Diancam Australia, Ditekan PBB, Ini Reaksi Pemerintah Jokowi
Jakarta -Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon meminta Indonesia untuk menyetop eksekusi mati terpidana kasus narkotik. Permintaan itu diutarakan Ban via pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi.
“PBB menentang hukuman mati di bawah situasi apa pun,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, lewat pernyataan pada Jumat lalu. “Sekretaris Jenderal meminta otoritas Indonesia untuk tidak melaksanakan eksekusi pada terpidana mati kasus narkotik.”
Kepada Tempo, Retno membenarkan dirinya menerima telepon dari Ban Ki-moon. “Beliau sudah tahu posisi kita. Kita bicara per telepon pada Jumat pagi pukul 08.40,” kata Retno lewat pesan pendeknya kepada Tempo, kemarin. Di berbagai kesempatan dan pertemuan, Retno menegaskan posisi Indonesia terkait dengan hukuman mati bagi para pengedar narkotik akan tetap konsisten dan tidak berubah.
Bulan ini, Jaksa Agung HM. Prasetyo memastikan dua warga Australia yang terkait dengan kasus Bali Nine, Myuran Sukumaran, 33 tahun, dan Andrew Chan, 31 tahun, ada di antrean terpidana yang akan dieksekusi, setelah Jokowi menolak grasi mereka pada Januari lalu
Jangan heran bila Perdana Menteri Australia Tony Abbott pun bereaksi keras. Ia mengancam Indonesia bila dua warganya yang terlibat penyelundupan narkotik dieksekusi mati. Abbot menyatakan pemerintahnya bakal melakukan balasan diplomatik yang setimpal. “Jutaan warga Australia muak oleh eksekusi Indonesia itu,” kata dia di Sydney, kemarin.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyatakan tidak menampik kemungkinan warganya akan memboikot kunjungan wisata ke Indonesia sebagai bagian dari protes. “Menurut saya, rakyat Australia akan memperlihatkan ketidaksetujuan mereka terhadap tindakan (eksekusi) itu, termasuk dengan membuat keputusan soal ke mana mereka akan berlibur,” kata Bishop dalam wawancara dengan radio Australia AW3 yang dilansir di situs resminya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengaku tidak khawatir terhadap pemboikotan. Dia menegaskan, keindahan wilayah dan kebudayaan Indonesia dengan berbagai fasilitas dan hotel yang bagus menjadi pertimbangan warga negara lain mendatangi tempat-tempat wisata di Indonesia. “Karena itu kami tidak khawatir,” kata dia kepada Tempo.
SUMBER......