- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
3 Maret, 90 Tahun Lalu, Runtuhlah Khilafah Itu
TS
ademins
3 Maret, 90 Tahun Lalu, Runtuhlah Khilafah Itu
ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD
Quote:
“...Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya... (QS. al-Maa’idah : 32)
Quote:
Berbagai cara dilakukan oleh kaum-kaum yang dendam, dengki, iri hati, & merasa terkekang oleh ajaran Islam yang mulia, yang bersumber dari ALLAH, Tuhan Semesta Alam melalui firmannya dalam Al Quran Al Karim - Untuk menghancurkan Islam agama yang mulia & penuh kedamaian dengan berbagai fitnah keji - anda sekalian bahkan menjadi saksi hidup bagai mana fitnah, hasutan, & segala macam propaganda yang dilancarkan oleh musuh-musuh islam. Ketahuilah bahwa agama ini akan terus berdiri dan berjaya dengan segala kebenaran ditengah fitnah yang mereka lancarkan. - Ademins
Quote:
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.[QS. Al-Haj [22] : 46]
Quote:
TANGGAL 3 Maret 1924adalah tanggal resmi keruntuhan Daulah Khilafah Islam. Generasi sekarang belum pernah menyaksikan Daulah Khilafah Islam yang menerapkan Islam. Begitu pula generasi yang hidup pada akhirmasa Daulah Khilafah Islam (Daulah Utsmaniyah) yang berhasil diruntuhkan Barat.
Mereka hanya dapat menyaksikan sisa-sisa negara tersebut dengan secuil sisa-sisa Pemerintahan Islam. Karena itu, sulit sekali bagi seorang muslim untuk memperoleh gambaran tentang pemerintahan Islam yang mendekati fakta sebenarnya sehingga dapat disimpan dalam benaknya.
Khilafah Telah Runtuh
Padahal baru sekitar 90 tahun Daulah Khilafah Islam runtuh. Namun bekasnya yang sebelumnya pernah tegak selama 13 abad itu sama sekali tak nampak. Umat Islam saat ini tidak akan mampu menggambarkan bentuk pemerintahan tersebut, kecuali dengan standar sistem demokrasi yang rusak yang kini bisa kita saksikan,yang dipaksakan atas negeri-negeri Islam.
Serial kekinian yang barangkali dianggap menggambarkan pemerintahan Islam di masa lalu, sebutlah “Abad Kejayaan” atau “Jodha-Akbar” di salah satu stasiun televisi swasta itu, tak ubahnya penyesatan belaka.
Kesulitannya bukan hanya itu. Masih ada yang lebih sulit lagi yaitu mengubah benak (pemikiran) yang sudah terbelenggu oleh tsaqafah Barat. Tsaqafah tersebut merupakan senjata yang digunakan Barat untuk menikam Daulah Khilafah Islam, dengan tikaman yang luar biasa, hingga mematikannya.
Barat lalu memberikan senjata itu kepada generasi muda negara tersebut, dalam kondisi masih meneteskan darah “ibu” mereka yang baru saja terbunuh, sambil berkata dengan sombong, “Sungguh aku telah membunuh ibu kalian yang lemah itu, yang memang layak dibunuh karena perawatannya yang buruk terhadap kalian. Aku janjikan kepada kalian perawatan yang akan membuat kalian bisa merasakan kehidupan bahagia dan kenikmatan yang nyata.”
Kemudian, mereka mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan si pembunuh, padahal senjata sang pembunuh itu masih berlumuran darah ibu mereka. Perlakuan pembunuh itu kepada merekaseperti serigala yang membiarkan mangsanya lari, lalu dikejar lagi agar dapat ditangkap dan dimangsa. Mangsanya itu tidak akan bangun lagi kecuali diterkam kembali hingga darahnya mengucur atau dibanting ke dalam jurang, kemudian serigala itu memangsanya.
Bagaimana mungkin orang-orang yang benaknya telah terbelenggu tersebut dapat mengetahui bahwa senjata beracun yang pernah dipakai untuk mengakhiri Daulah Khilafah Islam milik mereka itu adalah senjata yang sama yang dapat menghabisi —selama mereka berpegang teguh kepadanya— kehidupan dan institusi mereka. Pemikiran-pemikiran yang mereka usung —seperti nasionalisme, sekularisme, dan ide-ide lain yang dipakai untuk menikam Islam— adalah sebagian racun yang sengaja dicekokkan oleh tsaqafah tersebut kepada mereka.
Serangan Misionaris, seluruhnya merupakan kenyataan sejarah yang mengawali segalanya. Serangan itu menunjukkan kepada kita perihal sang pembunuh yang sadis itu. Memahamkan kepada kita tentangberbagai sebab yang mendorongnya melakukan tindakan sadis tersebut,serta memperlihatkan kepada kita berbagai sarana yang digunakan untuk merealisasikan aksinya. Ternyata tidak ada sebab lain, kecuali dengan maksud untuk melenyapkan Islam dan tidak ada sarana yang paling penting,kecuali tsaqafah tersebut yang datang bersamaan dengan serangan para misionaris.
Kaum Muslim telah lupa tentang bahaya tsaqafah ini. Memang mereka memerangi penjajah, tetapi pada saat yang sama mereka punmengambil tsaqafahnya. Padahal, tsaqafah itulah penyebab terjajahnyamereka, sekaligus terkonsentrasikannya penjajahan di negeri-negeri mereka. Selanjutnya, mereka menyaksikan betapa banyak pandangan-pandangannya yang saling bertentangan, rendah, hina, & menjijikan.
Mereka membalikkan punggungnya dari orang-orang asing —dengan mengklaim bahwa hal itu dilakukan untuk memerangi mereka— seraya mengulurkan tangan kepada Barat dari arah belakang dengan maksud untuk mengambil racun-racunnya yang mematikan itu, lalu menelannya. Akibatnya, mereka jatuh tersungkur di hadapannya dalam keadaan binasa. Orang-orang bodoh menyangka mereka adalah para syuhada yang gugur di medan perang. Padahal, mereka hanyalah petarung yang lupa dan sesat.
Apa sebetulnya yang mereka kehendaki? Apakah mereka menghendaki negara yang tidak berasaskan Islam, ataukah menginginkan banyaknya negara di negeri-negeri Islam? Sebetulnya Barat —sejak kekuasaan beralih kepadanya—, telah memberikan banyak negara kepada mereka untuk menuntaskan makarnya dalam menjauhkan Islam dari pemerintahan, memecah-belah negeri-negeri kaum Muslim, serta membius mereka dengan sikap fobi terhadap kekuasaan. Setiap saat,Barat selalu memberi mereka negara baru untuk semakin menyesatkandan menambah perpecahan mereka. Barat selalu siap memberi mereka lebih banyak lagi, selama mereka masih mengusung ideologi dan pemahamannya karena mereka adalah pengikut setia Barat.
Melenyapkan Daulah Khilafah Islam
Perang Dunia I berakhir ditandai dengan gencatan senjata antara dua pihak yang ber tempur, setelah sekutu memperoleh kemenangan gemilang. Sementara Daulah Utsmaniyah hancur berkeping-keping menjadi negara-negara kecil. Sekutu berhasil menguasai seluruh negeri Arab, Mesir, Suriah, Palestina, kawasan Timur Yordania dan Irak, lalu mereka memaksanya untuk melepaskan diri dari Daulah Utsmaniyah. Di tangan penguasa Utsmaniyah tidak ada yang tersisa selain negeri Turki. Turki sendiri sudah disusupi sekutu.
Quote:
Sistem Sekuler Hancurkan Khilafah
SAAT pasukan yeniseri bubar, maka pengaruh barat memaksa Khilafah mengadakan ‘tanzimat’ (ide pembaharuan) militer dan hukum. Reformasi yang dipengaruhi cara berpikir barat ini membuat Khilafah Islam cenderung menjadi sekuler (paham yang memisahkan ajaran agama dengan dunia).
Setelah ‘tanzimat’ ini maka Khilafah mulai mengadopsi sistem keuangan, hukum sipil dan hukum pidana Perancis. Reformasi militer mengadopsi sistem militer Perancis dan Swedia, sehingga umat Islam dikuasai secara tak langsung. Jizyah dihapus, pasar saham didirikan, non-muslim diizinkan jadi tentara reguler, boleh mendirikan universitas-universitas barat, mendirikan parlemen. Hemayun script dibuat. Sistem parlamenter diterapkan, membagi dua mahkamah dan mengadopsi hukum barat.
Bersamaan dengan itu, benih-benih nasionalisme tumbuh di dunia Islam. Maka berdirilah, fatatul turk (pemuda turki), fatatul arab (pemuda arab). Lalu para pemuda penganut Nasionalisme ini mulai menyerukan disintegrasi (pemberontakan) Islam berdasarkan etnis. Misalnya gerakan ittihad wa taraqiy turki. Gerakan ini didukung oleh loji-loji freemasin di yunani, dan membiayai mereka, dan mengijinkan izinkan rapat di loji mereka.
Begitulah umat Islam dipecah-pecah berdasarkan paham nasionalisme, dimana ukhuwah dibedakan oleh warna kulit dan bentuk wajah. Antek-antek barat seperti Jamaluddin Al-Afghani pun diminta untuk menolak Khilafah. Gerakan seperti pan-arabisme (persatuan etnis arab) dimunculkan. Khalifah Abdul Hamid II dalam catatan hariannya menyebut Jamaluddin Al-Afghani sebagai pelawak dan orang yang sangat berbahaya.
Pukulan paling keras yang membuat Khilafah runtuh datang saat terjadi Perang Dunia I (1914-1917). Kaum muslim terjebak dalam peperangan melawan sekutu dan kalah total. Dan melalui perjanjian Sykes-Picot (Inggris-Perancis) wilayah Islam secara formal dipecah belah penjajah.
Lawrence of Arabia memulai pemberontakan negeri-negeri Arab di Syam pada 1916-1918 dan akhirnya bermunculan negeri-negeri baru. Barat juga mendukung pemberontakan Ibnu Saud dan Raja Faisal memimpin “revolusi Arab” yang didukung Inggris.
Inggris kemudian membagi-bagi wilayah-wilayah kaum muslim dan membuat mereka menjadi satuan yang lemah. Inggris pula yang mendukung Mustafa Kemal mengganti Khilafah Utsmani menjadi Republik Turki pada 3 Maret 1924. 88 tahun yang lalu.
Quote:
90 TAHUN yang lalu, tepatnya 3 Maret 1924, secara resmi Khilafah Islam dihapus. Umat Islam pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 750 – 1500. Setelah masa itu secara perlahan umat Islam mengalami degradasi yang puncaknya terjadi pada 3 Maret 1924 dimana Mustafa Kemal resmi mendirikan Republik Turki yang sekuler menggantikan Khilafah Utsmani.
Kekalahan Di Gerbang Vienna
Pada jaman Khilafah Abbasiyah, umat Islam menikmati kejayaan sains dan teknologi. Lalu pada jaman Khilafah Utsmaniyah, umat Islam mendapati wilayah terluas. Pada masa Sultan Fatih Mehmed II dan Khalifah Suleyman Qanuni, Islam sudah menjadi sangat kuat bahkan menguasai darat dan lautan. Namun sayangnya hal ini tak dimanfaatkan untuk memperbaiki pemahaman Islam. Terlena oleh berbagai kemenangan dan kemewahan hidup, pasukan Islam tertahan dan kalah di Gerbang Vienna pada tahun 1683. Dan itulah saat terakhir umat Islam melakukan jihad, titik tolak dari kemunduran umat Islam. Dan ini menjadi awal dari bangkitnya barat.
Awal Kebangkitan Barat
Saat jihad sudah ditinggalkan demi kesenangan dunia, barat mulai melakukan ekspansi militer dengan motonya 3G (Gold-Gospel-Glory). Barat mulai bergerak untuk menjajah negeri muslim. Penyebab lain dari runtuhnya kejayaan umat Islam adalah ditinggalkannya bahasa arab yang merupakan bahasa Islam (dan juga dapat menjadi bahasa pemersatu umat Islam). Dengan ditinggalkannya bahasa arab, maka semakin lemahlah pemahaman Islam.
Sultan-Sultan Mamalik pada awalnya mereka merupakan budak-budak yang akhirnya menggantikan bangsa Arab menjadi pemimpin umat Islam (Khilafah Islam). Masalah muncul sebab kaum Mamalik bukanlah orang arab dan kemudian tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Lalu terjadilah pemisahan “potensi Islam” dan “potensi bahasa arab” yang merupakan pokok dari pengetahuan dan ilmu dalam Islam. Rendahnya pemahaman Islam akibat ditinggalkannya bahasa arab dapat terlihat ketika Al-Qaffal menutup pintu ijtihad, sehingga umat resah.
Hal ini terus berlanjut hingga sekarang dimana di banyak negeri Islam, umat Islam tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dan akhirnya munculah kasus-kasus seperti ini, “Apakah TV halal atau haram?”, “Bolehkah Al-Qur’an dicetak?” dan semisal.
Kemunduran cara berpikir umat Islam semakin lengkap ketika diserang oleh filsafat Persia dan Yunani yang mencampuri cara berpikir umat Islam. Pengaruh filsafat Persia sangat nyata dalam pemikiran tasawuf. Penyucian diri dengan cara menyiksa fiksi sebagai ganti ketinggian ruh. Filsafat Yunani juga secara nyata menyerang pemahaman tentang taqdir, qadha-qadar, hingga melahirkan fitnag khalqul qur’an gaya mu’tazilah.
Dan ketika pemahaman Islam melemah, ketakwaan kepada Allah memudar. Barat mulai berani meningkatkan serangan-serangannya. Akhir abad 16, Dimulai di Malta para misionaris mulai mengacaukan pemahaman umat Islam dengan membuat umat Islam ragu akan ajaran Islam. Perancis, Inggris serta Amerika Serikat juga bergabung menghancurkan umat Islam melalui paham nasionalisme.
Paham nasionalisme menyebar dan membuat umat Islam berpikir tidak lagi umat yang satu, yakni umat Islam, melainkan berpkir sesuai suku bangsa mereka seperti bangsa Arab, Turki, Mesir dan lain-lain. Salah satu tempat paham nasionalisme diajarkan adalah di Beirut. Dimana American University of Beirut didirikan pada tahun 1866.
Penjajahan Barat
Selain itu keruntuhan Khilafah juga terkait serangan fisik, peperangan dan imperialisme serta diikuti oleh perjanjian-perjanjian. Perjanjian Karlowitz 1699, Passarowitz 1718, Belgrade 1739, Küçük Kaynarca 1774, semuanya menghabisi wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani.
Rusia mengambil wilayah Khilafah di bagian utara sampai berbatasan dengan laut hitam pada masa Catherine. Perancis menjajah Mesir pada tahun 1698, Aljazair pada tahun 1830, Tunisia pada tahun 1881, Maroko pada tahun 1912. Inggris menjajah India, China Barat, Sudan dan juga merebut Mesir dari Perancis. Wilayah umat Islam bagaikan hidangan yang diperebutkan.
Umat Islam semakin terpuruk akibat konflik internal yang terjadi. Pasukan Yeniseri sering melakukan pemberontakan. Dan akhirnya pasukan ini dibubarkan oleh Khalifah Mahmud II pada 1826. Akibatnya kekuatan umat Islam semakin berkurang karena tiadanya pasukan.
BERSAMBUNG. . .
Diubah oleh ademins 03-03-2015 03:22
0
7.6K
Kutip
46
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan