Minggu lalu saya dapat kiriman, smartwatch yang dikirim dari China menggunakan DHL Express. Dari AWB saya yang bernomor 6184627890 diperkirakan sampai di Indonesia Jumat 18 September 2015 sore lalu.

Kamis 17 September 2015, nya saya cek di sini, pagi sudah di Bandung.

Saya cek lagi sore, sudah delivered, diterima dan ditandatangani oleh Bambang.

Masalahnya, paket dikirim ke rumah mertua, dan di sana tidak ada yang namanya Bambang, saya tanya istri juga tidak ada kiriman paket katanya.

Saya sudah hubungi DHL Indonesia, dan katanya akan diinvestigasi.

Setelah itu diketahui, kurir salah kirim karena alamat pada kertas AWB tercoret petugas bea cukai, namun pada saat salah kirim rumah yang dituju kosong, dan dititipkan pada tetangganya TANPA melalui proses konfirmasi telepon pada nomor yang tercantum di AWB.

Kurir pun mengambil kembali kiriman dari tangan yang salah dan mengantarkan ke rumah mertua saya. Namun, kiriman sudah dibuka, bahkan segel pada dus smartwatch sudah dibuka juga.

Saya coba laporkan kembali kepada pihak managemen DHL, namun respon yang saya dapat sama sekali tidak ada kata maaf, dan hanya menyebutkan feedback sudah disampaikan kepada kurir, agar tidak terulang di masa depan.

FYI, isi barang kiriman adalah barang elektronik dari GearBest sebuah online marketplace asal Hongkong.
Saya ditugaskan membuat video unboxing, hands-on, dan review-nya oleh GearBest.

Akibat kelalaian DHL Indonesia ini, saya tidak bisa membuat video unboxing-nya yang artinya membuat saya tidak dapat memenuhi komitmen saya kepada GearBest.com.

Nyata sekali bahwa dalam kasus ini saya saja yang menjadi pihak yang dirugikan. DHL Indonesia menganggap yang penting ke depannya saja tidak terulang, sementara yang sudah terjadi ya sudah, tidak bisa dipertanggungjawabkan.

kiriman sudah tersobek:


alamat tercoret:


respon DHL:


Beginilah nasib konsumen di Indonesia gan, miris.