Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mawar.mewangiAvatar border
TS
mawar.mewangi
{INSPIRATIF GAN....] Kisah Para Raja Dermawan


Semua utang warga negara di bank-bank dilunasi. Inilah kisah para raja yang memukau.

Dream - Seperti hari yang sudah-sudah. Hari itu kumadangan Azan mengalun syahdu. Merdu. Mengirim ketentraman ke jiwa-jiwa, hingga berkilo jauhnya dari masjid itu. Para jemaah di Masjid Sheik Zayed itu larut dalam kesyahduan sholat Jumat. Inilah masjid yang disebut terindah di seantero bumi.

Beratap hiasan kaligrafi. Lantai marmer mengkilap yang dilapisi permadani. Pada Jumat itu, ratusan jemaah takzim mendengar ceramah. Setengah jam ceramah itu berlangsung. Lalu doa mulai dilantunkan sang khotib. Pada doa itulah diselipkan nama Sheikh Khalifa Bin Zayed al Nahyan.

Dan tanpa komando, seluruh jamaah menengadahkan kedua tangan. Kepala mereka merunduk. Mulutnya bergumam. Semua melantukan permohonkan untuk Sheikh Khalifa. Agar diberi kesehatan. Rejeki berlimpah. Dan panjang umur.

Dan doa untuk sang raja bukan hanya di situ. Dilantunkan juga oleh para jemaah di berbagai masjid di negeri ini. Mereka iklhas. Doa-doa itu dipanjatkan dengan sepenuh keyakinan.

Raja Sheikh Khalifa memang tidak hanya pantas dicintai, tapi juga didoakan. Dan seluruh doa itu digerakan oleh kebaikan yang sudah ditabur sang raja. Ke sekujur negeri itu. Uni Emirat Arab.

Sang raja memang berhati murah. Dia berjuang sekuat tenaga membahagiakan rakyat. Puluhan triliun hartanya disedekahkan untuk kemanusiaan. Dia banyak membantu orang-orang miskin. Orang-orang yang dapurnya terjerat utang.

Dan inilah kisah yang paling mengharukan. Juga membanggakan rakyat di negeri itu. Tiga tahun lampau, banyak warga di sana yang terjerat utang. Sang raja yang tidak tega, lalu merogoh uang US$ 545 juta dari kas Negara untuk membantu 7.000 warga. Jika dirupiahkan uang itu jumlahnya 7,1 triliun.

Kisah ini begitu membekas di benak warga di negeri itu. Kemurahan hati seorang raja ternyata bukan dongeng belaka, raja di Uni Emirat Arab ini memberi kisah nyata.

***

Jika sejarah dirunut, kemurahan hati seperti yang ditunjukan sang raja itu, sesungguhnya bukan kisah baru. Semenjak zaman Nabi Muhammad hingga penerusnya, menyumbangkan harta bagi umat adalah bentuk ketundukan. Bahwa cinta kepada Tuhan melebihi harta berlimpah itu.

Lihatlah betapa khalifa Abu Bakar Sidiq dengan penuh iklhas menyerahkan seluruh hartanya, ketika dia memutuskan masuk Islam. Jangan lupa dengan kebajikan Umar bin Khatab. Di bawah titahnya, dia membangun rumah harta sebagai simpanan harta umat. Sebuah cara yang luar biasa bijaksana.

Pada era yang sedikit lebih modern, sebuah dokumen dari era Mamluk di Mesir pada 1250-1517 masehi, juga banyak menyimpan cerita kedermawanan. Orang-orang kaya pada zaman itu mewariskan sikap yang baik, bagaimana sesungguhnya menjadi berpunya itu.

Lewat wakaf, para pemimpin muslim menyumbangkan harta untuk umat. Harta wakaf inilah yang menjadi sumber uang untuk membangun peradaban Islam. Program kesehatan, pendidikan, penyediaan makanan dan air, sampai penguburan, seluruhnya didanai dari harta wakaf para dermawan.

Ketika kerajaan Ottoman menaklukan wilayah ini pada 1517 Masehi, sebagian bangunan dan pertanian di Mesir dibangun dari harta wakaf.
Kegiatan wakaf terus berlanjut di era Ottoman, yang berlangsung 1299-1923 Masehi. Sebuah catatan melaporkan bahwa pada masa itu ramai para elit menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk wakaf.

Di era modern, sikap kedermawanan ini sohor dengan nama filantropi. Menumpuk harta tak lagi jadi obsesi para hartawan. Menebar donasi kini justru menjadi tren bagi para miliarder dunia.

Lihat saja nama-nama seperti Bill Gates, Warren Buffett, atau anak muda tajir si pemilik Facebook, Mark Zuckerberg. Bergabung dalam organisasi Giving Pledge, para hartawan ini seolah berlomba menyisihkan keuntungan bisnis untuk sumbangan.

Tak semua anggota organisasi elit ini berasal dari Tanah Paman Sam. Hartawan Timur Tengah, Asia, Eropa, bahkan Indonesia bergabung dalam organisasi filantropi dunia ini. Termasuk para raja-raja yang memiliki kuasa sekaligus harta.

***

Dan Syeikh Khalifa bukanlah satu-satunya raja muslim yang sohor karena bermurah hati. Masih ada nama lain yang mengikhlaskan harta benda untuk masyarakat.

Dari tanah Qatar, nama Syeikh Haman bin Khalifa Al Thani bergitu masyhur. Juni 2013, Al Thani membuat keputusan mengejutkan. Turun dari tahta dan memberikan tongkat kekuasaan kepada generasi muda.

Lahir sebagai keturunan penguasa tidak lantas membuat Hamad angkuh. Dia terkenal sebagai Amir yang dermawan. Tanpa segan dia benamkan uang begitu banyak sebagai bantuan bagi mereka yang kesusahan.

Beberapa contohnya adalah sumbangannya kepada masyarakat New Orleans, Amerika Serikat, yang menjadi korban Badai Katrina pada tahun 2005 sebesar US$ 100 juta. Dia juga tercatat menjadi tokoh inti atas upaya pemulihan kawasan Perang Libanon pada tahun 2006.

Pada tahun yang sama, Hamad mengunjungi jalur Gaza, yang porak poranda akibat gempuran Israel pada tahun 2008. Ia masuk ke Gaza melalui pintu Rafah, setelah sebelumnya mendarat di Mesir.

Dalam lawatannya itu, Hamad membawa serta bantuan berupa uang senilai 400 juta Dolar. Jumlah tersebut lebih besar dari yang dijanjikan sebelumnya yaitu 256 juta Dolar.

Tak cuma dari tanah Arab, kisah kemurahan hati raja muslim juga berhembus dari Asia. Dari rumpun melayu, terselip satu nama yang senantiasa diingat sebagai raja terkaya dari Asia.

Sultan Hassanal Bolkiah, adalah raja sekaligus pemimpin negara kaya, Brunei Darussalam. Sebagai raja terkaya kedua di dunia, Sultan Bolkiah memang terkenal royal membeli barang mewah. Tapi dia juga tidak pelit kepada warganya.

Di balik dereten mobil mewah di halaman parkirnya, Sultan Bolkiah begitu dicintai rakyat negeri itu. Dia merupakan sosok sultan dermawan yang tak segan membantu melalui Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (YSHHB) yang dibentuk 5 Oktober 1992.

Yayasan sosial ini bergerak dalam lima bidang. Keagamaan, kebajikan, pendidikan, pembangunan, dan keuangan. Dan rakyat Brunei benar-benar merasakan manfaat yayasan ini.

Rakyat negeri itu bisa menulis surat kepada Sultan Bolkiah jika hidupnya sedang pahit. “Kalau saya tidak punya pekerjaan, saya menulis surat kepada Sultan menceritakan keadaan saya,” demikian pengakuan tukang perahu di Brunei, dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook Pailul Ab-Ba.

Sumber: http://www.dream.co.id/news/kisah-pa...n-1503097.html

Baca Juga:
1. Sultan Bolkiah, Raja Muslim Terkaya di Muka Bumi
2. Cerita Sheikh Khalifa, Raja Pembebas Utang
3.Sheikh Hamad, Raja Kaya Pendiri 'Al Jazeera'

Kapan ya gan kita jadi raja kaya yang dermawan????
0
2.8K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan