- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penyakit Menakutkan akibat "Malas Sikat Gigi"
TS
r.c.t.i.o.k
Penyakit Menakutkan akibat "Malas Sikat Gigi"
Quote:
Spoiler for Malas Sikat Gigi, Hati-hati Disfungsi Ereksi:
Quote:
Penyakit gusi ternyata mampu meningkatkan risiko disfungsi ereksi tiga kali lebih tinggi dibanding pria yang memiliki gusi sehat. Dan penyakit gusi ini salah satunya disebabkan malas sikat gigi.
Hal ini berdasarkan penelitian terbaru sejumlah ahli dari Turki, yang dilaporkan oleh DailyMail dan dikutip Antara.
Para ilmuwan asal Turki membandingkan 80 pria usia 30 hingga 40 tahun dengan masalah disfungsi ereksi, dengan 82 pria yang tidak mengalami masalah serupa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 53 persen pria yang mengalami masalah disfungsi ereksi ternyata juga mengalami radang gusi.
Saat hasil penelitian ini dicocokkan dengan berbagai faktor lain seperti usia, indeks massa tubuh, pendapatan, dan tingkat pendidikan, pria dengan penyakit periodontal yang parah 3,29 persen cenderung mengalami masalah disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria bergusi sehat.
Pemimpin penelitian dari Inonu University Turkey, Dokter Faith Oguz, mengatakan bahwa masalah disfungsi ereksi alias impotensi adalah masalah kesehatan yang dialami oleh sekitar 150 juta pria. Mereka yang mengidapnya mengaku perubahan kualitas hidup pria tersebut beserta pasangannya.
"Faktor fisik memang mencapai dua per tiga dari seluruh kasus, namun sebagian besar disebabkan oleh pembuluh darah, masalah psikologis seperti depresi dan stes," ujar Oguz.
Ogus menjelaskan penyakit periodontitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri buruk yang mendominasi area gusi dan menyebabkan peradangan.
"Banyak penelitian melaporkan bahwa periodontitis akut dapat memicu penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah sperti jantung koroner, atau masalah disfungsi ereksi,"ujar Oguz.
Oguz menambahkan bahwa periodontitis serta disfungsi ereksi disebabkan oleh faktor risiko yang sama yaitu, penuaan, rokok, diabetes, dan penyakit arteri koroner. [URL="http://www..gatra.com/life-health/sehat/21879-malas-sikat-gigi-disfungsi-ereksi.html"]link[/URL]
Hal ini berdasarkan penelitian terbaru sejumlah ahli dari Turki, yang dilaporkan oleh DailyMail dan dikutip Antara.
Para ilmuwan asal Turki membandingkan 80 pria usia 30 hingga 40 tahun dengan masalah disfungsi ereksi, dengan 82 pria yang tidak mengalami masalah serupa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 53 persen pria yang mengalami masalah disfungsi ereksi ternyata juga mengalami radang gusi.
Saat hasil penelitian ini dicocokkan dengan berbagai faktor lain seperti usia, indeks massa tubuh, pendapatan, dan tingkat pendidikan, pria dengan penyakit periodontal yang parah 3,29 persen cenderung mengalami masalah disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria bergusi sehat.
Pemimpin penelitian dari Inonu University Turkey, Dokter Faith Oguz, mengatakan bahwa masalah disfungsi ereksi alias impotensi adalah masalah kesehatan yang dialami oleh sekitar 150 juta pria. Mereka yang mengidapnya mengaku perubahan kualitas hidup pria tersebut beserta pasangannya.
"Faktor fisik memang mencapai dua per tiga dari seluruh kasus, namun sebagian besar disebabkan oleh pembuluh darah, masalah psikologis seperti depresi dan stes," ujar Oguz.
Ogus menjelaskan penyakit periodontitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri buruk yang mendominasi area gusi dan menyebabkan peradangan.
"Banyak penelitian melaporkan bahwa periodontitis akut dapat memicu penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah sperti jantung koroner, atau masalah disfungsi ereksi,"ujar Oguz.
Oguz menambahkan bahwa periodontitis serta disfungsi ereksi disebabkan oleh faktor risiko yang sama yaitu, penuaan, rokok, diabetes, dan penyakit arteri koroner. [URL="http://www..gatra.com/life-health/sehat/21879-malas-sikat-gigi-disfungsi-ereksi.html"]link[/URL]
Spoiler for Malas Sikat Gigi? Awas Kena Serangan Jantung!:
Quote:
Apa Anda yakin sudah menyikat gigi dengan benar? Menurut penelitian, cara menyikat gigi yang salah dapat menyebabkan masalah jantung yang fatal.
Hal tersebut dikarenakan bakteri yang tidak tersapu dapat berkeliaran di mulut dan menyebabkan penggumpalan darah yang berakibat pada munculnya infeksi endokarditis. Para peneliti menjelaskan bahwa bakteri bernama streptokokus gordonii dapat masuk ke peredaran darah melalui gusi yang berdarah.
Apabila sudah berada di dalam aliran darah, bakteri tersebut akan membekukan atau membuat gumpalan darah. Darah yang menggumpal itu menjadi rumah bagi streptokokus gordonii untuk bersembunyi dan berlindung dari sistem kekebalan tubuh dan antibiotik.
Apabila gumpalan-gumpalan darah tersebut terdapat di katup jantung, mereka dapat menyebabkan infeksi endokarditis, infeksi pada selaput dan katup jantung. Infeksi ini cukup berbahaya, karena hanya dalam beberapa hari saja dapat berakibat fatal.
“Hasil penelitian ini memberi banyak kontribusi terhadap pemahaman kita mengenai hubungan kesehatan gusi dengan penyakit jatung. Hal ini juga menyadarkan kita tentang betapa pentingnya untuk menyikat gigi dua kali sehari,” ujar perwakilan dari British Dental Association, Professor Damien Walmsley.
Para ilmuwan asal Bristol University dan Royal College of Surgeon di Dublin, Irlandia, akan berusaha mengembangkan obat baru yang bisa mencegah penggumpalan darah untuk menghindari terjadinya endokarditis infektif. Selain itu, sebuah studi pada 2010 juga membuktikan bahwa ketidakbersihan mulut berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, serangan jantung dan stroke. Dery AP [URL="http://www..sehatnews.com/2012/03/30/malas-sikat-gigi-awas-kena-serangan-jantung/"]link[/URL]
Hal tersebut dikarenakan bakteri yang tidak tersapu dapat berkeliaran di mulut dan menyebabkan penggumpalan darah yang berakibat pada munculnya infeksi endokarditis. Para peneliti menjelaskan bahwa bakteri bernama streptokokus gordonii dapat masuk ke peredaran darah melalui gusi yang berdarah.
Apabila sudah berada di dalam aliran darah, bakteri tersebut akan membekukan atau membuat gumpalan darah. Darah yang menggumpal itu menjadi rumah bagi streptokokus gordonii untuk bersembunyi dan berlindung dari sistem kekebalan tubuh dan antibiotik.
Apabila gumpalan-gumpalan darah tersebut terdapat di katup jantung, mereka dapat menyebabkan infeksi endokarditis, infeksi pada selaput dan katup jantung. Infeksi ini cukup berbahaya, karena hanya dalam beberapa hari saja dapat berakibat fatal.
“Hasil penelitian ini memberi banyak kontribusi terhadap pemahaman kita mengenai hubungan kesehatan gusi dengan penyakit jatung. Hal ini juga menyadarkan kita tentang betapa pentingnya untuk menyikat gigi dua kali sehari,” ujar perwakilan dari British Dental Association, Professor Damien Walmsley.
Para ilmuwan asal Bristol University dan Royal College of Surgeon di Dublin, Irlandia, akan berusaha mengembangkan obat baru yang bisa mencegah penggumpalan darah untuk menghindari terjadinya endokarditis infektif. Selain itu, sebuah studi pada 2010 juga membuktikan bahwa ketidakbersihan mulut berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, serangan jantung dan stroke. Dery AP [URL="http://www..sehatnews.com/2012/03/30/malas-sikat-gigi-awas-kena-serangan-jantung/"]link[/URL]
Spoiler for Malas Sikat Gigi Bisa Bikin Pikun:
Quote:
Rajin-rajinlah merawat gigi Anda. Sebuah riset mengungkap, menyikat gigi bisa membantu ingatan lebih tajam untuk tahun-tahun mendatang. Mereka yang menggosok gigi kurang dari satu kali sehari berpotensi 65 persen menderita demensia dibandingkan mereka yang menyikat gigi tiga kali sehari.
Demensia merupakan gangguan fungsi kognitif menyeluruh otak yang ditandai antara lain dengan gangguan fungsi memori. Biasanya diawali dengan memori jangka pendek lalu diikuti ingatan jangka menengah dan panjang. Demensia bersifat progresif dan biasanya sulit disembuhkan.
Gaya hidup tidak sehat diduga kuat memicu terjadinya demensia, salah satunya adalah kebiasaan malas menggosok gigi. Studi yang dilakukan para peneliti dari University of California menunjukkan hal tersebut. Studi itu diikuti 5.500 responden yang berusia lanjut dan diteliti selama lebih dari 18 tahun.
Annlia Paganini Hill, pemimpin riset tersebut mengatakan, kebiasaan membersihkan gigi dan mulut tidak hanya berasal dari pikiran. Kebiasaan membersihkan mulut juga mempengaruhi apakah seseorang berpotensi demensia atau tidak.
Penelitian yang menghubungkan kesehatan mulut dengan kondisi tubuh bukan yang pertama. Sebelumnya, telah muncul penelitian mengenai kesehatan gigi yang erat kaitannya dengan penderita penyempitan pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Penelitian lainnya menemukan para penderita Alzheimer, salah satu bentuk paling umum karena demensia, memiliki penyakit gusi akibat bakteri dalam mulut mereka lebih banyak daripada mereka yang tidak menderita Alzheimer. Bakteri penyebab penyakit gusi diperkirakan menyebabkan peradangan dan kerusakan ketika mencapai otak.
Dalam penelitian terbaru ini para ilmuwan melibatkan komunitas pensiunan di California. Para peneliti mengamati aktivitas para lansia yang berusia 52 - 105 tahun dengan rata-rata usia 81 tahun, mulai tahun 1992 - 2010.
Sebanyak 1.145 responden mengalami tanda-tanda demensia setelah pengamatan 18 tahun. 78 wanita mengaku jarang menyikat gigi sekali sehari di tahun 1992. Sebanyak 21 responden di antaranya mengalami demensia di tahun 2010 atau sekitar 1 dari 3,7 wanita. Mereka yang telah menyikat gigi minimal satu kali sehari memiliki tingkat kemungkinan lebih rendah. Sekitar 1 di antara 4,5 perempuan atau sekitar 65 persen kemungkinannya terkena demensia.
Jessica Smith dari Komunitas Alzheimer mengatakan ada sejumlah studi yang mengkaji peradangan disebabkan banyak faktor termasuk kesehatan gigi buruk dan demensia. Tapi, hasil penelitian ini belum sepenuhnya dipahami.
Amber Watts, yang mempelajari demensia di University of Kansas dan bukan bagian dari tim peneliti menambahkan, cedera pada kepala dan kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab paling sering hilangnya gigi pada orang dewasa. Salah satu dari hal ini bisa meningkatkan resiko demensia.
"Saya masih belum bisa menarik kesimpulan menyikat gigi pasti mencegah Anda dari penyakit Alzheimer," ujarnya,
Walau demikian, Watts menilai hasil studi ini bisa jadi langkah penting untuk memahami bagaimana kebiasaan menjaga kesehatan mulut bisa terhubung dengan demensia.
Paganini-Hill menarik kesimpulan, bila hubungan kedua hal ini akurat, maka ada hal-hal tertentu yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia sejak dini. Seperti membiasakan menjaga kesehatan mulut dan mencegah terlepasnya gigi. Bila gigi sudah lepas, sebaiknya mengenakan gigi palsu.[URL="http://banjarmasin..tribunnews.com/mobile/index.php/2012/08/23/malas-sikat-gigi-bisa-bikin-pikun"]link[/URL]
Demensia merupakan gangguan fungsi kognitif menyeluruh otak yang ditandai antara lain dengan gangguan fungsi memori. Biasanya diawali dengan memori jangka pendek lalu diikuti ingatan jangka menengah dan panjang. Demensia bersifat progresif dan biasanya sulit disembuhkan.
Gaya hidup tidak sehat diduga kuat memicu terjadinya demensia, salah satunya adalah kebiasaan malas menggosok gigi. Studi yang dilakukan para peneliti dari University of California menunjukkan hal tersebut. Studi itu diikuti 5.500 responden yang berusia lanjut dan diteliti selama lebih dari 18 tahun.
Annlia Paganini Hill, pemimpin riset tersebut mengatakan, kebiasaan membersihkan gigi dan mulut tidak hanya berasal dari pikiran. Kebiasaan membersihkan mulut juga mempengaruhi apakah seseorang berpotensi demensia atau tidak.
Penelitian yang menghubungkan kesehatan mulut dengan kondisi tubuh bukan yang pertama. Sebelumnya, telah muncul penelitian mengenai kesehatan gigi yang erat kaitannya dengan penderita penyempitan pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Penelitian lainnya menemukan para penderita Alzheimer, salah satu bentuk paling umum karena demensia, memiliki penyakit gusi akibat bakteri dalam mulut mereka lebih banyak daripada mereka yang tidak menderita Alzheimer. Bakteri penyebab penyakit gusi diperkirakan menyebabkan peradangan dan kerusakan ketika mencapai otak.
Dalam penelitian terbaru ini para ilmuwan melibatkan komunitas pensiunan di California. Para peneliti mengamati aktivitas para lansia yang berusia 52 - 105 tahun dengan rata-rata usia 81 tahun, mulai tahun 1992 - 2010.
Sebanyak 1.145 responden mengalami tanda-tanda demensia setelah pengamatan 18 tahun. 78 wanita mengaku jarang menyikat gigi sekali sehari di tahun 1992. Sebanyak 21 responden di antaranya mengalami demensia di tahun 2010 atau sekitar 1 dari 3,7 wanita. Mereka yang telah menyikat gigi minimal satu kali sehari memiliki tingkat kemungkinan lebih rendah. Sekitar 1 di antara 4,5 perempuan atau sekitar 65 persen kemungkinannya terkena demensia.
Jessica Smith dari Komunitas Alzheimer mengatakan ada sejumlah studi yang mengkaji peradangan disebabkan banyak faktor termasuk kesehatan gigi buruk dan demensia. Tapi, hasil penelitian ini belum sepenuhnya dipahami.
Amber Watts, yang mempelajari demensia di University of Kansas dan bukan bagian dari tim peneliti menambahkan, cedera pada kepala dan kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab paling sering hilangnya gigi pada orang dewasa. Salah satu dari hal ini bisa meningkatkan resiko demensia.
"Saya masih belum bisa menarik kesimpulan menyikat gigi pasti mencegah Anda dari penyakit Alzheimer," ujarnya,
Walau demikian, Watts menilai hasil studi ini bisa jadi langkah penting untuk memahami bagaimana kebiasaan menjaga kesehatan mulut bisa terhubung dengan demensia.
Paganini-Hill menarik kesimpulan, bila hubungan kedua hal ini akurat, maka ada hal-hal tertentu yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia sejak dini. Seperti membiasakan menjaga kesehatan mulut dan mencegah terlepasnya gigi. Bila gigi sudah lepas, sebaiknya mengenakan gigi palsu.[URL="http://banjarmasin..tribunnews.com/mobile/index.php/2012/08/23/malas-sikat-gigi-bisa-bikin-pikun"]link[/URL]
Diubah oleh r.c.t.i.o.k 09-12-2012 15:58
0
2.8K
Kutip
24
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan