Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mata007hatiAvatar border
TS
mata007hati
Catat! Tak Perlu Rekonsiliasi dan Minta Maaf dengan PKI. Inilah Bacaan Sejarahnya


Tengoklah sejarah bagaimana kejamnya PKI. Tengok. Di bulan September ini menjadi bulan yang bersejarah dalam pergerakan kekejaman PKI. Inilah bulan ketika tragedi pemberontakan Madiun di bulan September 1948 bercampur dan berkait kembali dengan Peristiwa 30 September 1965.

Rentetan peristiwa pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965 saling terkait. Berbicara peristiwa 1965 diceraikan dari peristiwa 1948. Dengan memandang terpisah seperti ini, maka kita akan kesulitan memandang peristiwa 1965, dan eksistensi komunisme di Indonesia secara utuh.
Sebagaimana diketahui. Masa-masa diantara 1948 dan 1965 yang mungkin luput dari benak kita. Masa-masa diantara ketika para tokoh komunis yang telah rebah diantara reruntuhan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta pengikutnya, kemudian bangkit kembali dari reruntuhan yang berserakan itu.

Mereka dapat berdiri kembali diantara serpihan-serpihannya dan kelak menjadi salah satu kekuatan politik yang berpengaruh di Indonesia.Bangkitnya Partai Komunis Indonesia, tak serta merta membuat mereka berlalu meninggalkan peristiwa 1948.Namun mereka menuliskan kembali peristiwa 1948 dengan penafsiran mereka sekaligus menggugat pihak-pihak yang terkait.

Tragedi Madiun 1948 tentu saja tak bisa lepas dari aktor-aktor disekeliling peristiwa tersebut. Sorotan tak bisa dilepaskan dari nama besar Musso sebagai tokoh komunis yang kembali dari perantauannya selama lebih dari 20 tahun di Moskow. Musso yang melarikan diri dari dampak pemberontan tahun 1926, kembali ke Indonesia dalam panggung aliran politik komunis.

Haluan PKI yang semula berpegang pada garis Dimitrov -yang membuka peluang untuk bekerja sama dengan kaum liberal kapitalis untuk menghadang kaum fasis- digantikan dengan haluan Zhadhanov, yang memutus hubungan dengan kaum liberal-kapitalis dan berkiblat pada Soviet sebagai kekuatan anti imperialis. (Himawan: 1994) Musso, dengan berpegang pada garis Zhadhanov membuka jalan baru di Republik Indonesia, seperti yang ia kemukakan dalam tulisannya,

“Negara Soviet Uni sebagai tenaga anti kapitalis-imperialis jang terbesar dan terkuat harus dipandang sebagai pangkalan, sebagai pelopor daripada semua perdjuangan anti-imperialis diseluruh dunia. Sebab hanja ada dua golongan di dunia jang berhadapan dan berlawanan satu sama lainjna, jaitu golongan imperialis dan golongan anti-imperialis.”(Musso: 1953).

Sejarah kemudian mencatat Musso menyatukan kelompok-kelompok komunis dalam satu wadah bernama Partai Komunis Indonsia (PKI). PKI melaju kencang menhantam pihak yang mereka sebut sebagai antek imperialis dan kolonialis.

Dalam buku lubang-lubang pembantaian. Dalam penjelasan Budayawan Taufik Ismail mengatakan saat Musso kembali ke Indonesia dari Rusia. Kemudian Musso menyiapkan lubang khusus untuk disiapkan untuk membantai para kiai, ustadz dan santri-santri pesantren. Saat itu dikumpulkan kiai, ustadz, dan santri yang kemudian diikat, dan disembelih oleh PKI dengan kejamnya. Kemudian jenazahnya dimasukkan kedalam lubang yang dibuat PKI.

Seperti yang terjadi di Pesantren Sabilil Muttaqien atau Pesantren Takeran.Umat Islam dihabisi satu persatu menuju lubang-lubang pembantaian.Aksi jagal ini tetap terekam dalam benak para korban hingga puluhan tahun kemudian.(Tim Penyusun Jawa Pos: 1990) Maka tak heran jika kelompok umat Islam tetap memandang PKI, yang bangkit kembali dibawah Aidit, sebagai ancaman bagi mereka.

Untuk gerakan PKI tahun 1965. PKI awalnya kembali bangkit dipelopori oleh Alimin, tokoh gaek komunis di Indonesia.Namun kedudukannya di PKI tak berlangsung lama.Gerak tokoh muda seperti Aidit, Lukman, Njoto dan Sudisman, berhasil menggeser Alimin dari tampuk kepemimpinan partai. Melalui agitasi, organisasi massa dan mobilisasi, mereka berhasil menjadikan PKI salah satu kekuatan politik besar di tanah air. (Subhan:1996).

Melihat dari kekejaman PKI dalam sejarah di Indonesia. Sudah sepantasnyalah kita tidak melakukan rekonsiliasi, dan apalagi meminta maaf ke keluarga PKI. Yang jelas pemberontaknya adalah PKI. Kenapa negara yang harus minta maaf.

PKI adalah bahaya laten di NKRI. Tak pantas setitik pun ideologi PKI masuk Indonesia.
0
5.7K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan