ini.beritaAvatar border
TS
ini.berita
Kepincut Aceh, Rohingya Tak Jadi lagi ke Malaysia


Penampungan para pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh menjadi pusat keramaian. Banyak warga datang berduyun-duyun, untuk memberikan bantuan atau sekadar melihat dan bersenda gurau dengan para pengungsi.

Kebahagiaan masyarakat Rohingya ini seakan menghapuskan penderitaan mereka setelah berada di ujung tanduk kematian saat empat bulan terkatung-katung di lautan.

Mohammad Shorif, seorang pengungsi Rohingya mengaku lega karena ia dan 331 lainnya sudah berada di Kuala Cangkoi, Aceh. Meski ia harus tinggal di kamp yang sederhana dengan persediaan air terbatas.

“Saya tidak mau ke Malaysia, saya mau tinggal di sini,” katanya pada Rappler pekan lalu.

Pemuda berumur 18 tahun ini mengatakan, Aceh memberikan apa yang ia butuhkan. Ia bahkan punya rencana panjang untuk tinggal di Aceh, bersekolah, dan mengejar cita-citanya sebagai dokter.

Shorif bukan satu-satunya yang menolak. Ada beberapa pengungsi lainnya yang mengatakan berharap terus tinggal di Aceh.

Tapi Shorif dan teman-temannya harus bersabar. Meski pemerintah baru saja mengumumkan bahwa para pengungsi bisa tinggal sementara di Aceh selama setahun, mereka tak bisa tinggal leluasa di tanah rencong.

Menurut juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Mitra Salima Suryono selama setahun tersebut, mereka tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi atau mencari pekerjaan. Anak-anak mereka pun tak bisa sekolah.

“Bisa sekolah, tapi biasanya tak bisa dapat ijazah,” katanya.

Sejak awal tiba di pantai Aceh pekan lalu, warga Aceh berbondong-bondong memberi bantuan, yang kini menggunung di Kuala Cangkoy.

"Saya tidak ingin kembali ke kampung, saya ingin menjadi warga Aceh," kata Muhammad Hasyim, salah satu pengungsi Bangladesh, dengan bahasa Melayu seadanya.

Di tempat pelelangan ikan Kuala Cangkoy, pemandangan yang sama juga bisa disaksikan.

Ibu-ibu dan wanita remaja Aceh bersenda gurau dengan wanita Rohingya. Bertanya nama, berbincang dan tertawa lepas, kendati tidak mengerti bahasa satu sama lain.

Anak-anak Rohingya, sebagian bertelanjang dada, terlihat riang memainkan mainan yang diberi para relawan.

Para pengungsi mengaku senang disambut baik di Aceh, Rohingya kepincut dengan warga Aceh karena kebaikan hati mereka.

Warga Rohingya, Muhammad Kamal Hussain, berharap bisa terus tinggal di provinsi ini.

Namun warga Bangladesh yang kini dipisahkan dari Rohingya kemungkinan besar akan dideportasi ke negara mereka. Sementara Hussain belum jelas nasibnya.

"Saya ingin tinggal di sini. Lebih baik saya mati dari pada tidak bisa tinggal di sini," ujar pria 22 tahun ini.

Warga Aceh sendiri mengaku tidak keberatan menerima para pengungsi Rohingya, apalagi mereka adalah saudara sesama Muslim yang harus dibantu.

"Kami menerima mereka di sini, bahkan jika boleh menjadi warga Aceh," kata Sofiah Farhan, 17, pelajar di Kuala Cangkoy.

http://www.atjehcyber.net/2015/05/ke...u-lagi-ke.html
bukan.bomat
bukan.bomat memberi reputasi
1
5.4K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan