Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Studi: Ingin Banyak Anak, Menikahlah di Usia 23. Sehat, Bersih & Jauh dari Zina!
Studi: Ingin Banyak Anak, Menikahlah di Usia 23
Minggu, 02 Agustus 2015, 06:32 WIB



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pakar mengingatkan wanita yang ingin punya banyak anak sebaiknya mulai mencoba hamil saat usia 23 tahun.

Bahkan mereka yang hanya ingin punya anak satu sebaiknya tak menunggu hingga usianya lewat 32 tahun, jika mereka benar-benar ingin menjadi seorang ibu. Saran tersebut berasal dari para ilmuwan yang mengumpulkan data kesuburan lebih dari 58.000 wanita untuk membuat sebuah kalkulator sepintas lalu.

Studi yang dilakukan itu mengungkap usia terbaik bagi seorang wanita untuk memulai sebuah keluarga dan menjelaskan bahwa bayi tabung atau "In Vitro Fertilization" (IVF) bukanlah sebuah garansi bagi mereka yang menunda berkeluarga.

Pakar dari Inggris mengatakan daftar angka itu sangatlah berguna sehingga harus diperlihatkan kepada siswa kelas tiga SMA dan mahasiswa untuk menekankan risiko-risiko penundaan menjadi seorang ibu.

Profesor Allan Pacey, seorang pakar kesuburan dari Universitas Sheffield mengatakan "Kita tak punya mesin waktu yang bisa kita taruh pada manusia. Itu benar-benar kenyataan bodoh. Semua orang mengira bisa menunda-penemuan ini menunjukkan kalau kita tak bisa menunda." Saran tersebut muncul seiring dengan kian banyaknya wanita di Inggris yang menunda menjadi ibu sampai mereka mapan karirnya, stabil finansial atau bertemu si "Tuan Tepat".

Sekitar setengah dari bayi yang ada saat ini, dilahirkan oleh para wanita berusia 30 tahun dan wanita yang usianya lebih tua dari itu, dan angka dari anak-anak yang dilahirkan wanita berusia lebih dari 40 tahun telah meningkat menjadi tiga kali lipat dalam 20 tahun terakhir.

Untuk menggunakan kalkulator kesuburan, seorang wanita memutuskan berapa anak yang diinginkannya dan apakah dia ingin mencoba hamil secara alami atau bayi tabung.

Daftar angka itu kemudian akan memberi tahu di usia berapakah wanita itu perlu mulai mencoba berkeluarga agar berpeluang sukses 90 persen, 75 persen, atau 50 persen.

Contohnya, seorang wanita yang ingin berkeluarga di usia 23, akan punya peluang 90 persen memiliki tiga orang anak, jika itu yang diinginkannya. Jika dia menunggu hingga usia 31, peluangnya untuk menjadi ibu dari tiga anak turun jadi 75 persen. Dan jika dia menunggu hingga usia 35 tahun, peluangnya jatuh menjadi hanya 50 persen, demikian dilaporkan New Scientist yang dilansir Daily News. Professor Pacey mengatakan meski usia 23 tahun kelihatannya masih muda, angka itu cukup beralasan.

"Harus diingat bahwa orang tidak selalu memiliki anak secara berurutan. Apa yang coba dikatakan adalah jika Anda santai soal punya tiga anak, Anda bisa menunggu hingga usia 35, namun Anda harus memulai lebih awal pastinya," kata dia.

Seorang wanita yang ingin punya dua anak harus mulai di usia 27 tahun, untuk mendapatkan peluang sukses terbaik, sementara usia 32 tahun disarankan bagi mereka yang akan bahagia hanya dengan satu anak.
http://gayahidup.republika.co.id/ber...lah-di-usia-23


'Nikahkan saja, biar tidak zina'
Logika berpikir siapa yang salah sebenarnya?
Published 3:36 PM, June 19, 2015
Updated 3:36 PM, Jun 19, 2015



Mahkamah Konstitusi menolak permohonan peningkatan usia minimum pernikahan kemarin, Kamis, 18 Juni. Menurut para hakim, usia 16 tahun sudah cukup memadai bagi perempuan untuk menikah — terlepas dari fakta jika umur 16 tahun masih tergolong anak-anak yang belum matang dan tentunya belum siap untuk punya anak.

Sembilan hakim MK punya rentetan alasan untuk menolak permohonan ini. Kamu bisa baca di sini. Hanya ibu Maria Farida, satu-satunya perempuan di jajaran hakim konstitusi, yang sepertinya punya logika baik sehingga ia mengeluarkan dissenting opinion.

Hanya ia yang mempertimbangkan resiko yang dialami perempuan ketika menikah muda dan melihat pembatasan usia pernikahan sebagai upaya melindungi anak, bukan membatasi hak asasi mereka. Rasanya saya ingin tepuk tangan ketika ia membacakan dissenting opinion. Sayangnya, tidak boleh ribut di dalam ruang sidang.

Dari segala macam alasan mahkamah, ada satu yang membuat saya melongo.

“Dari asas perkimpoian tersebut tidaklah dikenal umur minimal demi untuk mencegah kemudharatan yang lebih besar, apalagi perkembangan dewasa ini, bagi manusia pada zaman sekarang, di mana kemungkinan kemudharatan tersebut jauh lebih cepat merebak karena dipengaruhi oleh berbagai macam keadaan seperti makanan, lingkungan, pergaulan, teknologi, keterbukaan informasi, dan lain sebagainya, sehingga mempercepat laju dorongan birahi. Dorongan birahi itu semestinya dapat disalurkan melalui perkimpoian yang sah sebagaimana ajaran agama sehingga tidak melahirkan anak di luar perkimpoian atau anak haram atau anak ranjang.”

Terlalu panjang? Intinya, mereka ingin bilang kalau usia perkimpoian muda dapat mengurangi zina, apalagi saat ini, kemungkinan anak untuk berbuat yang macam-macam semakin besar.

Masih bingung? Saya buat singkat ya. “Daripada zina, nikahkan saja!” Begitu.

Pemohon dan pihak terkait setelah persidangan MK. Foto oleh: Adelia Putri/Rappler

Pemohon dan pihak terkait setelah persidangan MK. Foto oleh: Adelia Putri/Rappler

Jadi, dengan melegalkan perkimpoian anak, angka perzinaan bisa ditekan, begitu? Kalau masalahnya ada di perilaku seks di luar nikah, kenapa bukan itu yang diurus? Kenapa malah menciptakan masalah baru dengan menyuruh mereka menikah?

Alasan tersebut mungkin bisa diterima untuk orang dewasa, tapi apa iya agama memaksudkan "Menikahlah kamu untuk menjauhi zina" kepada mereka yang belum akil baligh?

Ingat, akil baligh bukan hanya masalah organ tubuh, tapi juga kematangan jiwa, sosial, dan ekonomi.

Lagi pula, memangnya anak umur 16 tahun sudah siap membina rumah tangga? Apa mereka sudah tahu apa artinya menikah dan menghabiskan hidup dengan satu pasangan? Saya yang sudah berusia 24 tahun saja masih suka bingung melihat teman-teman yang menikah di umur 22 atau 23.

Yang paling penting, memangnya menikah cuma urusan seks?

Menikah itu, kalau mengutip risalah sidang kemarin, “Tidaklah semata-mata urusan duniawi. Beberapa asas dalam perkimpoian adalah kesukarelaan, persetujuan kedua belah pihak, kemitraan suami istri, untuk selama-lamanya, dan personalitas pasangan.”

Jadi, harusnya alasan seks tidak dijadikan landasan utama untuk menyuruh seseorang menikah, apalagi kalau masih di bawah umur.

Sepertinya ada yang salah dengan logika berpikir para hakim. Melegalkan pernikahan anak untuk mengurangi perzinaan itu ibarat mengatasi masalah dengan masalah. Kalau teman saya bilang, gatalnya di mana, garuknya di mana. Nggak nyambung.

Kalau niatannya ingin mengurangi zina, ya bukan pernikahan jawabannya. Apalagi untuk anak remaja di bawah umur. Kalau ingin memperbaiki perilaku anak-anak, bisa melalui pendidikan dan penyuluhan, bukan dengan memberikan mereka tanggung jawab besar.

Tahu apa sih, anak-anak itu tentang tanggung jawab berumah tangga? Saya yang tinggal di ibukota saja masih sibuk memikirkan nilai dan boyband favorit ketika saya berumur belasan tahun.

Lagipula, jika dilihat, pernikahan dini lebih banyak terjadi karena kondisi sosial ekonomi yang tidak memadai, bukan karena tidak bisa menahan nafsu. Jadi, bukankah pernikahan anak dan perzinaan dua hal yang sebenarnya tidak dekat korelasinya?

Mungkin logika ini tidak terpikirkan oleh majelis hakim saat memberikan pendapat. Ah, sudahlah. Toh putusan sudah keluar.

Kini kita cuma punya satu upaya terakhir: membujuk anggota DPR mengubah UU Perkimpoian melalui legislative review. Itu juga kalau mereka mau menggunakan logika berpikir yang masuk akal.
http://www.rappler.com/rappler-blogs...uu-perkimpoian


6 Manfaat Menikah di Usia Muda
By Tim Redaksi - Jun 1, 2014



Dalam haditsnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para syabab untuk menikah.
“Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” (HR. Bukhari)

Syabab biasa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “pemuda.” Berapakah usianya? Fauzil Adhim dalam buku Indahnya Pernikahan Dini menjelaskan, syabab adalah sesesorang yang telah mencapai masa aqil-baligh dan usianya belum mencapai tiga puluh tahun. Asalkan sudah memiliki ba’ah (kemampuan), maka ia dianjurkan untuk segera menikah. Dan kini terbukti, banyak manfaat menikah di usia muda di balik perintah Rasulullah ini.

1. Lebih terjaga dari dosa

Sebagaimana sabda Rasulullah tersebut, menikah di usia muda itu lebih membantu menundukkan pandangan dan lebih mudah memelihara kemaluan. Seorang yang menikah di usia muda relatif lebih terjaga dari dosa zina; baik zina mata, zina hati, maupun zina tangan.

2. Lebih bahagia

Hasil riset National Marriage Project’s 2013 di Amerika Serikat (AS) menunjukkan, persentase tertinggi orang yang merasa sangat puas dengan kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28 tahun.

Mengapa pasangan muda lebih bahagia? Sebab mereka umumnya belum memiliki banyak ego-ambisi. Pasangan muda lebih mudah menerima pasangan hidupnya. Bahkan, ketika sang suami belum mapan secara ekonomi dan akibatnya hidup “pas-pasan”, mereka tetap bisa enjoy dengan kondisi tersebut. Hal ini sejalan dengan hadits atsar Ibnu Umar: “Nikahilah oleh kalian gadis perawan, sebab (..salah satunya..) ia lebih ridha dengan nafkah yang sedikit.”

3. Lebih puas dalam bercinta

Pasangan yang menikah di usia 20-an cenderung melakukan jima’ lebih sering daripada mereka yang menikah lebih lambat. Hasil studi Dana Rotz dari Harvard University pada 2011 menunjukkan, menunda usia menikah empat tahun terkait dengan penurunan satu kali jima’ dalam sebulan.

Sedangkan dalam tingkat kepuasan, menikah di usia muda –diantaranya dengan dukungan fisik yang masih prima- membuat suami istri lebih menikmati. Lagi-lagi, hal ini bersesuaian dengan hadits atsar Ibnu Umar: “Nikahilah gadis perawan, sebab ia lebih segar mulutnya, lebih subur rahimnya dan lebih hangat farjinya…”

4. Emosi lebih terkontrol

Menikah di usia muda terbukti lebih cepat mendewasakan pasangan tersebut. Dalam arti, menikah dan berumah tangga membuat seseorang lebih terkontrol emosinya. Ini dipengaruhi oleh ketenangan yang hadir sejalan dengan adanya pendamping dan tersalurkannya “kebutuhan batin.” Dan itulah diantara makna sakinah dalam Surat Ar Rum ayat 21.
Hasil studi sosiolog Norval Glenn dan Jeremy Uecker pada tahun 2010 mendukung hal ini. Menurut hasil studi tersebut, menikah pada usia muda akan lebih bermanfaat dari sisi kesehatan dan mengontrol emosi.

5. Lebih mudah meraih kesuksesan

Sebagian orang menunda menikah dengan alasan mencapai jenjang karir tertentu atau hidup mapan terlebih dahulu. Padahal, saat seseorang telah menikah, ia menjadi lebih tenang, merasakan sakinah. Dengan ketenangan dan stabilnya emosi ini, ia bisa lebih fokus dalam meniti karir dan beraktifitas apa pun, baik dakwah maupun mencari maisyah. Karenanya tidak mengherankan jika banyak orang-orang yang sukses di usia 40-an adalah mereka yang menikah di usia 20-an.

6. Lebih baik bagi masa depan anak-anak

Lebih baik bagi masa depan anak-anak di sini bukan berarti menikah di usia muda memungkinkan anak sudah dewasa saat Anda pensiun. Meskipun, hal itu juga bisa menjadi salah satu pertimbangan.

Namun yang lebih penting dari itu, menikah di usia muda dan memiliki buah hati di usia muda, saat Anda belum mapan secara ekonomi berarti Anda dapat mendidik anak-anak secara langsung merasakan pahit getirnya kehidupan. Artinya mereka telah mencicipi perjuangan Anda. Dan jangan sampai anak-anak hanya tahu fasilitas dan hidup enak tanpa merasakan hidup adalah perjuangan.

Wallahu a’lam bish shawab.
http://webmuslimah.com/6-manfaat-men...-di-usia-muda/

------------------------------------





Lebih nikmat yang halal-halal aja!

Diubah oleh ts4l4sa 02-08-2015 00:28
0
4.2K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan