Pengupload foto siswi MI bawa adik, klarifikasi soal ayah suka mabuk
Reporter : Darmadi Sasongko | Kamis, 12 Maret 2015 16:51
siswi sekolah sambil ngasuh. ©Facebook Moh Yasin
Merdeka.com - Sebelumnya sempat ramai diberitakan tentang tersebarnya sebuah foto seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Ibtidaiyah (MTs) yang sekolah sambil menggendong adiknya yang masih bayi.
Foto tersebut mengundang simpati banyak orang yang menyaksikan di dunia maya. Foto itu pertama diunggah oleh M Yasin di Grup Rombengan Malam, dan kini sudah tersebar luas di dunia maya.
Kepada Merdeka.com pemilik foto mengungkapkan kalau foto itu diambil pada Rabu (11/3/2015) di MTS Al-khoiriyah, Putukrejo, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Foto diambil saat menjelang masuk sekolah sekitar pukul 07.00 WIB.
"Saya memotret saat jualan di sekitar sekolahan. Dia menangis sambil mengendong adiknya, terus saya tanya kenapa? Katanya ayahnya dan ibunya bekerja," aku Yasin melalui telepon, Kamis (12/3/2015).
Bocah berinisial SN yang duduk di kelas 1 MTs itu, kata Yasin, saat itu sempat ingin menitipkan adiknya pada ibunya, yang berjualan di tempat tersebut. Tetapi ibunya khawatir kalau tidak bisa memberikan perhatian, kalau ditinggal mengurus dagangannya.
Yasin melakukan klarifikasi terkait kesalahan pernyataannya yang menyebut kalau ayah dari anak-anak tersebut sibuk minum-minuman keras dan judi sehingga tidak mengurus anaknya. Dirinya menulis kalimat tersebut hanya berdasarkan gosip dari tetangga-tetangganya.
"Namun setelah saya tanyakan kembali ke beberapa orang, ayahnya kerja di desa sini saja. Tapi saya kurang paham," katanya.
Anak tersebut dititipkan kepada salah seorang pamannya. Ibunya sendiri memang bekerja di Pandaan, Pasuruan. Yasin mengungkapkan kalau tidak setiap hari anak tersebut membawa adiknya ke sekolah, malainkan hanya saat dirinya memotret waktu itu saja.
"Tidak setiap hari dibawa sekolah. Mungkin kemarin karena sama sekali tidak ada yang dititipi adiknya sehingga dibawa ke sekolahan," tegasnya.
Saat memposting foto itu, Yasin mengungkapkan keinginannya untuk membantu anak tersebut, yang diakuinya secara ekonomi patut dibantu. Tetapi Yasin merasa tidak enak pada lingkungan sehingga bantuan tidak diterimanya.
"Sempat ada yang mau nyumbang. Saya tidak mau, tidak enak," katanya.
Yasin mengakui kesalahannya karena telah memberikan informasi yang tidak benar. Pihaknya meminta maaf kepada pihak yang dirugikan, termasuk keluarga korban dan sekolahan.
"Saya juga akan meminta maaf kepada pihak keluarga. Saya belum ketemu bapaknya, karena sibuk bekerja. Jam 5 ini akan bertemu," tandasnya.