Demam batu akik kini melanda masyarakat Indonesia. Tak hanya di pedesaan, masyarakat perkotaan pun ramai-ramai berburu batu alam untuk dijadikan cincin atau sekadar koleksi.


Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh, Jakarta, Musni Umar menilai adanya dua dimensi dalam batu akik. Pertama, dimensi spiritual. Kaum pemakai batu akik umumnya percaya jika mengenakan batu jenis tertentu dapat melancarkan rejeki, enteng jodoh, serta mendapatkan kesehatan.

"Ada dimensi spritual dalam batu akik, itu soal kepercayaan, jadi sulit untuk terbantahkan," jelas Musni.



Kedua, kata Musni, ialah aspek ekonomi dari batu akik itu sendiri. Sulitnya mencari jenis batu tertentu, membuat harga batu tersebut bisa melonjak tajam. Tak jarang, masyarakat kelas menengah dan atas bahkan menjadikan batu akik sebagai sarana investasi, serupa dengan berlian serta emas yang bisa juga dijadikan perhiasan.

"Aspek ekonomi, semua pakai, bahkan ada yang menggunakan untuk investasi," imbuhnya.

Wakil rektor Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta itu memprediksi, fenomena batu akik akan berlangsung lama. Berbeda dengan tren ikan Louhan yang juga sempat menjadi tren karena diyakini membawa hoki.

"Bisa jadi lama, beda sama tren Louhan, karena kalau ikan tidak semua orang bisa mengakses, kalau ini kan semua bisa pakai, tergantung batunya juga," pungkasnya.

Buat yang suka batu akik mending dibaca dulu deh ini



[URL="okz.me/SAph "]SUMBER[/URL]