- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA ADIDAYA PADA 2045 DENGAN HAL INI !!
TS
qwerty.......
INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA ADIDAYA PADA 2045 DENGAN HAL INI !!
Quote:
TENGKYO GAN MAU MAMPIR KE THREAD ANEOH YAA INI THREAD PERTAMA ANE LOH JADI MOHON BANTUANYA YAA
Spoiler for MEMAJUKAN INDONESIA:
KALI INI ENE AKAN MENGANGKAT INDONESIA SEBAGAI THREAD PERTAMA ANE
Spoiler for NEGARA:
Quote:
BANYAK spekulasi yang memunculkan satu wacana positif tentang Indonesia, bahwa pada 2045 Indonesia akan menjadi negara adidaya. Pak Habibie dalam salah satu seminar di Bandung mengatakan bahwa kelak pada 2045 Indonesia akan menjadi Negara Super Power baru.
Pernyataan Presiden Indonesia ke-3 itu mengacu pada sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Sudah banyak kita dengar dari media maupun riset para peneliti bahwa Indonesia akan mengalami fenomena bonus demografi yang ditaksir akan terjadi pada 2030.
Barangkali dari para pembaca ada yang belum tahu terkait fenomena ini dan timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan bonus demografi 2030? Dalam periode itu, diperkirakan penduduk usia produktif dalam jumlah besar akan lebih berkualitas karena lebih banyak tenaga terlatih, dengan asumsi tingkat pendidikan harus lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestik.
Pertanyaan lanjutannya adalah lantas siapa yang akan mengalami bonus demografi tersebut? tentu jawabannya adalah para penduduk dengan kelahiran 1985-1995, merekalah yang akan menjadi tampuk estafet pembangunan negeri ini. Bisa disimpulkan bahwa penduduk dengan usia 15-20 tahun saat ini adalah pengemban tongkat estafet tersebut. Bila dispesifikkan kembali, boleh jadi mahasiswa era sekarang adalah sekelompok orang yang akan memegang peran penting pada Indonesia 2045.
Berbicara sosok mahasiswa artinya berbicara pula karakter ideal yang semestinya dimiliki oleh seorang mahasiswa. Karakter perubahan dan pergerakan menjadi satu hak paten yang idealnya dimiliki oleh seorang mahasiswa. Fase-fase bersejarah yang terekam di 1998 dengan aksi heroic, sekumpulan mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR, sehingga tidak lama setelah itu Presiden Soeharto mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan yang sudah bertahan selama 32 tahun lamanya.
Saat itu mahasiswa seakan menjadi garda terdepan dalam konstelasi politik yang dapat membuat gentar pemerintah di zamannya. Wawasan terhadap dinamika kebangsaan sudah menjadi hal yang wajib untuk dimiliki bagi mahasiswa karena dengan bekal tersebut inisiatif dan kepekaan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih besar dan proaktif.
Melihat fenomena yang terjadi pada mahasiswa era saat ini, sepertinya orientasi pergerakan sudah beralih arah terhadap hal-hal yang bersifat eventual dengan melupakan substansi sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang agent of change. Ketika dihadapkan pada keberhasilan mengadakan sebuah kegiatan yang hura-hura maka akan timbul sebuah pengakuan subjektif bahwa ia telah berhasil menjadi mahasiswa. Ada kesenangan tersendiri yang tidak didapatkan ketika suatu kegiatan tidak terlaksana dengan baik.
Budaya khas mahasiswa pun seperti budaya keilmuan dan bersosialisasi melalui media organisasi sudah tidak lagi menjadi keseharian yang dapat meningkatkan atmosfer kebangsaan, di mana dengan kebiasaan itulah kepekaan akan kondisi sosial dapat dibangun dan dibentuk pondasi yang kokoh sebagai landasan pergerakan mahasiswa. Berkaca pada mahasiswa era 70-awal 90 an ketika diterbitkannya aturan yang mengekang gerak-gerik mahasiswa, yaitu NKK/BKK.
Saat itu jelas sudah pemerintah melarang segala aktivitas mahasiswa yang memperlihatkan adanya perkumpulan-perkumpulan, program diskusi dan lain sebagainya. Mahasiswapun tak kehabisan akal untuk tetap produktif melancarkan aksi-aksinya. Pergerakan mahasiswa digawangi oleh tiga bidang yang berjalan beriringan dan saling mendukung, antara lain, organisasi non pemerintah, pers, dan kajian keilmiahan.
Salah satu contoh di bidang pers mahasiswa hampir di setiap jurusan di masing-masing Univeristas baik itu swasta maupun negeri terdapat bulletin khas sebagai sarana untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang selama ini sedikit terbatas ruang geraknya karena adanya aturan NKK/BKK. Itu artinya apabila di Univeristas tersebut terdapat 25 jurusan berarti ada 25 buletin yang dapat mengakomodir suara mahasiswa maupun rakyat, bisa dibayangkan begitu massifnya dunia pers saat itu. Kalau kata Bung Karno mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat.
Kalau kita bandingkan dengan yang terjadi pada mahasiswa era sekarang, jangankan di tiap jurusan terdapat bulletin mahasiswa, untuk aktivitas tulis menulis saja sangatlah jarang ditemukan, bahkan untuk sekedar membaca buku pengetahuan umumpun rasanya mahasiswa sudah ogah-ogahan untuk melakukannya. Secara tidak langsung dan tidak sadar, pembentukan karakter ini juga turut dibumbui oleh maraknya tayangan media yang kurang bersifat edukatif, misalnya sinetron, parodi, maupun beragam music show. HADUUH APA LAGI MUSIC SHOW ALAY
Dari fenomena yang jamak terjadi pada mahasiswa era modern (baca: sekarang) rasanya saya semakin ragu apakah benar Indonesia emas dan beradab 2045 kan jatuh di pelukan bumi pertiwi? Melihat kepekaan terhadap kondisi sosial yang begitu rendah dan terbuai dengan kesenangan sesaat. Menurut Prof. Rhenald Kasali, Guru Besar UI, mengatakan bahwa diperlukan individu-individu transformatif untuk menciptakan Indonesia emas 2045. Semuanya harus diawali dari pola pikir pribadi yang berorientasi terhadap perubahan.
Riset dari beberapa lembaga terkemuka dunia seperti Standar Chartered, World Bank, mengindikasikan bahwa Indonesia ditaksir akan menjadi Negara dengan peringkat ekonomi ke-6 di dunia pada 2045 nanti. Melihat perkembangan di 2012 bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-16 dengan keadaan ekonomi terbaik di dunia adalah bentuk optimisme yang patut ditingkatkan dari waktu ke waktu mengingat sumber daya manusia yang ada di dalamnya semakin tergerak melihat dinamika percaturan perkembangan dunia.
Sekarang kuncinya terletak pada mahasiswa yang akan menjadi kunci penggerak bangsa dan Negara. Hal itu perlu kita sadari bahwa tonggak kepemimpinan berasal dari dua corong berbeda, militer dan mahasiswa. Maka dari itu agaknya kita (baca: mahasiswa) perlu mempersiapkan diri dari segala sudut pandang kapasitas secara komprehensif.
Sangat naïf rasanya apabila menjadi mahasiswa apatis dengan kondisi sekitar, hanya sibuk memikirkan diri sendiri, asal perut kenyang. Ditambah lagi isu sentral tentang 100 tahun kemerdekaan RI dengan ditandai momentum Indonesia Emas 2045. Beban berat terpekur dalam pundak tiap-tiap personal bangsa Indonesia, terutama bagi generasi penerus terdidik yang memiliki kapasitas lebih tinggi dibanding yang lain. Mukhlis Ndoyo Said
Mahasiswa Teknik Industri ITS
Peserta PPSDMS Regional 4 Angkatan VI
(ade)
Pernyataan Presiden Indonesia ke-3 itu mengacu pada sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Sudah banyak kita dengar dari media maupun riset para peneliti bahwa Indonesia akan mengalami fenomena bonus demografi yang ditaksir akan terjadi pada 2030.
Barangkali dari para pembaca ada yang belum tahu terkait fenomena ini dan timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan bonus demografi 2030? Dalam periode itu, diperkirakan penduduk usia produktif dalam jumlah besar akan lebih berkualitas karena lebih banyak tenaga terlatih, dengan asumsi tingkat pendidikan harus lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestik.
Pertanyaan lanjutannya adalah lantas siapa yang akan mengalami bonus demografi tersebut? tentu jawabannya adalah para penduduk dengan kelahiran 1985-1995, merekalah yang akan menjadi tampuk estafet pembangunan negeri ini. Bisa disimpulkan bahwa penduduk dengan usia 15-20 tahun saat ini adalah pengemban tongkat estafet tersebut. Bila dispesifikkan kembali, boleh jadi mahasiswa era sekarang adalah sekelompok orang yang akan memegang peran penting pada Indonesia 2045.
Berbicara sosok mahasiswa artinya berbicara pula karakter ideal yang semestinya dimiliki oleh seorang mahasiswa. Karakter perubahan dan pergerakan menjadi satu hak paten yang idealnya dimiliki oleh seorang mahasiswa. Fase-fase bersejarah yang terekam di 1998 dengan aksi heroic, sekumpulan mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR, sehingga tidak lama setelah itu Presiden Soeharto mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan yang sudah bertahan selama 32 tahun lamanya.
Saat itu mahasiswa seakan menjadi garda terdepan dalam konstelasi politik yang dapat membuat gentar pemerintah di zamannya. Wawasan terhadap dinamika kebangsaan sudah menjadi hal yang wajib untuk dimiliki bagi mahasiswa karena dengan bekal tersebut inisiatif dan kepekaan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih besar dan proaktif.
Melihat fenomena yang terjadi pada mahasiswa era saat ini, sepertinya orientasi pergerakan sudah beralih arah terhadap hal-hal yang bersifat eventual dengan melupakan substansi sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang agent of change. Ketika dihadapkan pada keberhasilan mengadakan sebuah kegiatan yang hura-hura maka akan timbul sebuah pengakuan subjektif bahwa ia telah berhasil menjadi mahasiswa. Ada kesenangan tersendiri yang tidak didapatkan ketika suatu kegiatan tidak terlaksana dengan baik.
Budaya khas mahasiswa pun seperti budaya keilmuan dan bersosialisasi melalui media organisasi sudah tidak lagi menjadi keseharian yang dapat meningkatkan atmosfer kebangsaan, di mana dengan kebiasaan itulah kepekaan akan kondisi sosial dapat dibangun dan dibentuk pondasi yang kokoh sebagai landasan pergerakan mahasiswa. Berkaca pada mahasiswa era 70-awal 90 an ketika diterbitkannya aturan yang mengekang gerak-gerik mahasiswa, yaitu NKK/BKK.
Saat itu jelas sudah pemerintah melarang segala aktivitas mahasiswa yang memperlihatkan adanya perkumpulan-perkumpulan, program diskusi dan lain sebagainya. Mahasiswapun tak kehabisan akal untuk tetap produktif melancarkan aksi-aksinya. Pergerakan mahasiswa digawangi oleh tiga bidang yang berjalan beriringan dan saling mendukung, antara lain, organisasi non pemerintah, pers, dan kajian keilmiahan.
Salah satu contoh di bidang pers mahasiswa hampir di setiap jurusan di masing-masing Univeristas baik itu swasta maupun negeri terdapat bulletin khas sebagai sarana untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang selama ini sedikit terbatas ruang geraknya karena adanya aturan NKK/BKK. Itu artinya apabila di Univeristas tersebut terdapat 25 jurusan berarti ada 25 buletin yang dapat mengakomodir suara mahasiswa maupun rakyat, bisa dibayangkan begitu massifnya dunia pers saat itu. Kalau kata Bung Karno mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat.
Kalau kita bandingkan dengan yang terjadi pada mahasiswa era sekarang, jangankan di tiap jurusan terdapat bulletin mahasiswa, untuk aktivitas tulis menulis saja sangatlah jarang ditemukan, bahkan untuk sekedar membaca buku pengetahuan umumpun rasanya mahasiswa sudah ogah-ogahan untuk melakukannya. Secara tidak langsung dan tidak sadar, pembentukan karakter ini juga turut dibumbui oleh maraknya tayangan media yang kurang bersifat edukatif, misalnya sinetron, parodi, maupun beragam music show. HADUUH APA LAGI MUSIC SHOW ALAY
Dari fenomena yang jamak terjadi pada mahasiswa era modern (baca: sekarang) rasanya saya semakin ragu apakah benar Indonesia emas dan beradab 2045 kan jatuh di pelukan bumi pertiwi? Melihat kepekaan terhadap kondisi sosial yang begitu rendah dan terbuai dengan kesenangan sesaat. Menurut Prof. Rhenald Kasali, Guru Besar UI, mengatakan bahwa diperlukan individu-individu transformatif untuk menciptakan Indonesia emas 2045. Semuanya harus diawali dari pola pikir pribadi yang berorientasi terhadap perubahan.
Riset dari beberapa lembaga terkemuka dunia seperti Standar Chartered, World Bank, mengindikasikan bahwa Indonesia ditaksir akan menjadi Negara dengan peringkat ekonomi ke-6 di dunia pada 2045 nanti. Melihat perkembangan di 2012 bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-16 dengan keadaan ekonomi terbaik di dunia adalah bentuk optimisme yang patut ditingkatkan dari waktu ke waktu mengingat sumber daya manusia yang ada di dalamnya semakin tergerak melihat dinamika percaturan perkembangan dunia.
Sekarang kuncinya terletak pada mahasiswa yang akan menjadi kunci penggerak bangsa dan Negara. Hal itu perlu kita sadari bahwa tonggak kepemimpinan berasal dari dua corong berbeda, militer dan mahasiswa. Maka dari itu agaknya kita (baca: mahasiswa) perlu mempersiapkan diri dari segala sudut pandang kapasitas secara komprehensif.
Sangat naïf rasanya apabila menjadi mahasiswa apatis dengan kondisi sekitar, hanya sibuk memikirkan diri sendiri, asal perut kenyang. Ditambah lagi isu sentral tentang 100 tahun kemerdekaan RI dengan ditandai momentum Indonesia Emas 2045. Beban berat terpekur dalam pundak tiap-tiap personal bangsa Indonesia, terutama bagi generasi penerus terdidik yang memiliki kapasitas lebih tinggi dibanding yang lain. Mukhlis Ndoyo Said
Mahasiswa Teknik Industri ITS
Peserta PPSDMS Regional 4 Angkatan VI
(ade)
Quote:
TUH.. INGET YANG SEKARANG BERUMUR 15-20 (TERMASUK ANE) KITA ADALAH PENGEMBAN AMANAT NEGARA DAN SATU-SATUNYA HARAPAN NEGARA INI GAN
Spoiler for JADI...:
NAHH LOH...
Quote:
AGAN2 SEMUA MOHON SARANYA UNTUK THREAD ANE INI YAA BIAR ANE BISA JADI LEBIH BAIK DARI INI
[URL="SUMUR"]http://news.okezone.com/read/2013/06/03/95/816551/bersiap-menuju-adidaya[/URL]
Quote:
TERIMAKASIH YAAA ATAS WAKTU AGAN2 MAU BACA THREAD ANE INIBOLEH MINTA NYA GK? TAPI JANGAN IN ANE GAN.. DAN ANE SEKALI LAGI TERIMAKASIH GANNN..
Diubah oleh qwerty....... 28-12-2014 02:16
4iinch memberi reputasi
1
12K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan