JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai Presiden Republik Indonesia paling teledor. Penilaian itu muncul usai ia menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2015 tentang Kenaikan Tunjangan Uang Muka Pembelian Mobil Pejabat Negara.

Dalam Perpres itu disebutkan, uang muka (DP) mobil pejabat naik dari Rp116.650.000 menjadi Rp210.890.000 untuk setiap pejabat. Kontan kebijakan tersebut menuai kritik. Dinilai sebagai pemborosan anggaran, Jokowi buru-buru mencabutnya.

Jokowi berdalih, ketika menandatangani Perpres DP mobil itu, ia tidak membaca berkasnya secara teliti. Menurutnya kebijakan itu memang keliru. Dengan kejadian ini Jokowi adalah Presiden Indonesia pertama yang mencabut Perpres hanya beberapa hari setelah diterbitkan.

Menanggapi hal tersebut, Asmanu Sudarso, seorang wartawan yang sudah meliput kegiatan di Istana Negara sejak Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), mengatakan, Jokowi tidak cermat dan amburadul mengurus berkas negara.

“Sepanjang saya meliput di Istana, Jokowi adalah Presiden yang paling tidak teliti,” ujarnya kepada Okezone, Kamis (9/4/2015).

Asmanu tidak habis pikir atas keteledoran Jokowi tersebut. Padahal Jokowi punya anak buah yang jadi filter (penyaring) untuk memastikan berkas diurus dengan baik.

“Perpres DP Mobil itu kan pasti dikaji Menteri Keuangan, lalu dikirim ke Sekretaris Kabinet, setelah itu ke Menteri Sekretaris Negara. Terakhir, ibarat sebuah bangungan, Jokowi adalah pemeriksa terakhir. Saya tidak habis pikir, kok bisa Perpres seperti ini lolos,” tuturnya.

Asmanu pun membandingkan Jokowi dengan Presiden sebelumnya. Yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarno Putri, dan Abdurrahman Wahid (Gusdur). Di antara mereka, SBY dinilai sebagai Presiden Indonesia paling teliti.

“Zaman SBY tidak pernah terjadi seperti ini. Dia teliti, semua berkas dibaca. Tidak seperti Jokowi,” katanya.

Kepada Jokowi, Asmanu berpesan bahwa dukungan rakyat yang menggebu-gebu sebelumnya jangan disia-siakan. Hati terlanjur kecewa. Tapi masa jabatan pria asal Solo tersebut masih panjang, lebih dari empat tahun lagi. Bekerjalah sebaik mungkin.