga dapat meningkatkan kadar butirat yang berperan dalam pencegahan kanker.
Daun sirsak sudah diminum secara tradisional dalam bentuk rebusan untuk mengatasi beberapa macam penyakit. Akhir-akhir ini, rebusan daun sirsak juga banyak diminum pasien kanker, termasuk kanker usus besar, dengan harapan dapat meringankan penyakit tersebut.
Angka kejadian kanker usus besar memang meningkat dari tahun ke tahun di berbagai negara, termasuk Asia. Di Indonesia, kolorektal termasuk satu dari lima kanker yang paling sering terjadi.
Terjadinya kanker kolorektal, Lili melanjutkan, berhubungan dengan reaksi peradangan yang kemudian memengaruhi status gizi dan penurunan berat badan. Status gizi seseorang sangat berhubungan dengan kualitas hidup. “Dengan memperbaiki status gizi diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup,” ujarnya.
Kemoprevensi
Lili menjelaskan, kebanyakan sel kanker memiliki cacat dalam proses apoptosis atau program bunuh diri sel tua atau rusak dalam tubuh. Akibatnya, sel-sel ini tumbuh tidak terkontrol.
Di sisi lain, sel kanker memiliki cara untuk menghindar dari proses apoptosis yang diinduksi obat antikanker. Karenanya, intervensi di berbagai tahap apoptosis dapat memberikan dasar molekuler kemoprevensi menggunakan berbagai macam phytochemical atau bahan kimia alami pada tumbuhan yang memberi vitamin pada makanan, seperti daun sirsak. Kombinasi antara terapi standar dan terapi komplementer diharapkan dapat memicu proses bunuh diri sel kanker tersebut.
Riset Lili memperlihatkan hasil ekstrak daun sirsak menunjukkan efek membunuh sel kanker kolorektal in vitro atau dalam tabung reaksi dan ex vivo—menggunakan bagian tubuh makhluk hidup, seperti serum. Dalam penelitian ini, serum pasien kanker kolorektal yang meminum ekstrak, bermakna dalam menstimulasi aktivitas caspase 9 pada sel kanker kanker kolorektal jenis DLD-1. “Ini berarti ekstrak daun Annona muricata dapat mencapai darah setelah diminum dan menginduksi apoptosis kanker kolorektal metastase dekat, tetapi tidak untuk yang bermetastasis jauh,” ujarnya.
Lili menyimpulkan, ekstrak daun sirsak dapat berperan bagi penatalaksanaan kanker kolorektal dan kemoprevensi. Namun, perlu penelitian ketersediaan hayati pada jaringan manusia dan studi klinis lebih lanjut untuk itu.
http://www.sinarharapan.co/news/read...el-kanker-usus
Mantab betul
0
3.1K
Kutip
19
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan