- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Akhirnya Jokowi Bantah Pernah Bilang September Ekonomi Meroket
TS
dado.
Akhirnya Jokowi Bantah Pernah Bilang September Ekonomi Meroket
Quote:
Presiden Joko Widodo membantah jika dirinya pernah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan meroket pada bulan September.
Menurutnya, yang ia maksudkan meroket saat itu adalah harga-harga, bukan pertumbuhan ekonomi. Hal itu disampaikan Jokowi di Qatar, baru-baru ini.
Ia juga menyesalkan videonya telah dipotong-potong sedemikian rupa sehingga terkesan Jokowi mengatakan ekonomi meroket.
“Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet.
Dipotong pas kata-kata ‘meroket-meroket’ terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket.
Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket,” kata Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, Senin (14/9/2015) malam seperti dikutip Detik.
Tak urung, pernyataan Jokowi membantah kata-katanya sendiri yang telah banyak ditulis media dan terekam di Youtube itu memancing kekesalan netizen.
Tidak sedikit netizen yang mencap Jokowi sebagai pembohong.
“Parah ini orang ngeles nya ga tau lagi dah mau bilang apa lagi,” kata Arie.
“Presiden kok tukang bohong… #shameonyouJOK,” tambah Goesci.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan sejumlah wartawan, Jokowi mengatakan :“Jadi seperti yang sudah kita perkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di semester satu kira-kira 4,7. Ini kita harapkan mentok. Thek. Kemudian, pada semester dua itu mulai merangkak naik.
Karena memang berhubungan dengan serapan anggaran, baik di APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota. Biasanya memang bergeraknya, saya kan pernah, di kota pernah, di provinsi pernah, ya kan ya.
Bergeraknya memang biasanya baru di bulan Juni. Juli itu baru mulai. Nanti mulai agak meroket itu September, Oktober. Pas Nopember Desember gini (sambil tangannya bergerak ke atas mengisyaratkan gerakan roket)
http://kupang.moral-politik.com/inde...onomi-meroket/
Saat Jokowi Bandingkan Ekonomi RI 1998 dengan 2015 di Qatar
Presiden Jokowi saat kunjungan ke Timur Tengah
Doha - Kondisi ekonomi Indonesia saat ini terus menjadi sorotan masyarakat karena, salah satu penyebabnya adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun membandingkan kondisi ekonomi saat ini dengan masa krisis moneter (krismon) pada tahun 1998.
"Yang jelas bahwa ini jadi tantangan terberat negara kita saat ini sama seperti negara lain. Politik baik, keamanan baik, tapi ekonomi kita dapat tekanan. Kalau dibanding negara lain juga kita masih baik.
Kalau perrtumbuhan ekonomi kita masih 4,7% yang lain bisa turun 1,5%," kata Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, tadi malam (14/9/2015).
Tentu saja masyarakat Indonesia di luar negeri, termasuk Qatar ikut khawatir dengan kondisi seperti ini. Tetapi Jokowi meminta masyarakat terus optimistis dan terus berkarya.
"Kemudian ada yang banding-bandingkan dengan kondisi tahun 1998 karena harga dolar AS sampai Rp 15.000-16.000. Ya beda lah. Kalau tahun 1998 itu kan berangkat dari angka Rp 1.800 jadi naiknya banyak. Tapi kalau sekarang kan saya berangkatnya dari angka Rp 12.500," kata Jokowi.
Menurut dia salah satu penyebab mengapa RI terdampak oleh harga penguatan dolar AS karena terlalu banyak impor dan tidak diimbangi ekspor. Ada pula oknum-oknum yang sengaja mendorong agar keran impor diperlebar.
Padahal kalau produk dalam negeri dikedepankan dan perputaran uang dalam negeri lancar, maka rupiah akan kuat. Mungkin memang terkesan terlambat, tetapi pembangunan infrastruktur bertujuan untuk memperlancar ekonomi masyarakat.
"Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet.
Dipotong pas kata-kata 'meroket-meroket' terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket.
Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket," ungkap Jokowi.
http://m.detik.com/finance/read/2015...-2015-di-qatar
Bilang “Ekonomi Meroket September” Pelintiran Media, Netizen Bilang Jokowi Ngeles Kek Bajaj
Eramuslim.com – Indonesia benar-benar tengah memerankan sinetron “Presiden Yang Tertukar”.
Rakyat Indonesia yang ratusan juta ini bisa jadi dianggap bodoh semua.
Masih segar dalam ingatan, Rabu, 5 Agustus 2015, di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengatakan jika ekonomi mulai meroket bulan September.
Jokowi mengatakan pertumbuhan pada semester kedua mulai merangkak naik karena berhubungan dengan penyerapan anggaran, baik APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota.
“Saya kan pernah memimpin di kota dan provinsi. Bergeraknya biasanya baru di Juni 2015 atau Juli 2015.
Mulai agak meroket September-Oktober di 2015. Nah, pada November angkanya itu bisa begini,” kata Jokowi seraya menjulurkan tangannya naik ke langit, dilansir Metrotvnews.
Namun dalam sebuah laman yang diberitakan Detikcom (15/09), Jokowi membantah telah menyebutkan ekonomi meroket di bulan september.
Jokowi mengklaim pemberitaan yang ada cuma mengedit dan memelintir pernyataannnya.
“Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet. Dipotong pas kata-kata ‘meroket-meroket’ terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket.
Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket,” ungkap Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, (14/9) seperti dilansir Detikcom.
Padahal pernyataan ekonomi meroket September diekspos oleh media mainstream yang oleh sebagian kalangan dianggap kelompok jokowiyah sendiri, seperti Kompas, Metrotvnews dan Beritasatu dan masih banyak lagi yang bukan saja dalam bentuk berita tertulis, namun juga rekaman video.
Pernyataan Jokowi membantah pernyataannya sendiri menuai kritik dari para nettizen.
“JOKOWI benar benar sudah menganggap rakyatnya sendiri bodoh.
Padahal dia sendiri yang ngomong meroket, lalu dia sendiri yang membantah.
Padahal bukti sudah menunjukan kalau congor Jokowi ngomong meroket. Congor oh Congor. Congor Jokowi memang tak bertulang… ,” ujar tso-s4 di Detik Forum
“Kali ini kami harus jujur mengatakan anda berbohong bapak Presiden. Ada videonya, ada pula beritanya tertulisnya,” pungkas akun @PartaiSocmed, Rabu (16/9/2015) sekaligus melampirkan kliping berita dari Kompas berikut ini.
“roket september berubah jadi roket pelintir.. kata orang yg lagi kumat ayan di Qatar tadi,” tulis akun @raharjant.
“ngeless kek bajay, kelas presiden kok begono,” sindir akun @dianamasayu3. (rd)
http://m.eramuslim.com/berita/nasion...-kek-bajaj.htm
___________________________________
Berita Sebelumnya :
Rabu, 5 Agustus 2015 | 19:23 WIB
Jokowi : Mulai September, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Meroket
Presiden Joko Widodo memberikan gambaran makro ekonomi Indonesia dalam silaturahmi dengan dunia usaha di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015). Dalam acara tersebut, Presiden berdiskusi terkait tantangan ekonomi bersama 400 ekonom yang merupakan bagian dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015 akan berada di level 4,67 persen. Dia yakin angka itu akan melambung jauh pada semester kedua mulai bulan September.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).
Dia menganggap lambatnya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal kedua ini karena serapan anggaran baik di tingkat pusat maupun daerah yang belum tersalurkan. Selain itu, ada juga faktor eksternal yang membuat negara-negara lain termasuk Indonesia mengalami perlambatan.
Namun, memasuki semester kedua, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Saat ditanyakan apakah pemerintah optimistis hingga akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai lebih dari 5 persen, Jokowi belum bisa memastikan.
Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dipengaruhi banyak faktor.
"Banyak hal yang pengaruhi. Bukan hanya masalah serapan anggaran saja, tapi jugaspending dari BUMN, belanja dari swasta. Itu pengaruh sekali. Jadi kalau bertanya seperti itu, jawabannya pada akhir Desember," kata Jokowi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2015 mencapai 4,67 persen secara tahunan. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan-I 2015, yakni 4,72 persen, dan triwulan II-2014, yakni 5,03 persen.
BPS menyebutkan, pertumbuhan pada triwulan II melambat karena dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas, baik migas maupun nonmigas. Misalnya, harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan, dan gula cenderung menurun pada triwulan kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium, dan timah juga mengalami penurunan secara global.
Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung stagnan, bahkan melemah, seperti Amerika Serikat yang melemah dari 2,9 persen pada triwulan-I 2015 menjadi 2,3 persen pada triwulan-II 2015, serta Tiongkok yang stagnan pada posisi pertumbuhan 7 persen.
Selain itu, ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate juga menjadi penyebab lemahnya kondisi ekonomi.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...a.Akan.Meroket
Jokowi : Pertumbuhan Ekonomi Meroket Mulai Bulan September
Rabu 5 Agustus 2015 | 18:28
Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan meroket mulai bulan September dan akan mencapai titik kulminasi pada November mendatang.
Optimisme itu diungkapkan Kepala Negara seiring meningkatkan penyerapan anggaran baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah .
serta pada semester kedua mulai merangkak naik karena berhubungan dengan penyerapan anggaran, baik APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Saya kan pernah memimpin di kota dan provinsi. Bergerak biasanya baru di bulan Juni dan Juli.
Mulai agak meroket pada September, Oktober, dan puncaknya pada November,” kata Kepala Negara di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8).
Dia mengatakan, pemerintah mulai tahun depan akan mengubah mekanisme penyerapan anggaran sehingga selama periode Januari hingga Juni akan ada uang beredar.
“Mestinya seperti itu,” katanya.
Disebutkan, kalau pun pada semester pertama pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 4,7%, kondisi itu terjadi karena faktor eksternal.
“Tetapi memang sekarang ini ada faktor eksternal yang mempengaruhi ekonomi kita. Dan semua negara memang kondisinya mirip,” ujar dia.
http://m.beritasatu.com/ekonomi/2967...september.html
Diubah oleh dado. 19-09-2015 03:39
0
53.3K
Kutip
575
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan