- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Aksi-aksi rakyat Indonesia lawan arogansi PM Australia
TS
gladyos
5 Aksi-aksi rakyat Indonesia lawan arogansi PM Australia
Welcome to My Thread
"Tolong jangan dilupakan saat Indonesia dihantam tsunami, Australia langsung mengirimkan bantuan kemanusiaan miliaran dollar. Australia akan selalu menolong Indonesia. Dan kami berharap Anda dapat membalas (kebaikan itu) pada saat ini."
kata Abbott seperti dilansir Sydney Morning Herald, Pernyataan tersebut membuat rakyat indonesia GERAM, Selain itu australia juga mengakatkan untuk #BOYCOTBALI Berikut beberapa Aksi yang dilakukan untuk melawan arogansi dari Tony Abbott:
Spoiler for Mahasiswa aceh dirikan posko koin:
1.Kecam Abbott, mahasiswa Aceh dirikan posko koin untuk Australia
Sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Abbott, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh bersama komunitas media sosial Twitter, @iloveaceh, membuka posko pengumpulan koin bertagar #KoinUntukAustralia.
Posko perdana ini didirikan di Sekretariat KAMMI Aceh di kawasan Lamgugop, Banda Aceh. Terdapat sebuah papan pengumuman ukuran 1X1 meter bertuliskan posko Koin untuk Australia. Terdapat sejumlah uang koin pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000.
"Ini bentuk protes dan penekanan kita atas pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan untuk Aceh pada saat tsunami Aceh," kata koordinator posko KAMMI Aceh, Martunus, Sabtu (21/2) di Banda Aceh.
Tagar #KoinUntukAustralia menjadi topik terhangat dalam media sosial di Aceh dan banyak mendapatkan dukungan. Dari media sosial yang dicuit melalui akun @iloveaceh maupun dari @KAMMI_Aceh mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat.
"Kami tidak terima dengan pernyataan PM Australia dan meminta pemerintah agar segera mengeksekusi mati dua warga Australi," imbuh Martunus.
Martunus mengaku, banyak masyarakat Aceh yang bertanya letak posko tersebut melalui medsos. "Kita juga akan mengajak seluruh komunitas di Aceh untuk bergabung mendirikan posko bersama aksi pengumpulan koin untuk Australia," tutup Martunus.
Setelah rapat bersama, KAMMI berencana mendirikan posko bersama di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pendirian posko di sini untuk mengajak seluruh rakyat Aceh ikut berpartisipasi melakukan aksi protes dengan mengumpulkan koin untuk Australia.
Posko perdana ini didirikan di Sekretariat KAMMI Aceh di kawasan Lamgugop, Banda Aceh. Terdapat sebuah papan pengumuman ukuran 1X1 meter bertuliskan posko Koin untuk Australia. Terdapat sejumlah uang koin pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000.
"Ini bentuk protes dan penekanan kita atas pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan untuk Aceh pada saat tsunami Aceh," kata koordinator posko KAMMI Aceh, Martunus, Sabtu (21/2) di Banda Aceh.
Tagar #KoinUntukAustralia menjadi topik terhangat dalam media sosial di Aceh dan banyak mendapatkan dukungan. Dari media sosial yang dicuit melalui akun @iloveaceh maupun dari @KAMMI_Aceh mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat.
"Kami tidak terima dengan pernyataan PM Australia dan meminta pemerintah agar segera mengeksekusi mati dua warga Australi," imbuh Martunus.
Martunus mengaku, banyak masyarakat Aceh yang bertanya letak posko tersebut melalui medsos. "Kita juga akan mengajak seluruh komunitas di Aceh untuk bergabung mendirikan posko bersama aksi pengumpulan koin untuk Australia," tutup Martunus.
Setelah rapat bersama, KAMMI berencana mendirikan posko bersama di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pendirian posko di sini untuk mengajak seluruh rakyat Aceh ikut berpartisipasi melakukan aksi protes dengan mengumpulkan koin untuk Australia.
Spoiler for DEMO:
2.Demo di HI pendemo tereaki " Abbot Jangan asal BACOT "
Koalisi Pro Indonesia mengecam pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkit bantuan pihaknya kepada Indonesia atas musibah tsunami Aceh pada 2004. Pernyataan disampaikan karena ada dua warga Australia yang akan mendapatkan hukuman mati. Bahkan mereka menggelar aksi ' Tony Abbott jangan asal Bacot' di Bundaran Hotel Indonesia. Dan ada aksi mengumpulkan koin untuk mengembalikan bantuan Australia kepada Indonesia.
Inisiator dan koordinator Koalisi Pro Indonesia Andi Sinulingga mengatakan, pihaknya mengecam keras penyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan dan narkoba tidak bisa disamakan.
"Kami tidak terima bantuan Aceh ditukar dengan warganya yang ternyata gembong narkoba. Dan kami minta Jaksa Agung untuk segera mengeksekusi hukuman mati," tegasnya di Bundaran HI, Minggu (22/2).
Dia menilai, pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo ( Jokowi) harus bersikap tegas. Sebab ini bisa menjadi momentum untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia. Terlebih, bukan kali ini saja Australia menghina Indonesia.
"Ini untuk bangkit. Kalau Australia mengancam kami (Indonesia) nggak butuh kok. Ini cermin kepemimpinan yang tidak beradab," ujarnya.
Andi juga bingung dengan pernyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan tidak bisa dibandingkan dengan pelanggaran hukum.
"Jangan ajarin kami tentang kemanusiaan, Karena kami lebih ngerti tentang kemanusiaan. Lagi pula kami gak mintakan bantu waktu tsunami Aceh," katanya.
Inisiator dan koordinator Koalisi Pro Indonesia Andi Sinulingga mengatakan, pihaknya mengecam keras penyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan dan narkoba tidak bisa disamakan.
"Kami tidak terima bantuan Aceh ditukar dengan warganya yang ternyata gembong narkoba. Dan kami minta Jaksa Agung untuk segera mengeksekusi hukuman mati," tegasnya di Bundaran HI, Minggu (22/2).
Dia menilai, pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo ( Jokowi) harus bersikap tegas. Sebab ini bisa menjadi momentum untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia. Terlebih, bukan kali ini saja Australia menghina Indonesia.
"Ini untuk bangkit. Kalau Australia mengancam kami (Indonesia) nggak butuh kok. Ini cermin kepemimpinan yang tidak beradab," ujarnya.
Andi juga bingung dengan pernyataan Tony Abbott. Sebab permasalahan kemanusiaan tidak bisa dibandingkan dengan pelanggaran hukum.
"Jangan ajarin kami tentang kemanusiaan, Karena kami lebih ngerti tentang kemanusiaan. Lagi pula kami gak mintakan bantu waktu tsunami Aceh," katanya.
Spoiler for Kurang ajar:
3. Zein Latuconsina : Kurang ajarnya Australia ungkit bantuan tsunami tunda eksekusi mati
Pengamat Internasional Zein Latuconsina mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit bantuan tsunami Aceh hanya mempermalukan negara Kanguru sendiri. "Sebenarnya statement bahwa bantuan bencana tsunami sebagai utang itu secara tidak langsung menjelaskan karakter sebenarnya Australia sebagai negara," kata Zein Latuconsina saat dihubungi merdeka.com, Rabu (18/2).
Menurut dosen hubungan Internasional IISIP ini, pemerintah Indonesia harus berpegang teguh mengeksekusi dua Andrew Cha (31 tahun) dan Myuran Sukumaran.
"Tetap mengedepankan hukum sebagai panglima. Sambil kembali merevisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia yang sebenarnya baru menuju ke arah normalisasi hubungan usai kasus penyadapan telepon mantan presiden SBY dan Ibu Ani," ujarnya.
Dia menambahkan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan memburuk lantaran adanya ancaman boikot pariwisata Bali dan mengungkit bantuan tsunami Aceh. Sikap Australia, kata dia, tidak sesuai dengan asas non intervensi. "Ini kurang ajar kayak tsunami bicara kemanusiaan dikaitkan putusan eksekusi itu keterlaluan," pungkasnya.
Menurut dosen hubungan Internasional IISIP ini, pemerintah Indonesia harus berpegang teguh mengeksekusi dua Andrew Cha (31 tahun) dan Myuran Sukumaran.
"Tetap mengedepankan hukum sebagai panglima. Sambil kembali merevisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia yang sebenarnya baru menuju ke arah normalisasi hubungan usai kasus penyadapan telepon mantan presiden SBY dan Ibu Ani," ujarnya.
Dia menambahkan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan memburuk lantaran adanya ancaman boikot pariwisata Bali dan mengungkit bantuan tsunami Aceh. Sikap Australia, kata dia, tidak sesuai dengan asas non intervensi. "Ini kurang ajar kayak tsunami bicara kemanusiaan dikaitkan putusan eksekusi itu keterlaluan," pungkasnya.
Spoiler for australia mabok:
4. Hikmahanto Juwana : Australia MABOK ungkit bantuan tsunami aceh
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyesalkan pernyataan Tony Abbott yang mengungkit bantuan Australia kepada Indonesia pasca-tsunami Aceh, untuk pembatalan pelaksanaan hukuman mati atas dua warganya dalam waktu dekat.
"Pernyataan Tony Abbott itu patut disesalkan," kata Hikmahanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (19/2).
Menurut dia, Tony Abbott memberi persepsi salah terhadap bantuan yang diberikan oleh Australia kala itu. Atas pernyataan Abbott itu, Australia seolah tidak tulus dan tak ikhlas dalam menyampaikan bantuan.
"Bantuan diberikan seolah untuk menciptakan ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Ketika ada kepentingan Australia, ketergantungan itu yang digunakan," katanya menyesalkan.
Hal itu dinilai akan menguatkan opini dari publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri sudah dapat dipastikan terselip kepentingan, atau dengan kata lain 'tidak ada makan siang yang gratis (there is no free lunch)'.
Selain itu, Tony Abbott juga belum menjabat Perdana Menteri atau pengambil kebijakan ketika Australia memberi bantuan ke Indonesia pasca-tsunami. Kemungkinan saat itu pemberian bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus.
"Namun sekarang telah disalah-manfaatkan oleh Abbott, seolah bantuan tersebut dapat ditukar dengan pembatalan pelaksanaan hukuman mati," tegas Hikmahanto.
Hikmahanto juga menyesalkan dalam pernyataannya Abbott yang menyatakan ketika Australia memberi bantuan pasca-tsunami, ada warga Australia yang meninggal dunia. Sehingga seolah ingin adanya 'barter nyawa'.
"Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa dua warga Australia yang akan menjalani hukuman mati karena melakukan kejahatan yang serius di Indonesia," ujarnya.
Meskipun demikian, menurut Hikmahanto, Indonesia harus bersikap memahami mengapa Tony Abbott mengeluarkan pernyataan kontroversial tersebut. Hal itu tidak lepas dari upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah Australia, di menit-menit terakhir menjelang pelaksanaan hukuman mati dua warganya.
"Jurus Dewa Mabuk pun dilakukan," ujarnya.
Di samping itu, Hikmahanto menilai, konstelasi perpolitikan internal mengharuskan Abbott untuk memiliki keunggulan untuk berbuat agar dia dapat mempertahankan kursi perdana menterinya.
"Isu pelaksanaan hukuman mati di Indonesia telah dijadikan komoditas politik oleh para politisi Australia," nilai dia.
"Pernyataan Tony Abbott itu patut disesalkan," kata Hikmahanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (19/2).
Menurut dia, Tony Abbott memberi persepsi salah terhadap bantuan yang diberikan oleh Australia kala itu. Atas pernyataan Abbott itu, Australia seolah tidak tulus dan tak ikhlas dalam menyampaikan bantuan.
"Bantuan diberikan seolah untuk menciptakan ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Ketika ada kepentingan Australia, ketergantungan itu yang digunakan," katanya menyesalkan.
Hal itu dinilai akan menguatkan opini dari publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri sudah dapat dipastikan terselip kepentingan, atau dengan kata lain 'tidak ada makan siang yang gratis (there is no free lunch)'.
Selain itu, Tony Abbott juga belum menjabat Perdana Menteri atau pengambil kebijakan ketika Australia memberi bantuan ke Indonesia pasca-tsunami. Kemungkinan saat itu pemberian bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus.
"Namun sekarang telah disalah-manfaatkan oleh Abbott, seolah bantuan tersebut dapat ditukar dengan pembatalan pelaksanaan hukuman mati," tegas Hikmahanto.
Hikmahanto juga menyesalkan dalam pernyataannya Abbott yang menyatakan ketika Australia memberi bantuan pasca-tsunami, ada warga Australia yang meninggal dunia. Sehingga seolah ingin adanya 'barter nyawa'.
"Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa dua warga Australia yang akan menjalani hukuman mati karena melakukan kejahatan yang serius di Indonesia," ujarnya.
Meskipun demikian, menurut Hikmahanto, Indonesia harus bersikap memahami mengapa Tony Abbott mengeluarkan pernyataan kontroversial tersebut. Hal itu tidak lepas dari upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah Australia, di menit-menit terakhir menjelang pelaksanaan hukuman mati dua warganya.
"Jurus Dewa Mabuk pun dilakukan," ujarnya.
Di samping itu, Hikmahanto menilai, konstelasi perpolitikan internal mengharuskan Abbott untuk memiliki keunggulan untuk berbuat agar dia dapat mempertahankan kursi perdana menterinya.
"Isu pelaksanaan hukuman mati di Indonesia telah dijadikan komoditas politik oleh para politisi Australia," nilai dia.
Spoiler for seniman bali:
5. JRX ( Superman is dead ) Angkat bicara
As Balinese, we don’t have racist inclinations towards anyone. Absolutely not. But we think the idea that SOME Australians have, about boycotting Bali because of the death sentence that two convicted Aussie drug smugglers have received on Indonesian soil, is an over-reaction. We understand that SOME Australians are asking for a lighter sentence, but to threaten a boycott of Bali? Bali has very high numbers of tourists from countries other than Australia, including Japan, China, Russia, USA, UK, Canada, New Zealand and all our Asian neighbours and can in fact survive without Australian tourism.
Those threatening to boycott Bali probably do not realise that many of us Balinese feel sick to our stomachs, to see the way SOME Aussie tourists completely disrespect our people and our culture. There is a percentage of them who act like kings, as if anything can be bought with their Australian dollars. They are over-confident and think that even the basics of Indonesian law can be influenced by their threats of boycott. This is an opportunity for us to tell you…the way SOME Aussie tourists behave over here is unacceptable and we can really do without that type of tourist so please, if you are in that category, do stay away. Mutual respect is what is needed from from all sides and that includes respecting and abiding by each other's laws.
To those Aussies threatening to boycott Bali we would say firstly there are two sides to every coin and secondly if you come here and break our laws, you will be punished no matter who you are just as we would be if breaking laws in your country. Bali doesn’t need rubbish. No country does. RESPECT! THAT’S WHAT WE ALL NEED!
Those threatening to boycott Bali probably do not realise that many of us Balinese feel sick to our stomachs, to see the way SOME Aussie tourists completely disrespect our people and our culture. There is a percentage of them who act like kings, as if anything can be bought with their Australian dollars. They are over-confident and think that even the basics of Indonesian law can be influenced by their threats of boycott. This is an opportunity for us to tell you…the way SOME Aussie tourists behave over here is unacceptable and we can really do without that type of tourist so please, if you are in that category, do stay away. Mutual respect is what is needed from from all sides and that includes respecting and abiding by each other's laws.
To those Aussies threatening to boycott Bali we would say firstly there are two sides to every coin and secondly if you come here and break our laws, you will be punished no matter who you are just as we would be if breaking laws in your country. Bali doesn’t need rubbish. No country does. RESPECT! THAT’S WHAT WE ALL NEED!
Spoiler for dalam bahasa indonesia:
Kami tidak rasis terhadap ras apapun. Sama sekali tidak. Tapi keinginan (sebagian warga) Australia memboikot Bali terkait hukuman mati yg diberikan Indonesia terhadap WN Australia (yg tertangkap menyelundupkan narkotika) kami rasa berlebihan. Okelah, kami masih bisa mengerti jika Aussie menuntut keringanan hukuman, tapi sampai mengancam utk boikot Bali? Mereka pikir Bali tidak bisa hidup tanpa Aussie? Idiot. Yg ada malah kebalikannya, Aussie yg tidak bisa hidup tanpa Bali. Mau kemana lagi mereka liburan murah/dekat dan disambut kehangatan khas masyarakat/budaya Bali? Mereka tidak sadar jika Bali sudah mulai muak dengan kelakuan sebagian turis Aussie yg sering seenaknya memperlakukan warga/budaya lokal. Mereka pikir dirinya raja dan semua bisa dibeli dengan dollar. Hal itulah yg membuat mereka terlalu percaya diri dan menganggap hukum di Indonesia bisa dibengkokkan hanya dengan ancaman boikot Bali. Yg perlu dan HARUS mereka ketahui, kelakuan sebagian warga mereka di Bali sangat meresahkan dan Bali tidak perlu turis-turis sampah seperti itu! Kami WNI ketika bertamu ke negara kalian, selalu mematuhi segala hukum yg berlaku di sana. Dan kalian juga seharusnya melakukan hal yg sama ketika bertamu ke Bali. Bali tidak butuh sampah! Tidak ada negara yg butuh sampah. RESPECT! THATS WHAT WE ALL NEED! ~ SID
Spoiler for Sumber:
Spoiler for Buka:
Kalo berkenan kasih ane atau juga boleh Tapi ane nolak !!
Sekian dari ane.
0
3.8K
Kutip
33
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan