Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

theunlearnidAvatar border
TS
theunlearnid
How will you measure your life? | Bagaimana kamu mengukur hidup kamu?
How will you measure your life?



Bagaimana kamu mengukur hidup kamu?


=========================
=========================


Ketika masuk ke toko buku, buku ini benar-benar memanggil saya. How Will You Measure Your Life? yang ditulis oleh Clay Christensen.

Kalau kamu baru lulus kuliah, atau hidup kamu terasa kurang fulfilling, atau merasa hidup kamu masih gini-gini saja, atau kurang bahagia dengan apa yang kamu lakukan sekarang, coba deh baca buku ini.

Oom Clay dengan pengalamannya mengajar di Harvard Business School menceritakan apa yang membuat perusahaan yang sukses menjadi gagal, dan kenapa kita dalam hidup cenderung ‘gagal’ juga.

Berikut adalah hal-hal yang saya dapatkan dari membaca bukunya:

1. Pursuit of Achievement.
Selama ini kita telah dididik untuk menggapai prestasi. Dan yang dimaksud dengan prestasi adalah
“hal-hal yang memberikan bukti nyata yang tercepat.”
Contohnya seperti: menang sesuatu, mendapatkan bonus, mendapatkan apresiasi, jabatan, sekolah di sekolah ternama ataupun bekerja di perusahaan yang prestis. Sayangnya, ini semua menjadi investasi jangaka pendek dan akhirnya kita melupakan investasi jangka panjang seperti keluarga, kebahagiaan ataupun karakter yang kuat.

Gak heran ketika saya bertanya kepada anak-anak semester 7 & 8 tentang arti SUKSES bagi mereka, kebanyakan memang menyatakan hal-hal seperti ini.
Gak salah, hanya pertanyaannya, apakah itu hal-hal yang paling penting dalam hidup?


2. What would God measure?
Sering kali kita mengukur dari kaca mata orang lain, kaca mata perusahaan maupun kacamata orang-orang yang kita sayangi. Padahal, apakah Tuhan akan mengukur berapa banyak prestasi, harta, uang, power yang kita miliki? Karena di dunia ini, sering kali kita melihat orang-orang yang memiliki jabatan, harta dan kekuatan adalah orang-orang yang lebih ‘baik’ dari kita.
Memang kita dikondisikan dari kecil sudah seperti ini. Ini menjadi hal yang agak aneh dalam cara berpikir kita.

Salah satu cara yang Oom Clay perkenalkan untuk mengukur hidupnya adalah:

“Bagaimana kamu telah membantu orang lain,
dan menjadikannya orang yang lebih baik?”


Nice one, Oom! emoticon-Big Grin

3. Purpose vs. Priorities
Sering kali kita membedakan antara Purpose dan Priorities. Sering kali kita juga mengatakan bahwa keluarga adalah prioritas kita, tetapi kita jarang meluangkan waktu yang berkualitas dengan mereka. Intinya adalah untuk menanyakan apa sebenarnya Purpose kita dan menyelaraskannya dengan Prioritas.

Bagi saya, Prioritas adalah hal-hal dimana kita telah menginvestasikan waktu dan tenaga kita.
Dan Purpose adalah hal-hal yang paling penting untuk kita.


4. Sibuk vs. Dampak
Sering kita mengatakan bahwa kita “Sibuk.” Coba saja hitung dalam 1 minggu seberapa sering kamu mendengar atau mengatakan “Sibuk.”
Intinya, kita semua punya hal-hal yang harus atau ingin kita lakukan, tetapi pertanyaannya adalah sejauh mana hal-hal yang kamu lakukan itu berdampak positif di kehidupanmu?


5. What we want rather than what is important to the other person.
Sering kita juga mengatakan “Saya ingin A, B, C, ….” Tetapi jarang kita menanyakan “Apa sih yang sebenarnya penting untuk orang lain?”

Paling gampang adalah ketika kerja, yang paling diinginkan adalah naik jabatan, naik gaji, bonus. Tetapi, pernahkah bertanya ke anak agan/sista apa yang paling penting untuk mereka? Bisa sih, kamu argue bahwa uang lebih itu bisa untuk beli rumah yang lebih besar atau untuk liburan bersama dimana bisa lebih ada waktu berkualitas.
Bahwa hidup itu akan lebih bermakna kalau uangnya. Really? Lebih mudah mungkin, tetapi apakah lebih bermakna?


6. Who, not what, do you want to be?

Coba tanya ke diri kamu, bukan ingin jadi APA, tetapi ingin jadi orang yang seperti apa? Yang memiliki kualitas-kualitas seperti apa?
“You need to decide what kind of person you want to be and what you stand for – and how often you want to stand for it;
not some of the time, not most of the time – but all the time.”



7. 3 Most Important Questions
Dalam kelasnya, Oom Clay menanyakan 3 pertanyaan ini ke murid-muridnya.
Coba deh kamu tanyakan ke dirimu sendiri:
Can you explain why your life is the way it is today?
Bisakah kamu menjelaskan kenapa hidup kamu itu saat ini seperti ini?

Can you predict what will happen in your life if you keep doing what you’re doing now?
Bisakah kamu memprediksikan apa yang akan terjadi dalam hidupmu ke depannya kalau kamu terus melakukan apa yang kamu lakukan saat ini?

What do you need to change so that your life can be the life you hope to live?
Apa yang sebaiknya kamu ubah agar hidupmu pun menjadi hidup yang kamu inginkan?


=========================
=========================

Thank you Oom Clay.
emoticon-Salaman


Jadi, what do you think?
Bagaimana kamu mengukur hidup kamu?


0
5.9K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan