RUPANYA Adnan, 30, punya bakat jadi tenaga penjual (salesman). Saking ahlinya mempengaruhi konsumen, Westi, 26, kekasih sendiri “dijual” juga kepada lelaki hidung belang. Tak terima dijerumuskan ke lembah kenistaan, Westi melapor ke polisi. Germo amatiran dari Surabaya itu kini diadili.



Demi cinta dan kekasihnya, lelaki mau jual apa saja yang jadi miliknya, bahkan kalau perlu milik orang dijual juga. Tapi di era gombalisasi sekarang ini, di mana soal halal-haram suka dicampur-adukkan, bukan lagi jual baju untuk pacar, tapi justru pacar dijual untuk kepentingan diri sendiri. Nggak tahulah, apakah dia ini memang berbakat jadi tenaga penjual, atau memangsedang latihan jadi germo amatiran.



Dalam usia kepala tiga, Adnan yang tinggal di Surabaya ini belum juga berani berumahtangga. Masalahnya memang sangat krusial, yakni: belum punya pekerjaan tetap. Tapi berkat tampang yang ganteng, dia punya juga gebedan cewek cantik, namanya Westi, warga sekota. Kebetulan si cewek sudah bekerja, sehingga bila jalan bareng dan harus jajan, yang jadi sponsor justru Westi. Adnan memang lelaki romantis, dalam arti: rokok dan makan gratis.



Sekali waktu Westi bercurhatria pada kekasihnya bahwa sebagai pegawai swasta penghasilannya terlalu kecil. Dia ingin pindah kerja di tempat lain. Mungkin Adnan punya koneksi di kantor mana, sehingga bisa membawa kekasihnya sebagai karyawati baru. Ini kan sama saja cari gula di warung rokok, mana ada. Boro-boro mencarikan pekerjaan kekasihnya, lha wong dirinya sendiri juga pengangguran.



Tapi Adnan memang lelaki yang selali optimis. Tanpa malu dan jengah dia menawarkan pada Westi untuk jadi PSK alias pekerja seks komersil. Katanya ini pekerjaan mengasyikkan, hanya mlumah sudah dapat rupiah! Anehnya Westi juga tak kaget, malah mengiyakan saja keinginan kekasihnya itu. Maklum, dia sendiri sudah tidak orsinil karena sudah pernah juga melayani Adnan meski belum sah jadi suami istri.



Agaknya Adnan memang punya bakat jadi salesman. Foto Westi ditunjukkan kepada temannya yang jadi lelaki hidung belang. Langsung saja dia berani pakai dengan tarif Rp 500.000,- sekali kencan tanpa PPN. Dan selanjutnya, Westi pun melayani lelaki yang tak dikenalnya itu. Selesai transaksi, Westi dapat Rp 400.000,- dan Adnan menerima komisi 20 % alias Rp 100.000,-

Begitulah selanjutnya, Westi selalu begituan dengan lelaki lain dengan imbalan 20 % bagi Adnan. Bila ada klien yang membayar sampai Rp 1 juta, berarti Rp 200.000,- masuk kantongnya secara otomatis. Entah bagiamana suara batinnya. Yang jelas Westi selalu memberikan komisi itu secara tepat waktu.

Tapi sekali waktu ada razia dan WTS panggilan bernama Westi ini ditangkap. Dalam pemeriksaan mengakui bahwa dia memang sengaja dijual oleh kekasihnya. Tak ayal lagi Adnan ditangkap dan kini diadili di PN Surabaya.

Kalau Dolly masih ada, Adnan pasti buka lapak di sana.


Sumber


Manteb Gan