JAKARTA - Fenomena langka Gerhana Matahari Total (GMT) tahun 2016 berlangsung di Indonesia. Peristiwa ini dimanfaatkan menjaring wisatawan asing.
GMT akan berlangsung pada 9 Maret 2016 dan hanya akan melewati daratan Indonesia saja. Selebihnya, fenomena ini akan terjadi di wilayah perairan, khususnya Samudera Pasifik.
Oleh karenanya, GMT menjadi sebuah fenomena yang bisa dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisatawan dari mancanegara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Indroyono Soesilo mengatakan bahwa fenomena yang siklusnya hanya terjadi 33 tahun sekali di Indonesia ini akan menjadi momen yang sangat besar.
"GMT hanya lewat wilayah kita (Indonesia-red), karena selebihnya melewati laut. Jadi isu itu sudah menyebar ke seluruh dunia," ujar Indroyono kepada wartawan di Kantor Kementerian Kemaritiman, Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (7/7/2015).GMT akan melewati 10 provinsi di Indonesia yang tersebar di Pulau Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Beberapa kota yang dilintasi antara lain adalah Palembang, Belitung Timur, Palangkaraya, Sampit, Balikpapan, Luwuk, Palu, Ternate, Bangka, Poso, Halmahera, dan beberapa daerah lainnya.
Untuk fenomena ini, beberapa paket wisata pun telah terjual habis. Namun, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, dan Kapal PELNI dan pihak-pihak terkait berencana akan membuat paket-paket wisata lain yang berskala nasional hingga internasional.
Wisatawan asing sendiri menjadi target utama dari event Gerhana Matahari Total ini. Sebab, tidak semua negara akan mengalami GMT dalam tempo waktu yang lama.
Indroyono bahkan yakin bahwa dunia internasional telah mengetahui ini dan akan mengarahkan target pariwisata ke beberapa kota di Indonesia.
"Travel agent dunia sudah siap untuk GMT tahun ini. Di luar negeri malah sudah ramai. Kita juga mengharapkan sektor swasta yang maju. Karena pariwisata dampaknya langsung ke masyarakat," tutupnya.