Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bogemdwAvatar border
TS
bogemdw
jangan berbuka puasa dengan yang manis-manis
welcom to my thread

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
sebelum mulai sory kalo emoticon-Blue Repost tapi ane udh cek

Spoiler for repost:

langsung aja kga ush basa basi silahkan simak gan

SEBENTAR lagi Ramadhan. Di bulan puasa itu, sering kita dengar

kalimat `Berbuka puasalah dengan makanan atau minuman yang manis,�

katanya. Konon, itu dicontohkan Rasulullah saw. Benarkah demikian?

Dari Anas bin Malik ia berkata : "Adalah Rasulullah berbuka dengan

Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab,

maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada

kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Nabi Muhammad Saw berkata : "Apabila berbuka salah satu kamu, maka

hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya,

maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci."

Nah. Rasulullah berbuka dengan kurma. Kalau tidak mendapat kurma,

beliau berbuka puasa dengan air. Samakah kurma dengan `yang manis-

manis� ? Tidak. Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex

carbohydrate) . Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau

minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan

berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate) .

Darimana asalnya sebuah kebiasaan berbuka dengan yang manis? Tidak

jelas. Malah berkembang jadi waham umum di masyarakat, seakan-akan

berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis adalah �sunnah

Nabi�. Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka puasa

dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat

sederhana) justru merusak kesehatan.

Dari dulu saya tergelitik tentang hal ini, bahwa berbuka puasa

`disunnahkan� minum atau makan yang manis-manis. Sependek ingatan

saya, Rasulullah mencontohkan buka puasa dengan kurma atau air putih,

bukan yang manis-manis.

Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis. Kurma segar

merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah,

sehingga tidak menggemukkan (data di sini dan di sini). Tapi kurma

yang didatangkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan

sudah berupa `manisan kurma�, bukan lagi kurma segar. Manisan kurma

ini justru ditambah kandungan gula yang berlipat-lipat kadarnya agar

awet dalam perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma

impor yang masih asli dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat

mungkin harganya menjadi sangat mahal.

Kenapa berbuka puasa dengan yang manis justru merusak kesehatan?

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana

yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula

(karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi

glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. Sebaliknya, kalau

makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik,

langsung. Bum. Sangat tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti

kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Mari kita bicara `indeks glikemik� (glycemic index/GI) saja. Glycemic

Index (GI) adalah laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam

tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam makanan, makin cepat

makanan itu dirubah menjadi gula, dengan demikian tubuh makin cepat

pula menghasilkan respons insulin.

Para praktisi fitness atau pengambil gaya hidup sehat, akan sangat

menghindari makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi. Sebisa

mungkin mereka akan makan makanan yang indeks glikemiknya rendah.

Kenapa? Karena makin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh makin

menimbun lemak. Penimbunan lemak tubuh adalah yang paling dihindari

mereka.

Nah, kalau habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri

dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) ,

sehingga respon insulin dalam tubuh langsung melonjak. Dengan

demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak.

Saya pernah bertanya tentang hal ini kepada seorang sufi yang diberi

Allah `ilm tentang urusan kesehatan jasad manusia. Kata Beliau, bila

berbuka puasa, jangan makan apa-apa dulu. Minum air putih segelas,

lalu sholat maghrib. Setelah shalat, makan nasi seperti biasa. Jangan

pernah makan yang manis-manis, karena merusak badan dan bikin

penyakit.. Itu jawaban beliau. Kenapa bukan kurma? Sebab kemungkinan

besar, kurma yang ada di Indonesia adalah `manisan kurma�, bukan

kurma asli. Manisan kurma kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat

mengecil karena puasa.

Pantas saja kalau badan kita di bulan Ramadhan malah makin terlihat

seperti `buah pir�, penuh lemak di daerah pinggang. Karena waham umum

masyarakat yang mengira bahwa berbuka dengan yang manis-manis

adalah �sunnah�, maka puasa bukannya malah menyehatkan kita.

Respon insulin tubuh meningkat bila:

(1) Makin tinggi jumlah karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi,

makin tinggi pula respon insulin tubuh (ini umumnya porsi kita di

Indonesia : lebih dari 70 persen dari satu porsi makannya adalah

nasi).

Makanya, makanlah dengan karbohidrat cukup lima puluh persennya saja.

Sisanya protein, dan 5-10 persennya lemak. Lemak ini cukup dari lemak

yang terkandung dalam daging yang kita makan, misalnya. Atau kuning

telur. Tidak perlu menambah minyak atau memakan lemak hewan (yang

justru buruk pengaruhnya bagi tubuh). Lemak (sedikit!) masih

diperlukan untuk mengolah beberapa nutrisi dan vitamin, dan untuk

membawa nutrisi ke seluruh tubuh.

(2) Semakin tinggi GI (Glycemic Index) karbohidrat yang dikonsumsi,

semakin meningkat pula respon insulin tubuh. Makanya, makan hanya

makanan yang GI-nya rendah. Nanti saya jelaskan di bawah.

(3) Semakin jarang makan, semakin meningkat respon insulin setiap

kali makan.

Ini sebabnya diet (dalam pengertian: mengurangi frekuensi makan

supaya kurus) tidak akan pernah berhasil untuk jangka lama. Setelah

diet selesai, tubuh justru akan cenderung lebih gemuk dari sebelum

diet. Supaya kurus (baca: supaya respon insulin tidak melonjak)

justru harus makan lebih sering (4-5 kali sehari) tapi dengan porsi

setengah atau sepertiga porsi biasa, dengan karbohidrat maksimal 50

persen saja setiap porsi.

Sekali lagi, baik ketika berbuka puasa atau dalam makanan keseharian,

makanlah makanan yang seimbang: 50 persen karbohidrat kompleks, 40-45

persen protein dan 5-10 persen lemak dalam setiap porsinya. Jauhilah

karbohidrat sederhana sebisa mungkin. Kalaupun harus makan

karbohidrat sederhana karena butuh energi cepat carilah yang nilai

indeks glikemiknya rendah.

Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu untuk diubah tubuh menjadi

energi. Dengan demikian, makanan diproses pelan-pelan dan tenaga

diperoleh sedikit demi sedikit. Dengan demikian, kita tidak cepat

lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas

sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat sederhana menyediakan energi

sangat cepat, tapi akan cepat sekali habis sehingga kita mudah lemas.

Maka, ketika makan sahur, jangan makan yang banyak mengandung gula,

karena kita akan cepat lemas. Makanlah karbohidrat kompleks (protein

jangan dilupakan!) sehingga kita tetap berenergi sampai waktu

berbuka.

Karbohidrat sederhana, GI tinggi (energi sangat cepat habis, respon

insulin tinggi: merangsang penimbunan lemak) adalah: sukrosa (gula-

gulaan) , makanan manis-manis, manisan, minuman ringan, jagung manis,

sirop, atau apapun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.

Hindari, puasa atau tidak puasa.

Karbohidrat sederhana, GI rendah (energi cepat, respon insulin

rendah): buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti pisang, apel,

pir, dan sebagainya. Sekarang ngerti kan , kenapa para pemain tenis

dunia, pemain bola, pemain basket atau pelari sering terlihat `ngemil

pisang� di pinggir lapangan? Karena mereka butuh energi cepat, tapi

nggak ingin badannya gembul berlemak.

Karbohidrat Kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, tapi respon

insulinnya tinggi): Nasi putih, kentang, jagung.

Karbohidrat Kompleks, GI rendah (energi dilepas pelan-pelan sehingga

tahan lama, respon insulin juga rendah): Gandum, beras merah, umbi-

umbian, sayuran. Ini yang paling dicari para praktisi fitness.

Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat

kita tidak cepat lapar dan energi dihabiskan cukup untuk aktivitas

satu hari penuh; respon insulin rendah membuat tubuh kita tidak

cenderung untuk menabung lemak.

Kalau saya pribadi, sahur cukup dengan oatmeal gandum (ditambah gula

sedikiiiiiit) , atau roti coklat gandum, dua atau tiga butir telur

rebus (kuningnya saya hancurkan dan ditebarkan di rumput untuk

makanan semut-semut di halaman rumah), sayuran segar, dan air putih.

Ini sudah cukup untuk membuat tenaga saya tidak habis sampai buka

puasa karena energi dari karbohidrat kompleksnya (gandum) akan

dilepas pelan-pelan ke dalam tubuh sepanjang hari. Ketika berbuka,

sesuai anjuran Rasulullah dan sufi tadi, saya biasanya minum segelas

air, lalu shalat maghrib. Setelah shalat makan nasi seperti biasa,

sebisa mungkin dengan porsi karbohidrat- protein-lemak- air

proporsional. Dan tentu tidak untuk `balas dendam� karena puasa

seharian. Ini justru saat yang penting untuk melatih melawan

keinginan hawa nafsu `makan sekenyang-kenyangny a�. Belajar sabar.

Kembali ke topik.

Jadi, saya kira, "berbukalah dengan yang manis-manis" itu adalah

kesimpulan yang terlalu tergesa-gesa atas hadits tentang berbuka

diatas. Karena kurma rasanya manis, maka muncul anggapan bahwa

(disunahkan) berbuka harus dengan yang manis-manis. Pada akhirnya

kesimpulan ini menjadi waham dan memunculkan budaya berbuka puasa

yang keliru di tengah masyarakat. Yang jelas, `berbukalah dengan yang

manis� itu disosialisasikan oleh slogan advertising banyak sekali

perusahaan makanan di bulan suci Ramadhan.

Namun demikian, sekiranya ada di antara para sahabat yang menemukan

hadits yang jelas bahwa Rasulullah memang memerintahkan berbuka

dengan yang manis-manis, mohon ditulis di komentar di bawah, ya.

Saya, mungkin juga para sahabat yang lain, ingin sekali tahu.

Semoga tidak termakan waham umum `berbukalah dengan yang manis�. Atau

lebih baik lagi, jangan mudah termakan waham umum tentang agama.

Periksa dulu kebenarannya.

Kalau ingin sehat, ikuti saja kata Rasulullah: "Makanlah hanya ketika

lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang." Juga, isi sepertiga

perut dengan makanan, sepertiga lagi air, dan sepertiga sisanya

biarkan kosong.


"Kita (Kaum Muslimin) adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar

barulah makan, dan apabila makan tidak hingga kenyang," kata

Rasulullah.

"Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk

daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap untuk memperkokoh

tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak dapat dihindari,

cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya,

dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu

Hibban dalam Shahihnya yang bersumber dari Miqdam bin Ma�di Kasib)

sory kalo trit ane berantakan emoticon-Sorrymsh newbie
yang blm iso kalo boleh rate 5 gan
Quote:

yg udh iso ane kg anolak di ksh ijo
Quote:

tpi jangan timpuk ane pke yg merah gan
Quote:

jangan lupa
Spoiler for jangan lupa:


Spoiler for sumber:

sekian dari ane gan Semoga bermanfaat
Wassalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Diubah oleh bogemdw 02-07-2013 02:43
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
4.6K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan