Reaksi Dunia Terhadap Pembatalan Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
TS
bebek_loncat
Reaksi Dunia Terhadap Pembatalan Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Quote:
Spoiler for Berita Asli - Bahasa Inggris:
Indonesia trolls both China and Japan, scraps plans for $5 billion high-speed railway
After months of careful deliberations, Indonesia finally made a decision yesterday regarding competing offers from China and Japan to construct a multi-billion dollar high-speed railway link between the capital of Jakarta and textile town Bandung. And the winner is [drum roll please]... Nobody!
At the last moment, Indonesian president Joko Widodo decided that rather than pursue an unnecessary and expensive high-speed rail link, in fact, a regular old medium-speed rail would do just fine.
This has thrown both investors in China and Japan for a loop after they spent most of this year trying to outbid the other while sending envoys to Jakarta to schmooze politicians to their side.
Indonesia's chief economic minister Teten Masduki told Reuters the (very reasonable) logic behind his country's 11th-hour decision.
"It looks like a sudden move because the recommendation was made after a review of both proposals," Mr Teten Masduki, presidential chief of staff, told Reuters. "But the recommendation is in the best interest of the country."
"It was the recommendation from independent consultants that suggested to the government that a medium-speed rail was a better option because the cost is cheaper and the time of the journey isn't much longer," Mr Masduki said.
Darmin Nasution, Indonesia's new coordinating minister for economic affairs, added that the distance between the two cities is just 150 kilometers with a number of stops along the way, so it's unlikely that the high-speed train would have reached its 300 kilometer per hour top speed anyway.
A medium-speed railway link would cost 30% to 40% less and still be only around 10 minutes slower, cutting the trip from three hours to 45 minutes instead of 35. With the high-speed railway projected to cost about $5 billion, Indonesian politicans have apparently decided that those extra 10 minutes of inconvenience aren't quite a few billion dollars.
Of course, China and Japan are now perfectly welcome to try their luck at winning a chance to build a reasonable medium-speed rail.
This seems to fall in to the general pattern recently of China trying to build railways roughly everywhere, particularly in Southeast Asia, but being forced by bitter realities to do so more conventionally than they are used to. In June, China decided to build a medium-speed railway through Thailand, rather than a sexier high-speed one.
"We invited them to do high-speed [railways], but they chose to do medium speed … because they want to have cargo transport as well," Thailand's deputy prime minister, Pridiyathorn Devakula, said in an SCMP report. "It's a choice of China, not a choice of Thailand."
We're still waiting on that railway tunnel under Everest as well.
Spoiler for Terjemahan Bahasa Indonesianya (Dipersingkat):
Indonesia mengerjai China dan Jepang, memotong rencana pembangunan kereta cepat senilai 5 Milyar USD
Setelah melalui proses pertimbangan panjang, Indonesia pada akhirnya memutuskan hasil dari tender yang diikuti China dan Jepang tentang pembangunan kereta cepat antara Jakarta - Bandung senilai milyaran USD. Dan pemenangnya adalah..... Nihil!
Pada momen terakhir, Presiden Indonesia Joko Widodo memutuskan bahwa daripada mengejar proyek kereta cepat yang mahal dan tidak terlalu penting, proyek kereta menengah dinilai sudah cukup.
Keputusan ini menghempaskan investor China dan Jepang setelah mereka menghabiskan banyak waktu pada tahun ini untuk saling bersaing sambil mengirimkan delegasi untuk merayu pada politisi di Jakarta agar berpihak pada mereka.
Kepala staf kepresidenan Teten Masduki memberi tahu Reuters alasan (yang sangat masuk akal) dibalik keputusan ini. "Ini tampak seperti keputusan yang mendadak karena rekomendasi baru dibuat setelah melalui proses penilaian terhadap kedua proposal." "Keputusan ini dibuat demi kebaikan bersama (Indonesia)."
"Rekomendasi yang diberikan merupakan rekomendasi konsultan independen yang menyaranakan pemerintah bahwa kereta medium merupakan pilihan yang lebih baik karena pertimbangan harga yang lebih murah dan waktu tempuh yang tidak terpaut jauh."
Darmin Nasution, menambahkan bahwa jarak kedua kota hanya 150 km dengan beberapa titik perhentian kereta, maka nampaknya kereta cepat pun tidak akan mencapai kecepatan 300 kpj.
Kereta medium akan menghabiskan biaya sekitar 30%-40% lebih murah dan jarak tempuhnya hanya 10 menit lebih lama, memangkas waktu tempuh dari 3 jam menjadi 45 menit, dibandingkan 35 menit dengan kereta cepat. Dengan proyek kereta cepat senilai 5 milyar USD, politisi Indonesia memutuskan bahwa 10 menit tersebut tidak sebanding dengan harga proyek yang terpaut milyaran USD.
Tentu saja, China dan Jepang sekarang dipersilahkan untuk mencoba menawarkan proyek kereta medium.
Berita di atas diambil dari halaman shanghaiist (portal berita satir bagi komunitas expatriat di China), yang pembacanya datang dari berbagai latar belakang dan kebangsaan. Berikut adalah beberapa komentar menarik yang ditulis oleh pembacanya:
Quote:
Gary • What an absolutely brilliant plan to get free VIP treatment from foreigners for a year. The Indonesian officials are a lot smarter than anyone gives them credit for.
Terjemahan: Rencana yang sangat brilian untuk memperoleh perlakuan layaknya VIP dari orang asing untung setahun. Pejabat Indonesia jauh lebih pintar daripada apa yang selama ini orang nilai.
Joe • this is a rational decision, if the distance is not long enough, no need high speed train. 150 KM is damn to short.[/]
Terjemahan: Keputusan yang sangat rasional, jarak tidak terlalu jauh, tidak perlu kereta cepat. 150km terlalu pendek.
THEFREDFONG •
[I]Confucius says...China will now invade indonesia.
Terjemahan: Confucius berkata... China sekarang akan menjajah Indonesia.
aol • why do you even need a high speed train ?
what's the rush ?
Terjemahan: Kenapa kalian butuh kereta cepat? Apa yang mendesak?
FlyingTiger • kudos to the Indonesians demonstrating good fiscal judgement and not building something "just because they can" unlike some other countries.
Terjemahan: Salut kepada Indonesia untuk menunjukan kebijakan fiskal yang baik dan tidak membangun sesuatu "hanya karena mereka mampu", tidak seperti beberapa negara lainnya.
aaron • who would have thought that high speed rail would be the best choice for a 150km line anyways... but thats assuming that indonesia doesnt lengthen that line in the future.
Terjemahan: Siapa yang berpikir kereta cepat akan menjadi pilihan terbaik untuk jarak 150km? Dengan asumsi bahwa Indonesia tidak akan melanjutkan jalur keretanya di masa depan.
Haha • Indonesia being an nation made of countless islands separated by large distances, a high speed rail network does not seem to be a good idea.
I am no government planner but a large fleet of high speed ferries seems to be a much better solution to me.
Terjemahan: Indonesia adalah negara kepulauan yang dipisahkan jarak cukup jauh, kereta cepat tidak nampak sebagai solusi yang baik. Saya bukan perencana pemerintah, tapi ferry (perahu) cepat terlihat lebih masuk akal untuk saya.
TS sendiri merupakan warga negara Indonesia yang bermukim di luar negri lebih dari 5 tahun. Saya sudah merasakan berbagai kereta cepat dan berbagai moda transportasi publik di berbagai macam negara. Memang nyaman untuk menumpang kereta cepat, tapi apakah saat ini kereta cepat merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak? Menurut pendapat saya pribadi, akan lebih baik apabila anggaran difouskan untuk unit transportasi yang lebih fundamental. Kota-kota besar di Indonesia saja belum memiliki transportasi publik yang bisa dibilang layak, jadi jangan dulu bermimpi untuk punya kereta sekelas Shinkansen.
Walaupun, di sisi lain memang dengan memiliki kereta cepat akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Tapi rasanya, sekarang belum waktunya. Bagaimana pendapat Anda?