mpekeAvatar border
TS
mpeke
Bahaya Penggunaan UANG KERTAS
Selamat siang,, selamat datang, selamat menyimak,
Mudah-mudahan dengan munculnya tulisan ini, kita semua menjadi sadar fenomena berkaitan dengan uang kertas, terlebih lagi bahwa peredaran uang kertas sangatlah berbahaya karena akan merugikan banyak pihak dan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.

Jika kebetulan ente-ente yang membaca tulisan ini seorang pakar ekonomi ataupun yang sekolah/kuliahnya ngambil jurusan ekonomi dan sejenisnya, dengan segala kerendahan hati ane minta maaf jika dalam paparan ane dibawah ini sedikit keliru/salah. Begitupun jika istilah-istilah yang ane gunakan tidak sesuai dengan bidang ilmu ekonomi atau sejenisnya. Ane siap menerima kritik-kritikan yang sifatnya meluruskan, membangun, dst demi menambah pengetahuan ane.

Tulisan ini terinspirasi dari berita-berita dimedia massa seputar nilai kurs rupiah yang akhir-akhir ini terus melemah. Lalu muncul pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dibenak ane. Kenapa bisa terjadi? Kenapa uang dollar seakan menjadi raja diraja di jagat raya ini. Apakah penyebabnya? bagaimana solusinya? etc.

==================
**Bahaya Penggunaan Uang Kertas*
==================
Banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya ketika sebuah negara mengeluarkan kebijakan berupa menjadikan KERTAS (uang) sebagai alat tukar, maka saat itu lah awal dimulainya PERAMPOKAN yang dilakukan negara kepada rakyatnya.

Bisa anda bayangkan, barang dan jasa (kekayaan) yang diperoleh oleh rakyat dengan SUSAH PAYAH dengan mudahnya ditukar dengan kertas.

Anologi nya kayak gini:

Misalnya ente punya sumber daya yah anggap saja Kebun Kopi seluas 10 hektar. Lalu ane datang menukar (membeli) kebun kopi ente tersebut dengan tumpukan kertas. Gimana..??? Yups benar, dugaanmu benar sekali, ketidakadilan nya terlihat sekali.
Jadi seperti itulah perilaku produsen uang kertas dengan uang kertas nya namun banyak diantara kita tidak menyadirinya.

Amerika pun dengan Uang Dollar nya berprilaku seperti itu, ketika AS butuh uang, mereka tinggal mencetak Kertas Dollar maka kekayaan negara lainpun di raup dengan mudah.

Selama mata uang Dollar dijadikan alat transaksi internasional, selama itu pula AS tidak akan pernah bangkrut. Atau selama itu pula mereka dengan mudah maraup kekayaan negara-negara lain hanya dengan ditukar dengan kertas-kertas dollar mereka.

Makanya tidak heran mereka-mereka yang sudah menyadari hal ini berusaha keluar dari cengkraman dollar yang menjajah mata uang mereka. Contohnya negera-negera eropa sudah sepakat menggunakan alat transaksi sesamanya dengan mata uang mereka sendiri, yaitu euro.

Ketika Negara (produsen uang kertas) membutuhkan barang/jasa atau hendak membayar hutang maka Negara tidak perlu bersusah payah seperti rakyat, negara cukup mencetak kertas (uang) dengan biaya sangat murah maka barang dan jasa pun akan diperoleh. betul-betul TRIK sangat mendatangkan Laba yang cukup besar.

=============
SEJARAH UANG KERTAS.

Sebelum menggunakan uang kertas, dulu manusia menggunakan kepingan uang logam (koin) sebagai alat transaksi jual beli. Koin tsb ada yang berbahan emas maupun perak. Karena dirasa tidak nyaman dan tidak aman, munculnya ide mengganti koin tsb dengan kertas untuk alat transaksi.
Tidak nyamannya adalah koin2 yang terlalu banyak untuk dibawa kemana-mana, dan juga bahan2 mentah koin berupa perak dan emas sudah susah di dapatkan. Tidak amannya kadang rawan perampokan di tengah jalan.

Dimulainya kertas sebagai alat tukar, prosesnya MIRIP dengan PENGGADAIAN. Kenal penggadain kan? Itu loh tempat minjam uang, tapi pake jaminan berupa barang,
Ente punya barang (banyakannya seh emas) lalu menjaminkannya di penggadain. Pihak Penggadaian mengeluarkan ''Kertas Tanda Bukti'' (ane singkat aja jadi KTB ya) penyimpanan barang yang akan ente pegang. Nilai yang tertera dalam KTB tersebut SAMA DENGAN nilai barang (emas) yang ente jamin kan.

Nah.. Proses awal munculnya uang kertas sebagai alat tukar seperti itulah adanya. Bedanya, kalau pada penggadaian Kertas Tanda Bukti (KTB) tersebut tidak bisa dipakai untuk transaksi jual beli, tapi pada sejarah awal muncul nya uang kertas KTB itu lah yang dinamakan UANG KERTAS.


SYARAT MENCETAK UANG KERTAS.

Jika ada lembaga/pihak/negara yang ingin memproduksi Uang Kertas maka mereka harus memiliki ''jaminan'' berupa barang (emas) yang nilainya setara dengan uang kertas yang diproduksinya.
Kalau gak salah biasanya disebut CADANGAN EMAS, (mohon dikoreksi kalau istilah yang ane sebut salah.)

Jadi sebenarnya yang memiliki nilai itu BUKAN uang kertas nya, melainkan EMASnya.

Jika di ibaratkan penggadain diatas, pada saat penggadaian mengeluarkan KTB penyimpanan barang maka penggadaian harus memiliki sejumlah barang jaminan (emas) yang terdapat dalam gudang kantor mereka yang nilai nya setara dengan nilai KTB yang mereka keluarkan. Benar tidak??

Oke lanjut...

===

MASALAH.

Dalam perjalanannya ternyata pihak yang memproduksi (dalam hal ini Negara) uang kertas tidak lagi menyeimbangkan antara nilai uang kertas yang diproduksi nya dengan nilai cadangan emas yang di miliki.

Bank ataupun negara terus saja memproduksi uang kertasnya yang pada akhirnya jumlah uang yang beredar jauh lebih banyak.
Yang pada akhirnya dapat ditebak apa yang akan terjadi?? Yaitu Peredaran uang kertas terlampaui banyak, kalau gak salah peristiwa semacam ini dinamakan INFLASI.(sekali lagi kalau salah dikoreksi ya)

Ketika negara mengalami Inflasi, saat itulah kekayaan rakyat benar-benar di rampok habis-habisan, bentuk perampokan itu benar-benar nyata, terasa sekali, namun tidak terlihat sama sekali.

Uang kertas yang telah beredar ditangan rakyat sudah tidak lagi memiliki nilai (nominal) yang setara dengan nilai cadangan emas (riil). Nilai uang kertas merosot, jatuh terjun bebas.

Contohnya kayak gini:
1. Misalnya ente kerja banting tulang selama sebulan penuh lalu di gaji sebesar Rp.5juta.
Artinya:
Sebenarnya kekayaan yang ente miliki tersebut BUKAN lah kertas uang bertuliskan angka 5jt (nilai nominal). Melainkan Emas senilai 5 juta (nilai riil) yang ada dalam brankas negara/bank.
Terlihat jelaskan perbedaannya.

Karena Nilai uang kertas merosot disebabkan inflasi dan kekayaan ente yang sebenarnya berupa emas senilai 5 juta sudah tergantikan dengan kertas (uang) yang bertulis Rp.5juta maka kekayaan ente pun MEROSOT pula seiring dengan merosotnya nilai uang kertas tersebut.

SEBELUM inflasi kekayaan ente yang bernilai 5 juta itu mungkin bisa ditukar dengan 5 karung beras, namun SETELAH inflasi kekayaan ente sudah tidak mampu lagi ditukar 5 karung beras.
Artinya:
Secara riil kekayaan ente tidak benar-benar berjumlah 5 juta, tapi kurang dari 5 juta.

Nah Itu baru contoh uang kertas bernilai 5 juta, lalu bagaimana dengan jumlah kekayaan rakyat (uang kertas)tersebut mencapai angka milyar /triliun, bisa dibayang kan berapa kekayaan rakyat yang terkuras??

Paparan di atas bisa di bilang masih dalam skala nasional, contoh dalam konteks RAKYAT dalam sebuah NEGARA.

Nah... Dalam skala Internasionalpun kasusnya sama, Dollar dan Amerika diibaratkan sebagai''Negara'', dan negara-negara lain yang menggunakan dollar sebagai alat transaksi sesamanya diibaratkan sebagai ''Rakyat''.

Awal mula dipakainya Dollar sebagai alat tukar (uang kertas internasional), itu disebabkan karena saat itu Amerika dipercaya memiliki emas sebanyak 2/3 (dua per tiga) dari total emas yang ada didunia saat itu.

Pada mulanya DISEPAKATI bahwa kertas (uang) dollar yang di produksi dan diedarkan oleh AS memiliki Nilai yang sama dengan CADANGAN EMAS yang ada di amerika.

Ketika kertas dollar menyebar luas ke berbagai negara dan terlanjur dipakai untuk alat pembayaran oleh negera lain secara internasional, lalu pada tahun 1971 (mudah-mudahan ingatan ane gak salah, hehehe) dengan ''LICIK''nya mamarika MEMBATALKAN kesepakatan yang telah dibuat.

Amerika terus mencetak dan mengedarkan kertas dollarnya tidak lagi memperhatikan nilai cadangan emas.

Negara-negara lain tak bisa berkutik, karena kertas dollar sudah terlanjur dipakai.

Bisa ente bayangkan apa akan terjadi dampaknya???
Yah.. JELAS..... Amerika akan dengan mudah MERAMPOK kekayaan dari berbagai negara dibelahan dunia hanya dengan modal tumpukan kertas.

Nah... Oleh karena penggunaan uang kertas sangatlah berbahaya, merugikan banyak pihak, hanya menguntungkan segelintir manusia saja maka dari itu alangkah baiknya uang kertas tidak lagi dijadikan alat pembayaran. Karena pada hakiketnya kertas itu tidak memiliki nilai, tapi ''DIPAKSAKAN'' untuk memiliki nilai.
Analogi:
''Kertas itu ibarat seorang yang berwajah pas-pasan dikasih bedak tebal dan diberi lipstik lalu DISEPAKATI, beramai-ramai menganggap wajah tersebut CANTIK.
Seiring berjalannya waktu, bedak dan lipstikpun luntur maka wajah asli yang pas-pasan tersebut keliatan dipermukaan.
Karena wajah yang pas-pasan itu TERLANJUR dianggap wajah yang cantik, maka UKURAN/STANDAR wajah cantik pun menjadi MEROSOT.
Wajah pas-pasan dianggap cantik, padahal gak cantik''.

Kertas ditulisi angka dan dihiasi gambar (misalnya uang kertas nominal Rp.50rb) lalu disepakati bahwa NILAI kertas itu setara dengan nilai 5 kg Beras. Padahal nilai riil (kenyataan) kertas tersebut untuk dipakai ngelap ingus saat kita mengalami sakit pilek pun masih lah belum cukup.

Karena Nilai mata uang sejumlah Rp.50rb (Nilai Riil)tercakup kedalam selembar kertas bergambar dan bertuliskan Rp.50 (nilai nominal), maka seiring berjalannya waktu nilai mata uang sejumlah Rp.50rb ini pun akan merosot, sudah tak mampu membeli 5 kg beras.

Akan beda jika,

Wajah yang memang sudah cantik dikasih bedak dan diberi lipstik lalu disepakati mengatakan wajah itu cantik.
Ketika bedak dan lipstik luntur maka wajah itu akan tetap cantik.
Jadi ukuran/standar wajah cantik pun akan STABIL.

Mata uang berjumlah Rp.50rb dibuat dalam bentuk uang logam berbahan dasar emas uang nilai kadar emasnya senilai Rp.50rb juga.

Karena mata uang logam Rp.50rb mengandung emas yang harga/nilainya Rp.50rb juga, maka nilai mata uang Rp.50rb pun akan TETAP STABIL, Tetap mampu ditukar dengan 5 Kg beras walaupun waktu telah berganti pengaruh kandungan emas tadi.

Harga emas cenderung stabil, bahkan semakin naik harga tiap tahun.
Jika Mata Uang dibuat dari bahan emas, kemungkinan besar Nilai Mata uang akan stabil bahkan akan naik seiring dengan naik nya harga emas.

Misalkan saja tahun ini uang logam emas Rp.50rb bisa dipakai untuk beli 5 kg beras, jika harga emas terus meningkat maka nilai mata uang Rp.50rb pun akan meningkat pula. Tahun depan kemungkinan uang Rp.50rb sudah setara dengan nilai 6-7kg beras.

Selesai.
Terima kasih.
Diubah oleh mpeke 13-09-2015 06:28
0
4.8K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan