Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kmachmudAvatar border
TS
kmachmud
Hanya Tamat kelas 4 SD sukses buat Aplikasi Android
Namanya Henry Jufri namun saya mengenalnya di media sosial dengan nama Henry Jie. Tidak banyak selama ini yang tahu bahwa ialah developer salah satu aplikasi di android. Aplikasi dengan label Educraft yang salah satunya adalah Belajar Huruf Angka dan Balita telah melimpahinya rezeki lebih dari seribu dolar hanya dalam waktu satu bulan. Dan jumlah ini akan terus bertambah.

Tapi tak banyak pula yang menyangka bahwa dibalik “kejeniusannya” itu ada banyak cerita keterpurukan demi keterpurukan yang telah dijalaninya.

Siang itu (03/09/2015) saya tidak menyangka akan menjumpainya di Makassar. Sebab, sejak heboh di media sosial sosok Henry mulai ramai dibincangkan tidak hanya di dunia maya saja sebuah stasiun televisi juga mulai tertarik menampilkan sosok yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 SD itu. Apalagi di media sosial pula saya melihat ia sedang berada di Jakarta karena akan mengisi salah satu program televisi.


Maka, ketika saya tiba di sebuah kantor di Makassar dan tiba-tiba tatapan saya seperti melihat sosok Henry. Dan memang betul dialah Henry Jie yang saya kenal di FB itu. Senyumnya bagi saya selalu khas, meski saya melihat pancaran matanya yang sudah terbiasa melalui hidup yang keras.

“Saya Kang Arul,” saya memperkenalkan diri lebih dahulu,”kita sudah berteman di Facebook.”

Kening lelaki berbaju putih dengan balutan jeans itu tersenyum pelan. Kemudian berpikir sejenak, “Kang Arul ya,” katanya sembari menyalami saya. Saya pun menyalaminya dan langsung berfoto bersama. Foto itu segera saya unggah di Facebook dan tak lama Henry langsung berkomentar senangnya bertemu dengan “mastah blogger”, demikian menyebut saya.

Ternyata saya tidak sendiri, ada beberapa orang yang saat itu juga bertemu dengannya. Maka, karena sudah membajak cukup lama untuk sekadar berfoto, kami pun sama-sama masuk ke dalam ruangan.

“Saya harus menceritakan semuanya dari awal.” Begitu kalimat tegas, namun santun, yang disampaikannya.

“Saya mulai ngeblog, belajar juga marketing di internet sampai akhirnya saya bergabung dan belajar membuat aplikasi. Tapi, saya disarankan untuk membeli peralatan seperti komputer. Maka belilah saya laptop seharga 800 ribu rupiah dengan ram 1 gigabyte.”

“Saya mulai belajar photoshop. Saya mulai tekun setiap pulang memanggul dari pelabuhan browsing di internet. Membeli source code atau semacam template game kemudian saya modifikasi. Dan untuk masuk berjualan ke aplikasi di Google Play saya harus membeli akun seharga sekitar 350 ribu.”

Tiba-tiba seperti ada medung yang menggelayut di atas kepala Henry. Suaranya mulai tersekat. Sepertinya perjuangan keras sejak tahun 2012 itu masih melekat jelas detail demi detail di kepalanya.



“Akun pertama saya di Google Play di banned, karena ada persoalan hak cipta,” suaranya mulai diam agak lama. Ada pantulan sinar lampu terasa mata yang sudah terlapir air itu, “saya tidak tahu orang lain, tapi bagi saya yang bekerja sebagai buruh panggul di pelabuhan uang sebesar 350 ribu itu...,” Henry terbiam sejenak, “ 350 ribu itu sangat berarti.”

Dan seolah-olah beban itu seperti keluar dari rongga dadanya. Ia mencoba tersenyum, tapi semua orang di ruanga itu tentu tahu apa yang dirasakan di dalam hati lelaki itu. Lelaki yang berdiri dengan kedua kakinya sendiri, yang berusaha dengan kedua tangannya, yang berani bermimpi dan lebih berani lagi mewujudkan mimpi-mimpi itu, dan yang lebih penting lagi ia berani membuktikan itu kepada orang-orang di sekitar yang selama ini tidak percaya dan mengejek dirinya.

Kesuksesan awal ini bukanlah tanpa kerikil dan duri. Banyak orang, termasuk rekan-rekan yang tidak percaya dengan mimpi Henry. Apalagi melihat seorang tamatan SD yang berkutat malam dengan komputer dan sejak pagi-sore menjadi buruh angkut barang di pelabuhan.

“Merenung. Banyak menampung ejekan-ejekan teman-teman. Saya jadikan motivasi saya mau buktikan kepada mereka bahwa mereka salah,” mata lelaki itu masih terlihat sisa-sisa air bening yang menyelimuti, “mereka salah... maka akhirnya saya bisa buktikan sekarang. Dulunya mereka mengejek saya,” suaranya terasa mencekat.

Henry pun meneruskan bahwa ia tidak menyerah. Malah ia mengambil langkah nekat. Laptop 800 ribu yang dibeli dari bayaran kuli panggul dan bantuan dari saudara ia jual untuk meningkatkan perangkat ke laptop yang memiliki ram lebih tinggi.

“Dalam beberapa bulan saya sudah lebih dari tiga kali akun saya di Google Playstore dicekal. Tapi saya belajar dan terus belajar untuk mengetahui apa yang dibutuhkan. Saya melakukan riset, termasuk mengetahui aplikasi apa yang banyak diunduh di sebuah negara.”



 

Belajar Huruf Angka dan Balita merupakan salah satu aplikasi yang diminati oleh pengunduh di layanan aplikasi perangkat telepon berbasis Android. Game ini merupakan panduan belajar huruf dan angka. Tidak hanya itu, setiap huruf dan angka disertai dengan pengucapan sehingga mempermudh anak untuk mengetahui bunyi huruf.

Di pemainan aplikasi Android itu pula ada latihan menulis dengan mengikuti garis dan arahnya. Ini memudahkan anak-anak yang baru belajar menulis. Aplikasi yang hanya berukuran 6,92 megabyte ini telah sampai ke versi 4.0 dan diperbarui terakhir pada 7 Juli 2015 lalu.



Versi pembaruan ini menambahkan pula belajar mengenal hewan dan buah, mengenal angka dengan jari tangan, mengenal hari dan bulan, penambahan fitur panduan penulisan huruf dan angka, penambahan suara pada tiap karakter huruf dan angka, dan juga gambar-gambar visual yang lucu.

Berapa yang sudah mengunduhnya? Dalam catatan aplikasi di Google Playstore telah lebih dari 100 ribu pengunduh.

“Setelah gagal satu akun, saya membuat akun lagi, “ katanya, “istilahnya saya tidak ingin masuk ke dalam lobang yang sama. Saya tetap melakukan riset apalagi bagi saya mendapatkan uang sebesar 350 ribu itu harus bekerja selama 2 sampai 5 hari. Kadang dalam sehari saya hanya dapat 20 ribu saja.”

Ya, akhirnya sebuah aplikasi itu berhasil memberikan sesuatu. Henry mulai mendapatkan jerih payah dari pekerjaannya. Sampai Juni 2015 sejak aplikasi ini tayang di akhir 2014 lalu setiap bulannya ia kerap mendapatkan penghasilan sekitar 100 dolar lebih atau dua juta.

“Baru pada Juli-Agustus 2015 ini saya mendapatkan seribu dolar lebih. Ketika saya cairkan dengan WO (Western Union .red) di kantor pos saya dapat sekitar 16 juta.”

Mendengar itu saya tersenyum. Rasanya saya turut menikmati kegembiraan dari jerih payah yang luar biasa tersebut.

“Kuncinya jangan selalu memandang dari luarnya saja, jangan meremehkan orang, jangan merendahkan orang. Buat saya kemampuan itu di atas langit masih ada langit. Jangan cepat puas dan masih terus belajar.”

Lalu, apa mimpi Henry selanjutnya?

“Saya ingin memiliki pusat pengembangan aplikasi seperti game ini. Saya ingin orang-orang yang kesusahan mencari uang bisa dididik di pusat ini dan bisa menghasilkan.”

Begitulah impian sederhana Henry. Impian yang tidak untuk dirinya sendiri, tetapi akan ia sebar untuk orang lain juga.

Sore mulai beranjak. Sinar matahari yang memerah saga menembus kaca ruang dari samping saya berdiri.

Saya berdoa untuk mimpi itu....

Sore itu kami pun berpisah dengan saling melempar senyum.

Ini adalah sebuah cerita yang saya dapatkan hari ini di Makassa. Sebuah cerita yang akan saya ceritakan ulang kepada anak-anak saya nanti. Cerita tentang mimpi yang tak mustahil bisa diraih... asal kita percaya.

Makassar, 03-09-2015 | dosengalau.com
Diubah oleh kmachmud 04-09-2015 03:36
0
4.5K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan