Minggu 14 April 1912, RMS Titanic yang sohor 'tak bakal bisa tenggelam' itu karam di Lautan Atlantik, dalam perjalanan dari Southampton ke New York City. Sebanyak 1.512 kru dan penumpang tewas. Tak semuanya bisa dibawa ke darat dan dimakamkan secara layak.

Sebuah foto yang ditemukan seabad setelah bencana itu menunjukkan pemakaman massal para korban Titanic dilakukan di atas Kapal Mackay Bennett.

Jasad-jasad beku itu dikumpulkan 9 hari setelah Titanic menabrak gunung es. Dibungkus kantung mayat dan ditumpuk di pinggiran dek. Lalu, dua kru kapal menggunakan tandu, menjatuhkan mereka satu-persatu ke laut, dari sisi kapal

Foto juga menunjukkan pemuka agama yang ada di kapal, Pendeta Hind memimpin upacara pemakaman di depan para kru yang berwajah serius. Beberapa menunduk sedih.

Meski telah lama diketahui bahwa 166 dari 306 jasad yang diambil Kapal Mackay Bennett dimakamkan di laut, tetapi tak ada foto atau bukti visual dari peristiwa mengerikan itu, hingga saat ini.

Kebanyakan korban yang dijatuhkan ke laut diduga adalah mereka yang tak diketahui identitasnya, atau penumpang kelas tiga, kelas geladak, yang tak mampu membayar biaya pemakaman.

Dalam foto -- yang diperkirakan laku dalam lelang seharga 5.000 dolar atau lebih dari Rp 50 juta -- ada satu jenazah yang dilabeli nomor 177. Itu adalah William Mayo, pria 28 tahun yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran di kapal.

Foto tersebut tadinya adalah milik keluarga seorang kru Mackay Bennett, yang kemudian melelangnya di rumah lelang Henry Aldridge and Sons Auctioneers di Devizes, Wiltshire. Awak melakukan penguburan di laut pada malam hari tanggal 21 April, 22, dan 23 dan kemudian dari sore hari tanggal 24 April -- saat foto diambil.

"Foto ini menyingkirkan mitos bahwa pemakaman korban Titanic dilakukan secara teratur dan bermartabat," kata juru lelang Andrew Aldridge, seperti dimuat Daily Mail, 29 September 2013. "Anda dapat dengan jelas melihat mayat dalam karung coklat menumpuk di dek, ada 2 sampai 3 tumpukan."

Mackay Bennet adalah kapal berbendera Kanada yang dikontrak pihak pemilik Titanic, White Star Line seharga 300 poundsterling per hari untuk mengangkat jasad para korban. Sementara Kapal Carpathia berhasil menyelamatkan lebih dari 700 korban selamat dari sekoci-sekoci.

Dalam penjelasannya soal pemakaman, Pendeta Hind menulis, siapapun yang menghadiri pemakaman di laut pasti akan merasakan kesan berbeda dari pemakaman di darat. Namun, "Atlantik mungkin ganas, tapi mereka yang dimakamkan di dalamnya akan beristirahat dalam damai."

Tokoh ini benar-benar ada dengan nama Kapten Edward John Smith. Kapten Smith menjadikan pelayaran Titanic sebagai pelayaran terakhir sebelum dia pensiun sebagai kapten kapal. Keinginan itu tampaknya terkabul, sekaligus menjadi pelayaran terakhir Kapten Smith, karena dia menjadi salah satu korban yang meninggal dalam tragedi Titanic. Dalam film, Kapten Smith diperankan oleh Bernard Hill.

Adegan di film saat Kapten Smith meninggal akibat serangan air yang memecahkan kaca menjadi perdebatan, karena penyebab pasti kematian Kapten Smith sesungguhnya belum dikemukakan oleh para ahli sejarah atau pihak berwenang. Yang pasti, Kapten Smith meninggal sama seperti penumpang yang lain, karena suhu air yang sangat dingin

"Wanita dan mesin tidak pernah cocok," Anda masih ingat dengan pendapat itu? Dalam film Titanic, pria yang mengucapkannya adalah tokoh Colonel John Jacob Astor IV. Pria kaya tersebut juga memberi selamat pada Jack yang berhasil menyelamatkan Rose dari usaha bunuh diri. Dalam film, Kolonel Gracie diperankan oleh Bernard Fox.

Sebagai salah satu penumpang dari kalangan kaya, Kolonel Gracie beruntung karena dia menjadi salah satu penumpang yang selamat. Namun, pria ini meninggal beberapa bulan setelah tragedi Titanic karena luka-luka yang dialami saat kejadian. Kolonel Gracie adalah satu dari beberapa saksi yang melihat sendiri kejadian tenggelamnya Titanic di tahun 1912.

Kalau yang satu ini, Anda pasti masih ingat. Jika para orang kaya seringkali angkuh dan sombong, tidak dengan wanita ini. Dia sangat baik hati dan meminjamkan jas untuk Jack agar bisa berbaur dengan para orang kaya di kelas 1 Titanic. Tokoh ini ada sungguhan, bernama Margaret Brown atau sering disapa Molly. Dalam film Titanic, tokoh ini diperankan oleh Kathy Bates

Molly adalah wanita kaya yang sering dianggap rendah oleh kalangan kaya lainnya, namun memiliki hati yang baik. Molly menjadi salah satu penumpang Titanic yang selamat. Dia juga membantu penumpang lain untuk naik sekoci. Molly juga yang meminta sekoci nomor 6 kembali ke lokasi kejadian untuk melihat apakah masih ada korban yang selamat. Dengan kegigihan itu, Margaret mendapat julukan The Unsinkable Molly Brown.

Pria tampan ini bernama Thomas Andrews, dialah salah satu orang yang terlibat dalam pembuatan kapal Titanic. Thomas Andrews sendiri adalah seorang pembuat kapal dari Irlandia. Dia ikut serta dalam pelayaran perdana Titanic sekaligus mengawasi kapal yang menjadi karyanya.

Dalam kisah nyata, beberapa penumpang selamat mengatakan Thomas Andrews berjuang keras menyelamatkan penumpang, namun tidak diketahui secara pasti nasib Thomas Andrews setelah kapal tenggelam. Tubuhnya juga tidak ditemukan oleh tim pencari korban Titanic.

Di film Titanic, Thomas Andrews diperankan oleh Victor Garber. Dia digambarkan sebagai pria yang ramah dan baik. Dialah orang yang gigih meminta pengemudi kapal untuk mengirim sinyal bantuan, karena berdasarkan perhitungannya, Titanic akan tenggelam seluruhnya. Dia juga berjanji pada Rose untuk membuat kapal yang lebih kuat, namun pria ini menghilang begitu saja dan tidak diketahui nasibnya.

oseph Bruce Ismay adalah salah satu orang kaya yang merupakan direktur White Star Line, perusahaan yang menaungi Titanic. Dalam kisah nyata dan masih menjadi kontroversi, Joseph Bruce Ismay dikabarkan menjadi orang yang meminta Kapten Smith untuk menambah kecepatan Titanic. Pria ini menjadi penumpang yang selamat dari tragedi Titanic. Joseph Bruce Ismay meninggal di tahun 1963 dalam usia 92 tahun.

Dalam film Titanic Joseph Bruce Ismay diperankan oleh Jonathan Hyde. Dia digambarkan sebagai pria kaya dengan posisi yang sama, yaitu direktur White Star Line. Dia juga digambarkan meminta Kapten Smith menambah kecepatan penuh pada Titanic agar kedatangannya lebih cepat dan menarik media untuk memberitakannya. Dia digambarkan selamat setelah naik salah satu sekoci.