Yogyakarta - Banyak kalangan
menilai, rekam jejak Sultan Hamengku Buwono
(HB) IX sebagai seorang pemimpin sekaligus Raja
Keraton Yogyakarta menjadi suri teladan yang tak
akan lekang oleh Zaman.
HB IX dalam kiprahnya baik era Soekanro
maupun Soeharto memiliki ciri kepemimpinannya
sendiri. Di era Soekarno, Sultan dianggap banyak
berperan dalam berdiri tegaknya republik baru
saja memproklamirkan kemerdekaannya. Meski
kemudian di era Soeharto, peran HB IX kian
dikerdilkan, termasuk saat peristiwa Serangan
Oemoem 1 Maret 1949.
Putra HB IX Gusti Bendara Pangeran Hario
Prabukusumo menuturkan, teladan Sultan yang
masih diingat keluarga yakni semangat
pengabidannya secara sukarela kepada republik di
masa awal terbentuk. Kala kas negara kosong
usai proklamasi kemerdekaan, HB IX berinisiatif
menyumbang sebagian kekayaan yang dimiliki
keraton untuk kas negara sekitar 6,5 juta gulden.
“Kalau HB IX anaknya cuma satu nggak masalah,
tetep sugih (tetap kaya) meski menyumbang,”
ujar Prabu dalam diskusi Edisi Khusus Majalah
Tempo “ Teladan Sultan HB IX” di Hotel Sheraton
Yogyakarta Selasa 18 Agustus 2015.
Selain Prabukusumo, diskusi yang dipandu
Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Budi Setyarso
menghadirkan Guru Besar Sejarah Universitas
Gadjah Mada Suhartono dan sejarawan Rushdy
Hoesein.
Hingga wafat, ujar Prabu, Sultan dan keraton tak
pernah meminta agar sumbangan itu
dikembalikan kelak kemudian hari. “Kami hanya
berharap pemimpin sekarang seperti itu, memberi
untuk rakyat,bukan mengambilnya dengan
korupsi,” ujarnya.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat selama
dua jam tersebut hadir seratusan orang. Mulai
perwakilan mahasiswa, akademisi, hingga mantan
kepala daerah. Mahasiswa yang hadir tak hanya
dari Yogya melainkan juga dari Universitas
Parahyangan Bandung. Sedangkan mantan
kepada daerah yang datang seperti bekas Wakil
Bupati Sleman Yuni Satya Rahayu juga mantan
Walikota Yogyakarta Hery Zudianto.
Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Budi Setyarso
menuturkan, dalam situasi negara yang
belakangan masih diwarnai berbagai tindakan
korup para elit pejabat dari menteri, aparat
penegak hukum, hingga pengacara, keteladanan
HB IX memang relevan kembali disuarakan.
“Sultan HB IX merupakan pemimpin yang visioner,
melihat ke depan apa yang seharusnya dilakukan
dan justru memberi arti dan pengaruh besar bagi
terbentuknya republik,” ujar Budi.
sumber
Contoh negarawan sejati, pemimpin yang benar benar merakyat tanpa polesan media. Profil yang tidak akan ditemui di diri pejabat saat ini