Kaskus

Entertainment

rupawaAvatar border
TS
rupawa
Wedha Abdul Rasyid, Bapak Ilustrator Indonesia
Spoiler for semoga ga repost:

Quote:


Generasi dekade 80-an dan 90-an ga mungkin lupa sama Lupus, zaman dimana manusia serigala dan manusia harimau masih berteman baik. Lupus, tokoh fiksi karangan Hilman Hariwijaya yang pada saat itu menjadi tren di kalangan anak muda. Model rambut dan gaya berpakaian Lupus menjadi gambaran umum anak muda. Namun, sebelum diangkat menjadi acara televisi, Lupus adalah sebuah cerpen yang dimuat di majalah Hai di tahun 1986. Cerita Lupus mendapat respon positif oleh kalangan remaja di masa itu karena ceritanya yang lucu dengan karakter-karekter unik. Kemudian Lupus dijadikan novel yang membuatnya terkenang hingga kini dan difilmkan.

Wedha Abdul Rasyid, Bapak Ilustrator Indonesia
Wedha Abdul Rasyid

Wedha Abdul Rasyid adalah seorang ilustrator yang berhasil menghadirkan Lupus secara visual. Dari sinilah, nama Wedha Abdul Rasyid dikenal sebagai bapak ilustrator Indonesia. Beliau menciptakan kebutuhan akan hadirnya ikon Lupus yang 'would last longer than forever' dengan membuatnya lebih ‘catchable’, unik, ringkas dan mudah ditiru agar mudah penyebarannya. Ilustrasi Lupus muncul dari penggambaran seseorang yang jangkung, kurus, sedikit ‘cute’, sikapnya cuek, agak introvert, berfikir kreatif dan hanya berani ‘rame’ dengan orang-orang dekatnya saja. Potongan rambut ala John Taylor dan doyan ngunyah permen karet menambah kesan cuek yang ingin ditonjolkan dalam karakter Lupus. Di setiap ada acara yang berkenaan dengan Lupus, selalu ada siluet berbagai ukuran yang akan menyambut Anda. Alhasil, siluet Lupus mampu bertahan cukup lama di benak penggemarnya hingga bertahun-tahun atau mungkin hingga kini.
Wedha Abdul Rasyid, Bapak Ilustrator Indonesia
Siluet Lupus

Pada tahun 1990, Pak Wedha kemudian memulai gaya baru untuk ilustrasi gambar wajah. Hal ini disebabkan penurunan daya penglihatan karena usia yang telah mencapai 40 tahun, sehingga beliau kesulitan saat menggambar wajah yang realistis dan detail karena memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Kemudian beliau mencoba ilustrasi bergaya kubisme untuk karyanya. Gaya ini kemudian menjamur dan tumbuh populer sebagai bagian dari gaya popart bahkan hingga kini. Gambar yang tidak detail, hanya berupa potongan-potongan kubis dengan paduan warna yang harmonis, namun mampu mewakili karakter wajah yang digambarkan dengan sangat baik. Dimulai dari titik kemudian garis dan membentuk sebuah bidang yang akhirnya bidang-bidang datar tersebut dikumpulkan kemudian membentuk garis-garis imajiner. Cukup panjang proses yang Pak Wedha lalui sebelum mendapat bentuk dan cara seperti sekarang. Dalam proses manual Pak Wedha menemukan cara yang cukup mudah, walau ada keraguan atas hasil karya ini. Namun pada kenyataannya karyanya ini sangat digemari, bahkan beberapa musisi dunia mengaguminya, sebut saja Scorpion, Metallica dan James Ingram.

Wedha Abdul Rasyid, Bapak Ilustrator Indonesia
WPAP artis dalam dan luar negeri


Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP)

Dalam perkembangannya, Pak Wedha mulai bereksperimen dengan karyanya. Dengan pemikirannya yang menghilangkan garis dan hanya mengandalkan dua warna berbeda untuk menghasilkan garis imajiner, muncullah beberapa gambar wajah seorang pelari peraih medali emas dari Kenya, Jack Nicholson, Whoopie Goldberg dan Al Pacino. Kemudian Pak Wedha menyebut gaya dari karyanya sebagai Foto Marak Berkotak (FMB).
Wedha Abdul Rasyid, Bapak Ilustrator Indonesia
Foto Marak Berkotak (FMB)


Dalam membuat karyanya, Pak Wedha memiliki tiga alternatif cara, yaitu:

1. Membuat sket langsung sambil melihat fotonya
2. Menggunakan proyektor untuk memproyeksikan foto yang akan dilukis.
3. Tracing (menjiplak).

Cara pertama bukanlah pilihannya, karena keadaan matanya yang mulai kabur dan fisik yang kurang baik, cara itu dinilai terlalu merepotkan. Pilihan kedua juga kurang bersahabat, karena beliau tidak memiliki proyektor, apalagi pada masa itu scanner juga belum sepopuler sekarang. Maka beliau pun memilih cara ketiga, tracing. Walau sebenarnya berat secara moral, namun beliau terpaksa memilih cara itu dan beliau pun melakukannya secara bermartabat. Seperti apa tracing yang bermartabat? Pak wedha memiliki beberapa prinsip dalam melakukan tracing:

- Garis lengkung pada hakikatnya adalah gabungan dari garis lurus pendek dalam jumlah tak terhingga.
- Bidang lengkung pada hakikatnya adalah gabungan bidang-bidang datar dalam jumlah tak terhingga.

Prinsip ini masih ditambah dengan keyakinan intuisi bahwa bidang yang terbentuk oleh garis lurus akan tampak lebih kuat dibanding bidang bentukan garis lengkung. Bidang yang akan dibuat dari hasil tracing harus berpososo vertikal atau horizontal. Andai terdapat kemiringan, maka derajat kemiringannya harus jelas dan tegas pada sudut 600, 450, 300 atau 150.

Cocoklah apabila Wedha Abdul Rasyid disebut sebagai Bapak Ilustrator Indonesia. Beliau mampu mengubah keterbatasannya menjadi sesuatu yang baru, seuah gaya baru dalam seni desain graifs yang mampu menghasilkan karya orisinal baru dengan gayanya sendiri. Berbanggalah kita sebagai desainer grafis Indonesia!

Di Forum Desain Grafis ada Thread WPAP juga nih WPAP on Kaskusdan ada Fan Page WPAP juga, mungkin buat agan2 yang pengen berguru bisa langsung kesana emoticon-Big Grin

WPAP diangkat untuk memeriahkan KAA di Bandung nih gan!!! emoticon-2 Jempol
Quote:


Quote:

Quote:
Diubah oleh rupawa 21-04-2015 12:08
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
11.2K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan