- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SEJARAH INTEL ABRI (BIA) YANG DIRAHASIAKAN NEGARA - ALPHA


TS
dois9yosua
SEJARAH INTEL ABRI (BIA) YANG DIRAHASIAKAN NEGARA - ALPHA


"Jangan hanya menjadi sillent reader, tuangkan lah pendapat anda, setidak nya ikuti Poll yang disediakan

Quote:
Makasih Yah Gan Yang Udah Kasih Cendol dan bikin jadi "Hot Thread"

Spoiler for Cendol:

Spoiler for Hot Thread:
MENARI DI ANGKASA - ISRAEL, ALPHA OPERATION 1979"


Awal 1979, ramai diperbincangkan isu pergantian kekuatan pesawat-pesawat tempur TNI AU, mengingat kondisi pesawat tempur F-86 dan T-33 memang sudah tua. Negara mulai mencari dan Amerika Serikat siap mensupay 16 pesawat F-5 E/F Tiger II. Cukupkah? Belum
Dari penggalian intelijen, Mabes ABRI ternyata kemudian mendapatkan berita, Israel bermaksud akan melepaskan armada A-4 yang mereka miliki. Kendalanya Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatic dan tentu akan menjadi polemik masyarakat apabila mengetahuinya.
MENUJU ARIZONA
Quote:
(Perjalanan Personel)
Aku bersyukur, setelah dibuka dua proyek besar untuk mendatangkan kekuatan baru melalui Operasi Komodo yakni pesawat
serta Operasi alpha untuk menghadirkan pesawat
Kerahasiaan tingkat tinggi sudah terlihat dari tata cara pemberangkatan personel. Saat kami semua sudah siap untuk berangkat, tidak seorang pun tahu, kemana mereka harus pergi. Operasi Alpha dimulai dengan memberangkatkan para teknisi Skadron Udara 11. Setelah tujuh gelombang teknisi, maka berangkatlah rombongan terakhir yang terdiri dari sepuluh penerbang untuk belajar mengoperasikan pesawat.
Sebagai tim terakhir, kami mendapat pembekalan secara langsung di Mabes TNI AU. Awalnya hanya mengetahui bahwa para penerbang akan berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar terbang disana. Informasi lain-lain masih sangat kabur.
Setelah mengurus segala macam surat-surat dan beragam kelengkapan berbau “Amerika”, akhirnya kami berangkat menuju Singapura, dengan menggunakan flight garuda dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Kami mendarat pada senja hari di Bandara Paya Lebar, Singapura, langsung diantar menuju hotel Shangrila.
Aku bersyukur, setelah dibuka dua proyek besar untuk mendatangkan kekuatan baru melalui Operasi Komodo yakni pesawat
Spoiler for F-5 E/F Tiger II:

serta Operasi alpha untuk menghadirkan pesawat
Spoiler for A-4 SKYHAWK:

Kerahasiaan tingkat tinggi sudah terlihat dari tata cara pemberangkatan personel. Saat kami semua sudah siap untuk berangkat, tidak seorang pun tahu, kemana mereka harus pergi. Operasi Alpha dimulai dengan memberangkatkan para teknisi Skadron Udara 11. Setelah tujuh gelombang teknisi, maka berangkatlah rombongan terakhir yang terdiri dari sepuluh penerbang untuk belajar mengoperasikan pesawat.
Sebagai tim terakhir, kami mendapat pembekalan secara langsung di Mabes TNI AU. Awalnya hanya mengetahui bahwa para penerbang akan berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar terbang disana. Informasi lain-lain masih sangat kabur.
Setelah mengurus segala macam surat-surat dan beragam kelengkapan berbau “Amerika”, akhirnya kami berangkat menuju Singapura, dengan menggunakan flight garuda dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Kami mendarat pada senja hari di Bandara Paya Lebar, Singapura, langsung diantar menuju hotel Shangrila.
PERUBAHAN JADWAL & MISI MENDADAK RAHASIA
Quote:
Dihotel tersebut ternyata telah menunggu beberapa petugas intel dari Mabes ABRI, berikut sejumlah orang yang masih asing dan sama sekali tidak saling dikenalkan. Kami akhirnya mulai menemukan jawaban bahwa arah sebenarnya tujuan kami bukan ke Amerika Serikat melainkan ke Israel. Sebuah negara yang belum terbayangkan keadaannya dan mungkin paling dibenci oleh masyarakat Indonesia.
Saat itu salah satu perwira BIA (Badan Intelojen ABRI, BAIS sekarang) yang telah menunggu segera mengambil semua paspor yang kami miliki dan mereka ganti dengan Surat Perintah Laksana Paspor (SPLP). Keterkejutanku semakin bertambah dengan kehadiran Mayjen Benny Moerdani, waktu itu kepala BIA, mengajak rombongan kami makan malam.
Dalam kesempatan tersebut beliau dengan wajah dingin dan kalimat lugas, tanpa basa-basi langsung saja mengatakan, ” Misi ini adalah misi rahasia, maka yang merasa ragu-ragu, silahkan kembali sekarang juga. Kalau misi ini gagal, negara tidak akan pernah mengakui kewarganegaraan kalian. Namun, kami tetap akan mengusahakan kalian semua bisa kembali dengan jalan lain. Misi ini hanya akan dianggap berhasil apabila sang merpati telah hinggap…”
Mendengar ucapan beliau, perasaanku langsung bergetar. Wah, ini sudah menyangkut operasi rahasia beneran mirip James Bond. Bahkan sekalanya lebih besar. Bagaimana mungkin membawa satu armada pesawat tempur masuk ke Indonesia tanpa diketahui orang? Rasa terkejut semakin besar, oleh karena kami bersepuluh kemudian langsung berganti identitas yang mesti kuhapal diluar kepala saat itu juga.
Setelah acara makan malam, kami harus segera bergegas menuju Bandara Paya lebar dan terbang menuju Frankfurt dengan menggunakan Boeing 747 Lufthansa. Mulai sekarang, kami tidak boleh bertegur sapa, duduk saling terpisah, namun masih dalam batas jarak pandang.
Begitu mendarat di Bandara Frankfurt, kami harus berganti pesawat lagi untuk menuju Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Semakin aneh perjalanan, baru berdiri bengong karena masih jet lag, tiba-tiba seseorang langsung menyodorkan boarding pass untuk penerbangan ke Tel Aviv pada penerbangan berikutnya. Sampai di Bandara Ben Gurion, sesudah terbang sekitar empat jam, aku pun turun bersama para penumpang lain dan teman-temanku. Saling pandang dan cuma melirik saja, harus kemana jalan, mengikuti arus penumpang lain menuju pintu keluar.
Tetapi tanpa terduga, kami malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan, sebagai bagian dari operasi intelijen. Kami langsung ditangkap dan digiring petugas keamanan bandara. hanya pasrah, oleh karena memang tidak tahu skenario apalagi yang harus dijalankan, yang ada hanya manu dengan hati berdebar.
Tamat riwayatku kini. Kubayangkan, betapa hebatnya agen rahasi Mossad yang dapat dengan cepat mengendus penumpang gelap tanpa paspor, berusaha menyelundup masuk ke negaranya.Meski dengan sopan si Mossad memperlakukan kita, tetap saja kami berpikir buruk. Kami semua akan langsung dideportasi atau dihukum mati minimal dipenjara seumur hidup.
Sebab tidak ada bukti, siapa memberi perintah datang ke Israel.
Saat itu salah satu perwira BIA (Badan Intelojen ABRI, BAIS sekarang) yang telah menunggu segera mengambil semua paspor yang kami miliki dan mereka ganti dengan Surat Perintah Laksana Paspor (SPLP). Keterkejutanku semakin bertambah dengan kehadiran Mayjen Benny Moerdani, waktu itu kepala BIA, mengajak rombongan kami makan malam.
Dalam kesempatan tersebut beliau dengan wajah dingin dan kalimat lugas, tanpa basa-basi langsung saja mengatakan, ” Misi ini adalah misi rahasia, maka yang merasa ragu-ragu, silahkan kembali sekarang juga. Kalau misi ini gagal, negara tidak akan pernah mengakui kewarganegaraan kalian. Namun, kami tetap akan mengusahakan kalian semua bisa kembali dengan jalan lain. Misi ini hanya akan dianggap berhasil apabila sang merpati telah hinggap…”
Mendengar ucapan beliau, perasaanku langsung bergetar. Wah, ini sudah menyangkut operasi rahasia beneran mirip James Bond. Bahkan sekalanya lebih besar. Bagaimana mungkin membawa satu armada pesawat tempur masuk ke Indonesia tanpa diketahui orang? Rasa terkejut semakin besar, oleh karena kami bersepuluh kemudian langsung berganti identitas yang mesti kuhapal diluar kepala saat itu juga.
Setelah acara makan malam, kami harus segera bergegas menuju Bandara Paya lebar dan terbang menuju Frankfurt dengan menggunakan Boeing 747 Lufthansa. Mulai sekarang, kami tidak boleh bertegur sapa, duduk saling terpisah, namun masih dalam batas jarak pandang.
Begitu mendarat di Bandara Frankfurt, kami harus berganti pesawat lagi untuk menuju Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Semakin aneh perjalanan, baru berdiri bengong karena masih jet lag, tiba-tiba seseorang langsung menyodorkan boarding pass untuk penerbangan ke Tel Aviv pada penerbangan berikutnya. Sampai di Bandara Ben Gurion, sesudah terbang sekitar empat jam, aku pun turun bersama para penumpang lain dan teman-temanku. Saling pandang dan cuma melirik saja, harus kemana jalan, mengikuti arus penumpang lain menuju pintu keluar.
Tetapi tanpa terduga, kami malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan, sebagai bagian dari operasi intelijen. Kami langsung ditangkap dan digiring petugas keamanan bandara. hanya pasrah, oleh karena memang tidak tahu skenario apalagi yang harus dijalankan, yang ada hanya manu dengan hati berdebar.
Tamat riwayatku kini. Kubayangkan, betapa hebatnya agen rahasi Mossad yang dapat dengan cepat mengendus penumpang gelap tanpa paspor, berusaha menyelundup masuk ke negaranya.Meski dengan sopan si Mossad memperlakukan kita, tetap saja kami berpikir buruk. Kami semua akan langsung dideportasi atau dihukum mati minimal dipenjara seumur hidup.
Sebab tidak ada bukti, siapa memberi perintah datang ke Israel.
Quote:
Sampai diruang bawah tanah, persaan kami tenang setelah melihat para perwira BIA yang dilibatkan dalam Operasi Alpha. Kemudian baru aku tahu, kami memang sengaja diskenariokan untuk ditangkap dan justru bisa lewat jalur khusus, guna menghindari public show apabila harus ke luar lewat jalur umum.
Kami langsung menerima brifing singkat mengenai berbagai hal yang harus diperhatikan selama berada di Israel. Yang tidak enak adalah kegiatan sesudahnya yaitu sweeping segala macam barang bawaan yang berlabel made in Indonesia.
Kami juga diajarkan untuk menghapal sejumlah kalimat bahasa Ibrani, Ani tayas mis Singapore yang artinya aku penerbang dari Singapura. Ada sapaan boken tof berarti selamat pagi dan shallom sebagai sapaan saat bertemu dengan kawan.
Kami langsung menerima brifing singkat mengenai berbagai hal yang harus diperhatikan selama berada di Israel. Yang tidak enak adalah kegiatan sesudahnya yaitu sweeping segala macam barang bawaan yang berlabel made in Indonesia.
Kami juga diajarkan untuk menghapal sejumlah kalimat bahasa Ibrani, Ani tayas mis Singapore yang artinya aku penerbang dari Singapura. Ada sapaan boken tof berarti selamat pagi dan shallom sebagai sapaan saat bertemu dengan kawan.
@ELIAT, ISRAEL. PANGKALAN UDARA MILITER RAHASIA
Spoiler for A-4 SKYHAWK:

Quote:
Semalam tidur dihotel, kami kemudian diangkut dalam satu mobil van menuju arah selatan menyusuri Laut Mati. Setelah dua hari perjalanan, kami sampai dikota Eliat. Perjalanan dilanjutkan kembali ditengah padang pasir, setelah melewati beberapa pos jaga, akhirnya van masuk ke sebuah pangkalan tempur besar diwilayah barat kota Eliat. Di Israel, pangkalan tidak pernah memiliki nama pasti. Nama pangkalan hanya berupa angka dan bisa berubah.
Bisa saja nama pangkalan itu adalah base number nine di hari tertentu, namun esoknya bisa diganti dengan angka lain. Sesuai kesepakatan bersama, kami menyebut tempat ini dengan Arizona, oleh karena dalam skenario awal kami memang disebutkan akan berlatih terbang di Amerika.
Total waktu rencana pelatihan selama empat bulan. Selama itu para penerbang melaksanan kegiatan pelatihan, dari ground school hingga bina terbang, agar mampu mengendalikan pesawat A-4 Skyhawk. Latihan terbang diawali dengan general flying sebanyak dua jam, ditemani instruktur israel.
Setelah itu, kami semua sudah boleh terbang solo. latihan kemudian dilanjutkan dengan pelajaran yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. kali ini kami harus mampu mengoperasikan pesawat A-4 sebagai alat perang.
Selama di Eliat, walau terjadi berbagai macam masalah, namun tidak sampai mengganggu kelancaran latihan. Masalah utama tentunya bahasa, sebab tidak semua penerbang Israeli Air Force (IAF) bisa berbahasa Inggris, sedangkan kami tidak diajari berbahasa Ibrani secara detail.
Masalah lain adalah telalu ketatnya pengawasan yang diberlakukan kepada para penerbang. Bahkan kami semua selalu dikawani satu flight pesawat tempur selama berlatih.
Pelajaran terbang yang efektif. Misalnya terbang formasi tidak perlu jam khusus tetapi digabung latihan lain seperti saat terbang navigasi atau air to air. sehingga dengan jam yang hanya diberikan sebanyak 20 jam/20 sorti, kami semua dapat mengoperasikan A-4 sebagai alutsista. Dalam siklus ini pula, aku pernah menembus sistem radar Suriah dengan instruktur ku.
Latihan terbang kami berakhir tanggal 20 Mei 1980 dengan dihadiri oleh beberapa pejabat militer Indonesia yang semuanya hadir dengan berpakaian sipil. Kami mendapat brevet penerbang tempur A-4 Skyhawk dari IAF. Rasanya bangga, oleh karena kami dididik penerbang paling jago didunia.
Namun kegembiraaan selesai pendidikan segera berubah sedih, oleh karena brevet dan ijasah langsung dibakar didepan mata kami oleh para perwira BIA yang bertindak sebagai perwira penghubung. kami dikumpulkan di depan mess dan barang-barang kami disita dan segera dibakar.
Termasuk brevet, peta navigasi, catatan pelajaran selama dipangkalan ini. Mereka hanya berpesan, tidak ada bekas atau bukti kalau kalian pernah kesini. Maka hapalkan saja dikepala, semua pelajaran yang pernah diperoleh.
Bisa saja nama pangkalan itu adalah base number nine di hari tertentu, namun esoknya bisa diganti dengan angka lain. Sesuai kesepakatan bersama, kami menyebut tempat ini dengan Arizona, oleh karena dalam skenario awal kami memang disebutkan akan berlatih terbang di Amerika.
Total waktu rencana pelatihan selama empat bulan. Selama itu para penerbang melaksanan kegiatan pelatihan, dari ground school hingga bina terbang, agar mampu mengendalikan pesawat A-4 Skyhawk. Latihan terbang diawali dengan general flying sebanyak dua jam, ditemani instruktur israel.
Setelah itu, kami semua sudah boleh terbang solo. latihan kemudian dilanjutkan dengan pelajaran yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. kali ini kami harus mampu mengoperasikan pesawat A-4 sebagai alat perang.
Selama di Eliat, walau terjadi berbagai macam masalah, namun tidak sampai mengganggu kelancaran latihan. Masalah utama tentunya bahasa, sebab tidak semua penerbang Israeli Air Force (IAF) bisa berbahasa Inggris, sedangkan kami tidak diajari berbahasa Ibrani secara detail.
Masalah lain adalah telalu ketatnya pengawasan yang diberlakukan kepada para penerbang. Bahkan kami semua selalu dikawani satu flight pesawat tempur selama berlatih.
Pelajaran terbang yang efektif. Misalnya terbang formasi tidak perlu jam khusus tetapi digabung latihan lain seperti saat terbang navigasi atau air to air. sehingga dengan jam yang hanya diberikan sebanyak 20 jam/20 sorti, kami semua dapat mengoperasikan A-4 sebagai alutsista. Dalam siklus ini pula, aku pernah menembus sistem radar Suriah dengan instruktur ku.
Latihan terbang kami berakhir tanggal 20 Mei 1980 dengan dihadiri oleh beberapa pejabat militer Indonesia yang semuanya hadir dengan berpakaian sipil. Kami mendapat brevet penerbang tempur A-4 Skyhawk dari IAF. Rasanya bangga, oleh karena kami dididik penerbang paling jago didunia.
Namun kegembiraaan selesai pendidikan segera berubah sedih, oleh karena brevet dan ijasah langsung dibakar didepan mata kami oleh para perwira BIA yang bertindak sebagai perwira penghubung. kami dikumpulkan di depan mess dan barang-barang kami disita dan segera dibakar.
Termasuk brevet, peta navigasi, catatan pelajaran selama dipangkalan ini. Mereka hanya berpesan, tidak ada bekas atau bukti kalau kalian pernah kesini. Maka hapalkan saja dikepala, semua pelajaran yang pernah diperoleh.
KAMUFLASE WING DAY @AMERIKA
Quote:
Selesai pendidikan di Israel, kami tidak langsung pulang ke Indonesia, namun diterbangkan dulu ke New York. semalam di New York, kemudian diajak ke Buffalo Hill di dekat air terjun Niagara. Ternyata kami sengaja dikirim kesana untuk bisa melupakan kenangan tentang Israel. kami diberi uang saku yang cukup banyak menurut hitungan seorang Letnan Satu.
Aku juga dibelikan kamera merek Olympus F-1 lengkap dengan filmnya dan diwajibkan mengambil foto-foto dan mengirim surat atau kartu pos ke Indonesia, untuk menguatkan alibi bahwa kami semua benar-benar menjalani pendidikan terbang di AS.Akhirnya selama ada objek yang menunjukkan tanda medan atau bau AS, pasti langsung dipakai sebagai background foto. Tidak terkecuali pintu gerbang hotel, nama toko bahkan sampai tong sampah bila ada tulisan United State of America pasti dijadikan sasaran foto.
Aku dibawa lagi ke New York, para penerbang kemudian diberikan program tur keliling AS selama dua minggu, mencoba tidur di sepuluh hotel yang berbeda dan mencoba semua sarana transportasi dari pesawat terbang hingga kapal.
D Yuma, Arizona, kami telah diskenariokan masuk latihan di pangkalan US Marine Corps (USMC), Yuma Air Station. Tiga hari dipangkalan tersebut, kami dibekali dengan pengetahuan penerbangan A-4 USMC, area latihan dan mengenal instrukturnya. Kami juga wajib berfoto, seakan-akan baru diwisuda sebagai penerbang A-4, skaligus menerima ijasah versi USMC. Ini sebagai penguat kamuflase intelijen, bahwa kami memang dididik di AS. Salah satu foto wajib adalah berfoto di depan pesawat-pesawat A-4 Skyhawk USMC.
Sebelum pulang ke tanah air, aku juga mendapat perintah untuk menghapalkan hasil-hasil pertandingan bulu tangkis All England. Tambahannya, aku juga diharapkan menghapal beberapa peristiwa penting yang terjadi di dunia, selama aku diisolasi di Israel. Pelajaran mengenai situasi dunia luar tersebut terus diberikan, meskipun kami sudah berada di perut pesawat Branif Airways dengan tujuan Singapura.
Aku juga dibelikan kamera merek Olympus F-1 lengkap dengan filmnya dan diwajibkan mengambil foto-foto dan mengirim surat atau kartu pos ke Indonesia, untuk menguatkan alibi bahwa kami semua benar-benar menjalani pendidikan terbang di AS.Akhirnya selama ada objek yang menunjukkan tanda medan atau bau AS, pasti langsung dipakai sebagai background foto. Tidak terkecuali pintu gerbang hotel, nama toko bahkan sampai tong sampah bila ada tulisan United State of America pasti dijadikan sasaran foto.
Aku dibawa lagi ke New York, para penerbang kemudian diberikan program tur keliling AS selama dua minggu, mencoba tidur di sepuluh hotel yang berbeda dan mencoba semua sarana transportasi dari pesawat terbang hingga kapal.
D Yuma, Arizona, kami telah diskenariokan masuk latihan di pangkalan US Marine Corps (USMC), Yuma Air Station. Tiga hari dipangkalan tersebut, kami dibekali dengan pengetahuan penerbangan A-4 USMC, area latihan dan mengenal instrukturnya. Kami juga wajib berfoto, seakan-akan baru diwisuda sebagai penerbang A-4, skaligus menerima ijasah versi USMC. Ini sebagai penguat kamuflase intelijen, bahwa kami memang dididik di AS. Salah satu foto wajib adalah berfoto di depan pesawat-pesawat A-4 Skyhawk USMC.
Sebelum pulang ke tanah air, aku juga mendapat perintah untuk menghapalkan hasil-hasil pertandingan bulu tangkis All England. Tambahannya, aku juga diharapkan menghapal beberapa peristiwa penting yang terjadi di dunia, selama aku diisolasi di Israel. Pelajaran mengenai situasi dunia luar tersebut terus diberikan, meskipun kami sudah berada di perut pesawat Branif Airways dengan tujuan Singapura.
SANG GARUDA HINGGAP
Quote:
Tanggal 4 Mei 1980, persis sehari sebelum pesawat C-5 Galaxy USAF mendarat di Lanud Iswahyudi, Madiun, mengangkut F-5 E/F Tiger II, paket A-4 Skyhawk gelombang pertama, terdiri dua pesawat single seater dan dua double seater tiba di Tanjung Priok. Pesawat-pesawat tersebut diangkut dengan kapal laut langsung dari Israel, dibalut memakai plastik pembungkus, cocoon berlabel F-5. Dengan demikian, seakan-akan satu paket proyek kiriman pesawat terbang namun diangkut dengan media transportasi berbeda.
Nantinya, ketika sudah kembali lagi di Madiun, kepada atasan pun kukatakan bahwa pelatihan A-4 di Amerika. Sebagai bukti kuperlihatkan setumpuk fotoku selama berada di Amerika. Ingin melihat foto New York, aku punya. Mau melihat foto Akademe AU di Colorado, aku punya.
Karena percaya, atasanku di Wing-300 malah sempat berkata, “Saya kira tadinya kamu belajar A-4 di Israel, enggak tahunya malah di Amerika. Kalau begitu isu tersebut enggak benar ya?”
Last but not least, gelombang demi gelombang pesawat A-4 akhirnya datang ke Indonesia setiap lima minggu, lalu semuanya lengkap sekitar bulan September 1980.
Saat F-5 datang ke Indonesia, ternyata masih belum dilengkapi dengan persenjataan. Sedangkan A-4 justru sudah dipersenjatai dan langsung bisa digunakan dalam tugas-tugas operasional. Sehingga apa saja kegiatan TNI AU baik operasi maupun latihan selalu identik dengan F-5, walau kadang-kadang yang melakukannya adalah pesawat A-4.
Nantinya, ketika sudah kembali lagi di Madiun, kepada atasan pun kukatakan bahwa pelatihan A-4 di Amerika. Sebagai bukti kuperlihatkan setumpuk fotoku selama berada di Amerika. Ingin melihat foto New York, aku punya. Mau melihat foto Akademe AU di Colorado, aku punya.
Quote:
Memorial Picture


Karena percaya, atasanku di Wing-300 malah sempat berkata, “Saya kira tadinya kamu belajar A-4 di Israel, enggak tahunya malah di Amerika. Kalau begitu isu tersebut enggak benar ya?”
Last but not least, gelombang demi gelombang pesawat A-4 akhirnya datang ke Indonesia setiap lima minggu, lalu semuanya lengkap sekitar bulan September 1980.
Saat F-5 datang ke Indonesia, ternyata masih belum dilengkapi dengan persenjataan. Sedangkan A-4 justru sudah dipersenjatai dan langsung bisa digunakan dalam tugas-tugas operasional. Sehingga apa saja kegiatan TNI AU baik operasi maupun latihan selalu identik dengan F-5, walau kadang-kadang yang melakukannya adalah pesawat A-4.
Quote:
Spoiler for Spesifikasi (A-4F Skyhawk):
Persenjataan
Senjata api: 2 × 20 mm (0.79 in) Colt Mk 12 cannon, 100 rounds/gun
Rudal: 4 × AIM-9 Sidewinder, AGM-45 Shrike ARM (anti-radiation missile), MBDA Exocet, AGM-65 Maverick ASM (air-to-surface missiles), AGM-62 Walleye glide bomb, AGM-12 Bullpup ASM (air-to-surface missiles)
Bom: 9,900 lb (4,490 kg) on five external hardpoints, Rockeye Mk.20 Cluster Bomb Unit, Rockeye Mk.7/APAM-59 Cluster Bomb Unit, Mk.81 (250 lb/113 kg) and Mk.82 (500 lb/227 kg) general-purpose bombs, various tactical nuclear missiles and bombs, Mk.76 practice bombs
Ciri-ciri umum
Kru: 1 (2 in TA-4J, TA-4F, OA-4F)
Panjang: 40 ft 3 in (12.22 m)
Rentang sayap: 26 ft 6 in (8.38 m)
Tinggi: 15 ft (4.57 m)
Luas sayap: 259 ft² (24.15 m²)
Airfoil: NACA 0008-1.1-25 root, NACA 0005-0.825-50 tip
Berat kosong: 10,450 lb (4,750 kg)
Berat isi: 18,300 lb (8,318 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 24,500 lb (11,136 kg)
Mesin: 1 × Pratt & Whitney J52-P8A turbojet, 9,300 lbf (10,000+ USMC A-4M and OA-4M) (41 kN)
Kinerja
Laju maksimum: 585 kn (673 mph, 1,077 km/h)
Jangkauan: 1,700 nmi (2,000 mi, 3,220 km)
Langit-langit batas: 42,250 ft (12,880 m)
Laju tanjak: 8,440 ft/min (43 m/s)
Beban sayap: 70.7 lb/ft² (344.4 kg/m²)
Dorongan/berat: 0.51
g-limit: -3/+8 g
Senjata api: 2 × 20 mm (0.79 in) Colt Mk 12 cannon, 100 rounds/gun
Rudal: 4 × AIM-9 Sidewinder, AGM-45 Shrike ARM (anti-radiation missile), MBDA Exocet, AGM-65 Maverick ASM (air-to-surface missiles), AGM-62 Walleye glide bomb, AGM-12 Bullpup ASM (air-to-surface missiles)
Bom: 9,900 lb (4,490 kg) on five external hardpoints, Rockeye Mk.20 Cluster Bomb Unit, Rockeye Mk.7/APAM-59 Cluster Bomb Unit, Mk.81 (250 lb/113 kg) and Mk.82 (500 lb/227 kg) general-purpose bombs, various tactical nuclear missiles and bombs, Mk.76 practice bombs
Ciri-ciri umum
Kru: 1 (2 in TA-4J, TA-4F, OA-4F)
Panjang: 40 ft 3 in (12.22 m)
Rentang sayap: 26 ft 6 in (8.38 m)
Tinggi: 15 ft (4.57 m)
Luas sayap: 259 ft² (24.15 m²)
Airfoil: NACA 0008-1.1-25 root, NACA 0005-0.825-50 tip
Berat kosong: 10,450 lb (4,750 kg)
Berat isi: 18,300 lb (8,318 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 24,500 lb (11,136 kg)
Mesin: 1 × Pratt & Whitney J52-P8A turbojet, 9,300 lbf (10,000+ USMC A-4M and OA-4M) (41 kN)
Kinerja
Laju maksimum: 585 kn (673 mph, 1,077 km/h)
Jangkauan: 1,700 nmi (2,000 mi, 3,220 km)
Langit-langit batas: 42,250 ft (12,880 m)
Laju tanjak: 8,440 ft/min (43 m/s)
Beban sayap: 70.7 lb/ft² (344.4 kg/m²)
Dorongan/berat: 0.51
g-limit: -3/+8 g
Spoiler for Spesifikasi (F-5E Tiger II):
Persenjataan
Senjata api: 2× meriam Pontiac M39A2 20 mm, 280 butir/meriam
Rudal:
Total sampai 3.200 kg munisi
AIM-7 Sparrow
AIM-9 Sidewinder
AGM-65 Maverick
AIM-120 AMRAAM
Bom:
M129 Leaflet
500 lb (225 kg) Mk82
2.000 lb (900 kg) Mk84
CBU-24/49/52/58 munisi kluster
Ciri-ciri umum
Kru: 1
Panjang: 47 ft 4¾ in (14,45 m)
Rentang sayap: 26 ft 8 in (8,13 m)
Tinggi: 13 ft 4½ in (4,08 m)
Luas sayap: 186 ft² (17,28 m²)
Airfoil: NACA 65A004.8 root, NACA 64A004.8 tip
Berat kosong: 9.558 lb (4.349 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 24.664 lb (11.187 kg)
Mesin: 2 × General Electric J85-GE-21B turbojet
Dorongan kering: 3.500 lbf (15,5 kN) masing-masing
Dorongan dengan pembakar lanjut: 5.000 lbf (22,2 kN) masing-masing
* Zero-lift drag coefficient: 0,0200
Drag area: 3,4 ft² (0,32 m²)
Aspect ratio: 3,86
Bahan bakar internal: 2.563 L
Bahan bakar eksternal: 1.040 L per tanki eksternal
Kinerja
Laju maksimum: 917 knot (1.700 km/jam)
Radius tempur: 760 nm (1.405 km)
Jangkauan feri: 2.010 nm (3.720 km)
Langit-langit batas: 51.800 ft (15.800 m)
Laju tanjak: 34.400 ft/min (175 m/s)
Lift-to-drag ratio: 10,0
Sumber: Poerwoko, Djoko F. Menari di Angkasa. Kata hasta pustaka. Jakarta. 2007, Wikipedia, & beberapa sumber lainnyaSenjata api: 2× meriam Pontiac M39A2 20 mm, 280 butir/meriam
Rudal:
Total sampai 3.200 kg munisi
AIM-7 Sparrow
AIM-9 Sidewinder
AGM-65 Maverick
AIM-120 AMRAAM
Bom:
M129 Leaflet
500 lb (225 kg) Mk82
2.000 lb (900 kg) Mk84
CBU-24/49/52/58 munisi kluster
Ciri-ciri umum
Kru: 1
Panjang: 47 ft 4¾ in (14,45 m)
Rentang sayap: 26 ft 8 in (8,13 m)
Tinggi: 13 ft 4½ in (4,08 m)
Luas sayap: 186 ft² (17,28 m²)
Airfoil: NACA 65A004.8 root, NACA 64A004.8 tip
Berat kosong: 9.558 lb (4.349 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 24.664 lb (11.187 kg)
Mesin: 2 × General Electric J85-GE-21B turbojet
Dorongan kering: 3.500 lbf (15,5 kN) masing-masing
Dorongan dengan pembakar lanjut: 5.000 lbf (22,2 kN) masing-masing
* Zero-lift drag coefficient: 0,0200
Drag area: 3,4 ft² (0,32 m²)
Aspect ratio: 3,86
Bahan bakar internal: 2.563 L
Bahan bakar eksternal: 1.040 L per tanki eksternal
Kinerja
Laju maksimum: 917 knot (1.700 km/jam)
Radius tempur: 760 nm (1.405 km)
Jangkauan feri: 2.010 nm (3.720 km)
Langit-langit batas: 51.800 ft (15.800 m)
Laju tanjak: 34.400 ft/min (175 m/s)
Lift-to-drag ratio: 10,0
Quote:
Berbagai Komentar Penghuni Thread, dari yang Ngakak
ampe yang Bermutu



Spoiler for Ngakak:
Ketauan FPI, bisa di bajak kaya Metro Mini tu Pesawat 
maniac James Bond dan film berbau Intel

Oh ternyata... dia ketauan selingkuh

Quote:
Original Posted By johnkim►Untung kaga ketahuan sama FPI, e tapi FPIkan belom ada ya

maniac James Bond dan film berbau Intel


Quote:
Original Posted By leckirence►anjiiir kereeeen bangeeet gaaan!!!! 
Indonesia udah kayak.film.james bond...
mungkin disaat ane lg ngetik kayak gini, ada yg lg ngelakuin hal lain berbau james bond ya gan

Indonesia udah kayak.film.james bond...
mungkin disaat ane lg ngetik kayak gini, ada yg lg ngelakuin hal lain berbau james bond ya gan

Quote:
Original Posted By uzamaza►Keren jg yak, ky di film-film 

Quote:
Quote:
Original Posted By ija.botel►Disaat intelijen negara lain mengendap-ngendap ngancurin politik timteng
Intelijen Indonesia masih mengendap-ngendap cuma buat latihan terbang

Intelijen Indonesia masih mengendap-ngendap cuma buat latihan terbang


Oh ternyata... dia ketauan selingkuh


Quote:
Spoiler for Komen Penyemangat TS :
Komentar2 di Thread pertama gw yang Bikin semangat Gan "45
Ditunggu
jangan 



Quote:
Original Posted By sijeckrendireza►ceritanya keren gan.
Semua serba kamuflase, demi sebuah Pesawat tempur.

Cek kulkas gan
s
Semua serba kamuflase, demi sebuah Pesawat tempur.

Cek kulkas gan

Quote:
Original Posted By kursi.lontar►ane belum vote gan,masih pikir2 
yg jelas tritnya bagus,ane baca ampe habis. <--jarang sekali ane cem gini

yg jelas tritnya bagus,ane baca ampe habis. <--jarang sekali ane cem gini

Quote:
Original Posted By mr.sparks►Mantep gan, yang gini nih jarang ada di kaskus

Quote:
Quote:
Original Posted By AntonChigurh►Bantu rate 5 gan, dah ane vote setuju jugak 
Ditunggu thread ceritanya pak prabowo di timtim

Ditunggu thread ceritanya pak prabowo di timtim

Quote:
Original Posted By arsivilover►trit yg mantap nih,semakin bangga sama ABRI

Quote:
Original Posted By GB...►wih salut ane gan,
kudu banyak nih trid2 yang kayak gini
kudu banyak nih trid2 yang kayak gini
Quote:
Original Posted By dakilagi►memorial picturenya keren parah gan..salut ane
baca trit agan serasa ngikutin film intel gitu, kayak SALT..hahaha
maaf gan ane gpunya cendol,ane
aja ya
baca trit agan serasa ngikutin film intel gitu, kayak SALT..hahaha
maaf gan ane gpunya cendol,ane

Quote:
Original Posted By broarmys►calon ht nih gan 

Quote:
Original Posted By agoomilar►calon HT nih 

Spoiler for Komen Bermutu:
Untuk Komen Bermutu nya tadi da sempet ngerangkum trus banyak kehapus
padahal kompie lemot nih. Buat yang bermutu lengkap nya baca aja full kali dapat Ilmu baru 


Quote:
Original Posted By perardua►Adalah hal lumrah ketika membeli alutsista maka pelatihan termasuk didalam paket pembelian tsb, ketika kita dulu membeli F 16 dr US, maka terlebih dulu kita mengirim perwira kita utk dilatih menerbangkannya sampai menunggu proses produksi selesai,demikian juga ketika kita membeli Sukhoi...koreksi utk TS, kita gak dekat-dekat amat dgn afghanistan, saat itu Pemerintah afghanistan adalah boneka Russia (Sovyet), sementara US memback up Mujahidin, krn haluan politik kita saat itu cenderung merapat US, maka kita ikut membantu kelompok mujahidin afghanistan
Bagaimana Menurut Agan & Aganwati?
SEJARAH PENEMBAK MISTERIUS (PETRUS) - DETAIL STORY
Cerita nya bikin Kita Bangga Indonesia Cendol yahh
Asal Jangan di Bata soalnya ini thread Pertama saya
SEJARAH PENEMBAK MISTERIUS (PETRUS) - DETAIL STORY
Cerita nya bikin Kita Bangga Indonesia Cendol yahh

Asal Jangan di Bata soalnya ini thread Pertama saya



Polling
Poll ini sudah ditutup. - 519 suara
Apakah agan setuju dengan Pembelian Armada dari Israel
Setuju, pihak Israel menjual lengkap Senjata lebih murah di banding USA
48%
50:50 Hanya bangga dengan Keberhasilan Operasi
19%
Tidak setuju, karena Israel !
33%
Diubah oleh dois9yosua 23-02-2015 16:09
0
61.3K
Kutip
349
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan