Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (Idaman), Rhoma Irama, mengatakan partai barunya ini tetap merekrut masyarakat dari berbagai jenis agama. "Non-muslim juga boleh bergabung, apa pun agamanya," kata Rhoma saat peluncuran partai baru itu di Jakarta, Sabtu, 11 Juli 2015.
Rhoma menginginkan kepengurusan partai ini akan bersifat heterogen. Pelantun lagu 'Begadang' ini mengatakan, pihaknya membentuk partai Islam agar bisa mengubah stigma masyarakat atas agama Islam yang dinilainya sering disamakan dengan terorisme, ekstremisme, dan konotasi negatif lain. (Baca: Rhoma Irama Jadi Ketua Partai Idaman, Begini Cita-citanya)
Dengan partai bernuansa Islam ini, Rhoma pun ingin agar masyarakat Islam di Indonesia mau menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim. "Indonesia ini mayoritas orang Islam. Saya yakin Partai Idaman akan jadi partai yang besar," ucap bekas politikus Partai Persatuan Pembangunan ini.
Menurut Rhoma, pihaknya sudah meminta pengesahan akta notaris dalam rangka proses peresmian partainya. Selanjutnya ia berencana akan mendeklarasikan secara resmi partai ini pada 17 Agustus 2015, atau bertepatan dengan perayaan kemerdekan RI ke-70. "Hari ini masih soft launching," katanya. (Baca pula: Rhoma Irama dan Partai Idaman, Pelampiasan Rasa Kecewa?)
Peluncuran singkat partai ini dihadiri sekitar 100 orang. Berbeda dengan sang ketua umum, para hadirin mengenakan pakaian muslim lengkap dengan hijab bagi para muslimah dan baju koko bagi para pria. Acara yang dibarengi berbuka puasa ini dimulai sekitar pukul 16.30 di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Langkah Rhoma yang membentuk partai baru semkain menegaskan sikapnya yang tak kapok menjajal peruntungan di dunia politik. Jumat, 10 Juli 2015, ia mendirikan Partai Idaman. Sebelumnya, si Raja dangdut berkali-kali gagal menjadi calon presiden. Rhoma sejak 1977 adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan.
Kiprahnya selama di PPP mampu menyedot pendukung lewat atraksi dakwah dan pidato politiknya. Namun, pada 1997 Rhoma justru aktif menjadi juru kampanye Partai Golkar, yang menjadi penguasan pemerintahan saat itu. Banyak pendukung Rhoma di PPP yang kecewa. Namun, pada pemilu 2009, Rhoma lompat balik ke PPP.
SUMUR
Wah Lia Eden boleh gabung gak ya