Menurut Syamsuddin, indikasi campur tangan itu terbukti dengan amannya posisi Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. "Ibu Puan kan anaknya Ibu Mega," kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Agustus 2015.

Menurut Syamsuddin, rapor menteri bukan semata-mata hanya karena kinerja menteri selama kurang lebih sepuluh bulan ini. Dukungan politik dari partai juga menjadi faktor kuat amannya menteri pada posisinya. "Puan yang kerjanya biasa-biasa saja terbukti selamat.

Dia menyebutkan beberapa mantan menteri seperti Andrinof Chaniago, Indroyono Susilo, dan mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto tergusur dari posisinya karena tak ada dukungan politik yang kuat. Jadi, kata dia, partai turut menentukan keputusan presiden.

Dalam satu kesempatan saat pengurus PDI Perjuangan bertemu Jokowi, Puan mengatakan perombakan kabinet sepenuhnya hak prerogatif presiden. Saat itu, wacana reshuffle mulai beredar. "Tidak (membahas itu). Itu hak prerogratif Presiden. Sama sekali tdak ada bicara reshuffle-reshuffle," kata Puan.

Mengenai kemungkinan PDI Perjuangan mengusulkan nama jika memang perombakan terjadi dilakukan di Kabinet Kerja Jokowi, Puan mengatakan, pengusulan nama menjadi urusan Ketua Umum Partai, Megawati Soekarnoputri. "Yang mengusulkan kan ketua partai. Jadi nanyanya tidak ke kita," ucap Puan, Rabu, 6 Mei 2015.

Presiden Jokowi melantik enam menteri dan pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Kerja. Mereka yang dirombak antara lain Menteri Koordinator Kemaritiman, Menteri Perdagangan, dan Menteri Koordinator Perekonomian.

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Komentator panasbung inih