Halo agan-agan semua, ini tulisan pertama ane. Hehe… Maklum ane gak doyan nulis, bisa juga karena ane jarang menulis, atau tidak dididik untuk gemar menulis, atau gak gemar curhat (jadi ini bukan curhat?). Skip-skip, sekarang ane mau share tentang perusahaan manufacturing yang jadi idolanya para “fresh graduate” atau lulusan baru. Lebih spesifik lagi ane mau share tentang gimana sih kerjanya Product Engineer. Dikomen ye..



Garis besar
Jadi secara garis besar, Product Engineer itu bertugas untuk memastikan mesin produksi dapat menghasilkan barang sesuai dengan “drawing” standar yang diterbitkan oleh departemen research and development atau bisa disebut (R&D). Mesin produksi yang dimaksud dapat berupa mesin molding, mesin stamping, furnace, mesin welder, ataupun mesin press yang sangat umum digunakan hampir di semua manufacturing company. Begindang….. Jadi di luar lingkup itu sudah bukan ranahnya product engineer. Lha, terus yang menghandle maintenance utility gedung, mesin hidrolik, aliran oli-air-angin, panel listrik dan lain-lain siapa donk? Sepengetahuan ane ye, ada sebagian perusahaan yang menyamakan department tersebut menjadi satu departemen engineer aja. Tapi banyak juga yang membedakannya dan menjadi departemen Maintenance. Yah, itu mah kebijakannya perusahaan masing-masinglah. Mana yang menurut mereka paling efektif dan efisien. Yuk lanjut..



Segmen kerja
Jadi kalo agan-agan pengen kerja sebagai Product Engineer, nih ane kasih tau kisi-kisi soalnya. Eh, kerjaannya. Hehe..Keseringan nyari kisi-kisi ye kalo mau ujian. Maklum, jaman mahasiswa.

Kalo bagi ane, kerjaan si Product Engineer atau bisa disingkat PE ini bisa dibagi jadi dua; Daily job sama Project.
Dalam daily job, tugas PE itu gampang-gampang susah. PE harus selalu update tentang kondisi produk dan mesin produksi. Dalam pengalaman ane, bisaanya ane ngecek ke plan trus nanya sama engineer lapangannya . Kalo gak ada apa-apa, bukan berarti ga ada kerjaan. Ane bisaanya keliling nyatetin cycle time tiap mesin produksi. Ini berguna nantinya untuk membuat perhutangan Loading vs. Capacity. Disisi lain, PE harus selalu mencari peluang untuk dilakukannya improvement . Ini dilakukan untuk mengurangi production cost atau biaya produksi dalam jangka panjang. Bisa juga belajar ke engineer lapangan yang ilmunya udah ngelotok Sampe Tumpeh-Tumpeh!! Sayang banget kalo tumpeh, mending di share ke ente. Buat jaga-jaga juga, kalau engineer lapangannya berhalangan masuk, jadi deh PE ngerangkep. Hehe..

Lain cerita kalau ada problem mesin sehingga produk yang dihasilkan gak sesuai drawing. Orang-orang bagian produksi bakalan rebut tuh, minta segera dibenerin. Belum lagi kalau ada yang dikejar target. Nah, dalam posisi ini PE harus berkepala dingin dan dengan cepat menentukan prioritas. PE jugalah yang harus menganalisa sumber kerusakan, memperbaiki, dan mengamankan mesin untuk jangka panjang. Be a long term thinker.



Nah, sekarang kita ngobrol tentang project. Dalam manufacturing company dengan system mass product, bisaanya udah punya customer tetap. Katakanlah anak perusahaannya AOP, customer tetapnya ya Toyota sama Daihatsu. Otomatis desain produk harus menyesuaikan permintaan customernya. RnD akan mengeluarkan gambar baru, otomatis cetakan mesin / jig juga harus dirubah. Dalam posisi ini PE harus bisa menjadwal mulai memilih supplier, rencana pembuatan jig, instalasi dan trial sampai produk dapat benar-benar sesuai dengan drawing. Bahkan kalau Capacity mesin produksi kurang, sehingga dibutuhkan tambahan mesin baru, PE juga yang harus memesan mesin baru, mengontrol jadwalnya, memastikan mesin telah di trial di perusahaan pembuatnya sampai trial di plan sendiri. Itu semua akan menghabiskan waktu bulanan bahkan tahunan. Wow, asik…
Itu semua belum termasuk dokumen-dokumen wajib yang harus segera di selesaikan dan di approve agar lolos audit, juga kerjaan-kerjaan request bos yang selalu tidak terduga, dan problem-problem yang tidak bersinggungan sama sekali dengan keteknikan. Fiuh… Dinamis banget ya. Hmm, btw ada gak nih yang pengen jadi PE. Hehe…