Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

awanguwung008Avatar border
TS
awanguwung008
Serunya Ramadhan di Masa Kecil
Ramadhan di masa kecil memang menyenangkan. Seru. Suasana penuh semarak. Terutama bagi anak-anak yang tinggal di kampung yang punya banyak tradisi.

Saya menikmati serunya Ramadhan belasan tahun lalu, ketika masih kanak belia. Beberapa hal yang saya rasakan sebagai keseruan adalah sebagai berikut.

1. DENDENG
Eits, ini bukan makanan lho! Ini adalah tradisi tabuh bedug di mesjid menyambut bulan puasa yang segera tiba. Dendeng dilakukan sore hari menjelang pergantian bulan Sya'ban ke Ramadhan.

Dendeng ini biasanya dilakukan oleh orang-orang muda. Namun anak yang masih kuncung jagung juga punya kesempatan ikut menabuh bedug. Kesempatan ini semacam training pendek bagi anak-anak untuk menciptakan irama musikal dengan bedug. Nah, pada training ini bagi anak-anak justru jadi ajang unjuk gigi tabuhan siapa yang iramanya paling bagus. Yah, begitulah anak-anak yang suka pamer.


2. TA'JIL BERSAMA
Ramadhan masa kanak saya dulu ibarat bulan perbaikan gizi. Saban magrib, di mushalla atau masjid banyak makanan ta'jil kiriman orang-orang.
Ada kolak pisang, es cincau, es campur, buah-buahan, dan jajanan lainnya.

Menjelang magrib, setelah ngabuburit atau jalan-jalan pakai sepeda, anak-anak pada kumpul di masjid atau mushalla untuk buka bersama. Srutup dan seger deh pokoknya...

3. KUAT-KUATAN PUASA
Kuat puasa sehari penuh merupakan gengsi tersendiri bagi anak-anak, khususnya anak-anak yang kisaran usianya 7-9 tahunan. Begitu juga saya ketika sudah di bangku SD, bangga banget kalau kuat puasa. Seturut itu, saya juga teman-teman sebaya suka mengolok-olok teman lain yang nggak kuat puasa. Mereka yang nggak kuat puasa sehari penuh itu "puasa bedug" alias puasa setengah hari. Mereka berbuka ketika suara bedug selesai ditabuh kala zuhur. Ya, bisa dikatakan semacam latihan puasa.

Biasanya nih, banyak orangtua khawatir kalau anaknya mati kelaparan pas latihan puasa. So, di siang hari ketika zuhur tiba para ibu mencari anak-anaknya yang sedang bermain. Anak-anak dipanggil si ibu untuk makan siang. Nah, pada momen inilah si anak yang dicari itu pasti kena cemooh sebagai "anak cemen". Pokoknya diolok-olok sampe mau nangis deh. Kalau pas kebagian saya yang dipanggil si mamak, duh olok-olokan mereka bikin dongkol. Giliran hampir marah, mereka bilang, "hayoo... orang puasa nggak boleh marah lho! daripada marah mending pulang sana makan sampai kenyang!" Hmmmm... Tambah dongkol kan?



4. NGANGKLANG ATAU KOTEKAN
Yang satu ini paling jago ngributin orang biar pada bangun sahur. Nangklang atau kotekan dilakukan dengan menabuh benda-benda yang bikin berisik. Misal jerigen atau toples. Bayangin, jam 2an dinihari anak-anak mulai merapatkan barisan buat kotekan keliling kampung.


5. BIKIN REPLIKA BUAT IRING-IRINGAN LEBARAN
Di kampung kami ada tradisi kalau lebaran orang-orang muda merayakan dengan takbir mursal. Takbir keliling secara massal dengan mengiring replika seperti masjid, motor balap, kapal tanker, robot, dan berbagai macam bentuk lainnya. Replika-replika tersebut dihias sedemikian rupa, yang pada akhirnya diarak menggunakan mobil pick up dan diring oleh banyak orang dengan jalan kaki di malam lebaran.


Persiapan iringa-iringan replika itu biasanya dilakukan kurang lebih selama dua minggu. Mulai dari pencarian ide, penggalangan dana, proses pembuatan replika, hingga pemasangan di mobil pick up beserta kelengkapan lain seperti accu jumbo dan sound system.

Namun, iring-iringan ini sering diwarnai tindakan tidak terpuji. Lho kok bisa? Ya, di antara orang-orang muda ada yang nenggak bir atau miras jenis lainnya. Selain ribuan mercon yang dihambur-hamburkan tanpa aturan hingga membahayakan.

Bah! Begitulah yang namanya takbir mursal alias "takbir pecicilan". Kekhusyukan takbiran kalah jauh dibandingkan dengan kesemarakan.


6. MERCON/PETASAN
Mercon memang membahayakan. Taruhannya cacat tubuh hingga nyawa. Meski begitu "main mercon" memiliki serunya sendiri.


Belasan atau dua puluhan lalu di daerah saya sangat gampang memuin pemasok serbuk mercon. Dulu larangan mercon tidak seketat dekade belakangan. Mercon belum dipandang sebagai hobby kriminal. Saya bisa beli serbuk mercon dari 1 ons sampai hitungan kilogram. Tergantung koceknya lah.

Makanya, mulai anak-anak hingga orang dewasa merakit mercon sebesar dan sedahsyat mungkin. Banyak kertas dikumpulin, lalu digulung menjadi mercon, dan dihamburkan menjadi limbah di jalanan. Konyolnya, kadang buku sekolah kami ikut jadi korban. Haduh...

Tapi mercon ini memang banyak banget mudaratnya. Benar banget lah kalau dilarang. Membahayakan orang, mengganggu orang dan fasilitas publik, dan mengganggu kekhusyukan ibadah.


SEKIAN
Diubah oleh awanguwung008 17-06-2015 21:26
0
2.1K
32
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan