- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kuras Isi Kapal Toug Boat, Lima Perompak Dibekuk TNI AL di Perairan Batam
TS
wong.edan.utd10
Kuras Isi Kapal Toug Boat, Lima Perompak Dibekuk TNI AL di Perairan Batam
Quote:
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Menaklukan lima perompak di pesisir hutan bakau Sungai Langkai Tembesi, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (7/4/2015) sekitar pukul 07.30 WIB, membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Tim Sea Rider AL dari Guskamlabar.
Menurut Komandan Gugus Keamanan Laut Armada bagian Barat (Guskamlabar) Laksamana Pertama Abdul Rasyid, timnya membutuhkan waktu sekitar enam jam dalam operasi penangkapan para perompak tersebut.
Begitu mendapat laporan dari seorang nakhoda tentang keberadaan perompak, tepatnya sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa (7/4) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, Tim Sea Rider AL dari Guskamlabar langsung melakukan penyisiran di perairan laut menggunakan boat karet.
"Kurang lebih ada 6 jam pencarian dari pukul 02.00. Pelaku berhasil kita amankan pada pukul 07.30 WIB saat sedang bersembunyi di hutan bakau Tembesi," kata Rasyid dalam ekspos yang digelar kemarin.
Saat penangkapan, para perompak sempat berusaha kabur. Namun anggota yang bersenjata lengkap saat itu sigap meringkus ke lima pelaku.
Dari hasil jarahan perompak, petugas mengamankan beberapa barang bukti senjata tajam seperti satu buah golok, pisau, pemotong besi, pemukul segel, linggis, palu, dua buah tang, kunci pas, pisau cutter 13 buah, senter, dan tali untuk memanjat ke atas kapal sepanjang 20 meter.
"Kalau barang bukti hasil curianya diantaranya ada acu tiga unit. Bor plat dua unit, gerinda besi, 3 unit pompa bakar tiga unit, pipa tembaga 10 unit, dan tembaga kawat seberat 10 kilogram," tambah Rasyid.
Soal pengakuan pelaku kepada penyidik, Rasyid menjelaskan, hal tersebut belum bisa disampaikan ke awak media. Mengingat kasus tersebut masih dalam pengembangan oleh Lanal kota Batam.
Para pelaku saat ini mendekam di sel tahanan Mako Lanal Batuampar.
Menurut Komandan Gugus Keamanan Laut Armada bagian Barat (Guskamlabar) Laksamana Pertama Abdul Rasyid, timnya membutuhkan waktu sekitar enam jam dalam operasi penangkapan para perompak tersebut.
Begitu mendapat laporan dari seorang nakhoda tentang keberadaan perompak, tepatnya sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa (7/4) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, Tim Sea Rider AL dari Guskamlabar langsung melakukan penyisiran di perairan laut menggunakan boat karet.
"Kurang lebih ada 6 jam pencarian dari pukul 02.00. Pelaku berhasil kita amankan pada pukul 07.30 WIB saat sedang bersembunyi di hutan bakau Tembesi," kata Rasyid dalam ekspos yang digelar kemarin.
Saat penangkapan, para perompak sempat berusaha kabur. Namun anggota yang bersenjata lengkap saat itu sigap meringkus ke lima pelaku.
Dari hasil jarahan perompak, petugas mengamankan beberapa barang bukti senjata tajam seperti satu buah golok, pisau, pemotong besi, pemukul segel, linggis, palu, dua buah tang, kunci pas, pisau cutter 13 buah, senter, dan tali untuk memanjat ke atas kapal sepanjang 20 meter.
"Kalau barang bukti hasil curianya diantaranya ada acu tiga unit. Bor plat dua unit, gerinda besi, 3 unit pompa bakar tiga unit, pipa tembaga 10 unit, dan tembaga kawat seberat 10 kilogram," tambah Rasyid.
Soal pengakuan pelaku kepada penyidik, Rasyid menjelaskan, hal tersebut belum bisa disampaikan ke awak media. Mengingat kasus tersebut masih dalam pengembangan oleh Lanal kota Batam.
Para pelaku saat ini mendekam di sel tahanan Mako Lanal Batuampar.
Quote:
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Tim Sea Rider AL dari Guskamlabar membekuk lima pelaku perompak di pesisir hutan bakau Sungai Langkai Tembesi, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (7/4/2015) sekitar pukul 07.30 WI.
Operasi tersebut dipimpin Kapten Rudi bersama sembilan anggotanya.
Lima pelaku begal laut ini masing-masing berinisial LG, JS. JW, S, dan EB. Komplotan itu sering disebut dengan kelompok spesialis kriminal laut bernama LG.
LG diringkas setelah kedapatan menjarah sebagian barang bawaan kapal toug boat
Menurut Komandan Gugus Keamanan Laut Armada bagian Barat (Guskamlabar) Laksamana Pertama Abdul Rasyid, kelima pelaku merupakan warga Batam. Namun tempat tinggal pasti mereka masih enggan menyebutkan.
Pasalnya kasus tersebut masih dalam pengembangan pihaknya.
"Mereka orang Batam. Kita masih kembangkan dulu," ungkap Abdul Rasyid saat menggelar ekspos di Mako Lanal Batuampar, Selasa (7/4/2015) sore.
Penangkapan ini berawal saat Guskamlabar menerima laporan via telepon salah seorang nahkoda kapal adanya aksi perompak, Selasa (7/4/2015) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Saat itu toug bout berjalan di wilayah perairan Kabil, Nongsa.
Tim Sea Rieder Guskamlabar menggunakan kapal karet langsung menerjunkan sembilan personel ke lokasi kejadian. Laporan yang diterima Guskamlabar, perompak kabur usai menjarah sebagian isi bawaan kapal.
"Kita dapat informasi dari nahkoda kapal adanya perompak. Kita langsung turun ke lokasi kejadian. Setelah mendapatkan petunjuk, kita langsung lakukan pengejaran," kata Amdul Rasyid.
Menurutnya, pihak ABK kapal sengaja membiarkan mereka mengambil isi barang bawaan kapal. Nahkoda serta ABK pun hanya melakukan pengintaian saat perompak menjalankan aksinya di atas kapal. Hal itu sengaja dibiarkan demi keselamatan ABK kapal.
Operasi tersebut dipimpin Kapten Rudi bersama sembilan anggotanya.
Lima pelaku begal laut ini masing-masing berinisial LG, JS. JW, S, dan EB. Komplotan itu sering disebut dengan kelompok spesialis kriminal laut bernama LG.
LG diringkas setelah kedapatan menjarah sebagian barang bawaan kapal toug boat
Menurut Komandan Gugus Keamanan Laut Armada bagian Barat (Guskamlabar) Laksamana Pertama Abdul Rasyid, kelima pelaku merupakan warga Batam. Namun tempat tinggal pasti mereka masih enggan menyebutkan.
Pasalnya kasus tersebut masih dalam pengembangan pihaknya.
"Mereka orang Batam. Kita masih kembangkan dulu," ungkap Abdul Rasyid saat menggelar ekspos di Mako Lanal Batuampar, Selasa (7/4/2015) sore.
Penangkapan ini berawal saat Guskamlabar menerima laporan via telepon salah seorang nahkoda kapal adanya aksi perompak, Selasa (7/4/2015) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Saat itu toug bout berjalan di wilayah perairan Kabil, Nongsa.
Tim Sea Rieder Guskamlabar menggunakan kapal karet langsung menerjunkan sembilan personel ke lokasi kejadian. Laporan yang diterima Guskamlabar, perompak kabur usai menjarah sebagian isi bawaan kapal.
"Kita dapat informasi dari nahkoda kapal adanya perompak. Kita langsung turun ke lokasi kejadian. Setelah mendapatkan petunjuk, kita langsung lakukan pengejaran," kata Amdul Rasyid.
Menurutnya, pihak ABK kapal sengaja membiarkan mereka mengambil isi barang bawaan kapal. Nahkoda serta ABK pun hanya melakukan pengintaian saat perompak menjalankan aksinya di atas kapal. Hal itu sengaja dibiarkan demi keselamatan ABK kapal.
Quote:
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Enam pria pelaku perompokan kapal berhasil dibekuk tim gabungan TNI AL Lanal Batam, Bakorkamla dan Guskamlamabar, Kamis (5/3) sekitar pukul 05.00 WIB.
Keenam perompak tersebut warga Batam masing-masing N (50) warga Pulau Babi Belakang Padang yang berperan sebagai tekong, Aa (28) warga perumahan Fanindo, Batuaji, Tg (22) warga Kaveling Kamboja serta Sagulung, S (30), Rj (22) dan Js (21) warga Dapur 12, Sagulung.
Komandan Guskamlabar Laksamana pertama Abdul Rasyid Kacong mengatakan penangkapan keenam orang perompakan tersebut merupakan hasil operasi yang digelar Koarmabar.
Kelompok perompak ini beraksi dengan menggunakan pancung kayu bermesin 40 PK. Mereka melakukan perompakkan terhadap kapal-kapal yang lego jangkar di sekitaran periaran Tanjunguncang.
"Mereka sering beraksi hingga ke selat Malaka. Tentang perompak ini sudah ada laporan masuk dari pengguna jasa laut, IFC Singapura, POCC Singapura dan instansi keamanan negara tetangga," ujar Rasyid.
Dari para pelaku ini, petugas mengamankan dua bilah samurai, sepuluh pisau cutter, kunci pas, obeng, busi serta alat bongkar besi lainnya yang digunakan saat beraksi.
Anggota TNI AL tim Sea Rider Western Fleet Quick Response (WFQR) pun langsung bergerak melakukan patroli. Petugas berhasil mendetwksi keberadaan perompak saat berada di posisi 01 08 519 U- 103 55 273 Tanjunguncang. Para pelaku tersebut akhirnya berhasil dibekuk meski sempat mencoba melarikan diri.
"Tim mendeteksi dan memangkap di kapal yang sedang lego jangkar," kata Rasyid lagi.
Modus yang dilakukan para pelaku dengan cara berpura-pura mencari besi di dalam laut. Saat kapal tak berpenjaga, mereka mulai beraksi menjarah kapal.
Bukan hanya barang-barang yang ada di kapal, mereka juga kerap menjarah onderdil kapal yang sesang berada di perairan.
Diduga kelompok tersebut merupakan pemain lama yang kerap merompak di sekitaran periaran wilayah Batam dan Kepri hingga ke negara tetangga.
"Mulanya mau nyelam besi. kemudian mereka masuk ke kapal yang mau dirompak," tutur Rasyid.
Masih menurut Rasyid, banyak laporan yang masuk melalui hot line WFQR dengan 0778 413498 atau081270310900, namun selalu gagal ditangkap. Sejak bulan Januari TNI AL sudah mendapatkan setidaknya 17 laporan mengenai perompakkan.
"Setelah ada laporan kita kejar mereka lari ke laut dangkal. Atau saat dicek ternyata laporan palsu ataupun mereka sudah kabur," tutup Rasyid.
Keenam perompak tersebut warga Batam masing-masing N (50) warga Pulau Babi Belakang Padang yang berperan sebagai tekong, Aa (28) warga perumahan Fanindo, Batuaji, Tg (22) warga Kaveling Kamboja serta Sagulung, S (30), Rj (22) dan Js (21) warga Dapur 12, Sagulung.
Komandan Guskamlabar Laksamana pertama Abdul Rasyid Kacong mengatakan penangkapan keenam orang perompakan tersebut merupakan hasil operasi yang digelar Koarmabar.
Kelompok perompak ini beraksi dengan menggunakan pancung kayu bermesin 40 PK. Mereka melakukan perompakkan terhadap kapal-kapal yang lego jangkar di sekitaran periaran Tanjunguncang.
"Mereka sering beraksi hingga ke selat Malaka. Tentang perompak ini sudah ada laporan masuk dari pengguna jasa laut, IFC Singapura, POCC Singapura dan instansi keamanan negara tetangga," ujar Rasyid.
Dari para pelaku ini, petugas mengamankan dua bilah samurai, sepuluh pisau cutter, kunci pas, obeng, busi serta alat bongkar besi lainnya yang digunakan saat beraksi.
Anggota TNI AL tim Sea Rider Western Fleet Quick Response (WFQR) pun langsung bergerak melakukan patroli. Petugas berhasil mendetwksi keberadaan perompak saat berada di posisi 01 08 519 U- 103 55 273 Tanjunguncang. Para pelaku tersebut akhirnya berhasil dibekuk meski sempat mencoba melarikan diri.
"Tim mendeteksi dan memangkap di kapal yang sedang lego jangkar," kata Rasyid lagi.
Modus yang dilakukan para pelaku dengan cara berpura-pura mencari besi di dalam laut. Saat kapal tak berpenjaga, mereka mulai beraksi menjarah kapal.
Bukan hanya barang-barang yang ada di kapal, mereka juga kerap menjarah onderdil kapal yang sesang berada di perairan.
Diduga kelompok tersebut merupakan pemain lama yang kerap merompak di sekitaran periaran wilayah Batam dan Kepri hingga ke negara tetangga.
"Mulanya mau nyelam besi. kemudian mereka masuk ke kapal yang mau dirompak," tutur Rasyid.
Masih menurut Rasyid, banyak laporan yang masuk melalui hot line WFQR dengan 0778 413498 atau081270310900, namun selalu gagal ditangkap. Sejak bulan Januari TNI AL sudah mendapatkan setidaknya 17 laporan mengenai perompakkan.
"Setelah ada laporan kita kejar mereka lari ke laut dangkal. Atau saat dicek ternyata laporan palsu ataupun mereka sudah kabur," tutup Rasyid.
SUMBER: http://batam.tribunnews.com/2015/04/08/begini-perjuangan-tim-sea-rider-al-guskamlabar-tangkap-5-perompak-di-batam
SALUTE :
0
1.6K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan