am.maAvatar border
TS
am.ma
Ane habis ngerjain penipu nih gan :D
Ada pengalaman lucu nih dan bisa jadi pelajaran untuk teman biar ga mudah ditipu sama orang lain, jadi kejadian ini dimulai pada pukul 15:00 WIB tadi (23 - Juni - 2014).

Kronologisnya :
kebetulan hari ini hari libur dan saya sempatkan untuk mengecek beberapa website-website informasi, tiba tiba hanpdhone saya bunyi dengan nomor yang tidak terdaftar di contact handphone saya, nomornya ini : 085973034316 , masih berfikir panjang untuk mengangkat nomor yang tidak disimpan sekitar beberapa detik berfikir siapa yang menelepon, saya langsung mengangkatnya saja dan tidak mengatakan halo deluan agar saya mendengar suaranya dulu, dan akhirnya dia yang deluan berkata halo.

p = Penelepon
s = Saya

p : halo,
s : ya, halo...

*sempat diam beberapa detik agar otak saya bisa berfikir untuk menenali dulu suara penelepon ini*

*namun, si penelepon ini masih aja diam tidak berbicara, jadi saya terpaksa harus berkata*

p : lagi dimana ini?

*berfikir keras untuk mengenali suara si penelepon, setelah beberapa detik mencerna suara tapi tetap saja tidak tau siapa orang ini, saya langsung bertanya balik*

s : ummm aaaa....... siapa ini?
p : waduh masa' lupa? masa lupa suara saya?

*kembali otak ini berfikir keras untuk mencari tahu dan mengenali suara si penelpon ini*

p : aduuuh masa lupa dengan saya.

*karena aksen dan logat saat dia mengatakan diatas itu pass banget dengan aksen dan logat kakak sepupu saya di makassar, jadi saya langsung menebak saja walaupun takut salah*

s : owwww kak ewin!!??

*dengan PD nya saya berteriak seperti itu karena memang lama tidak ketemu, dan berusaha mengakrabkan suasana agar si penelepon tidak kecewa kalau saya lupa dan tidak menyimpan nomornya di hanphone*

p : nahhh! di mana dek?

*huff akhirnya analisa otak saya untuk suaranya benar, langsung saja saya berusaha mengakrabkan suasana agar dia tidak kecewa saya lupa dengan namanya*

s : wahhhhh kak kenapa ki kak? dimanaki ini kak? saya di Jakarta ka saya kak' (wahhh ada apa kak? lagi dimana? saya sekarang dijakarta)

*saya sebutkan posisi wilayah bukan nama tempat saya, karena saya tau kakak saya ini ada di makassar dan dalam dugaan saya dia akan berkunjung kerumah orang tua (makassar) dan dia mengira saya ada di Makassar*

p : saya ada di jakarta sekarang, dek, tapi ini lagi dijalan, dan dijalan lagi dapat musibah dik.

*suara, aksen, logat saat dia mengatakan kalimat diatas membuat saya tambah yakin dan yakin banget kalau dia kakak sepupu saya*

s : astaghfirullah, dimana ki' kak? iya dijakartaja' sekarang kak! musibah apa kak? ada apa? (astagah! lagi dimana kak? iya saya dijakarta! musibah apa kak?)
p : iya ni dek, kalau bisa tolong bantu dulu sebentar
s : oke kak! bagaimana kak!? dimanakikak? bagaimna? bagaimana? (oke kak, saya harus bagaimana? kakak ada dimana? harus bagaimana? bagaimana kak?)

*dengan nada yang sangat panik saya (saya memang panikan jadi agak sedikit lebay) dan berusaha mengetahui lokasi kakak sepupu saya ini agar saya bisa langsung menjenguknya ditempat*

p : iya dik, saya kan bawa kendaraan, tapi saya lupa surat suratnya ini kendaraan di rumah dek, jadi saya minta tolong dulu sebentar
s : ohiya kak! dimana ki' ini kah kak? bagaimana ka kak?? (ohiya oke kak! lagi dimana? saya harus bagaimana?)

*dengan nada yang panik lagi saya berusaha mengetahui lokasi tepat tempat dia berada sekarang*

p : saya di kapolsek sekarang dek
s : nah...
p : jadi gini, tolong bicara saja sama polisinya dari telepon ini untuk meyakinkan benar benar kakak lupa bawa surat surat dirumah, adik bilang saja sama polisinya bilang kalau kakak lupa bawa surat surat dan tolong diurus di situ aja bilang damai di tempat saja sama polisinya, kakak tidak punya waktu untuk diurus ke kantor pusat

*karena panik saya hanya menangkap 60% dari perkataannya diatas jadi saya mengatakan*

s : bagimana kak? bagaimana?
p : gini, adik bicara sama polisinya "pak, ini benar kakak saya, dia bawa kendaraan dari rumah tapi lupa bawa surat surat, jadi tolong kalau bisa diurus di tempat saja pak, dia dari luar kota pak" gitu dik

*saya berusaha menghapalkan kembali kata kata itu, kondisi saya saat itu panik banget sangat sangat panik dan berusaha menenangkan diri*

s : oke kak, oke kak, mana polisinya
p : oke dik, tunggu saya masuk dulu..... nih dik, pak ini keluarga saya mau bicara sebentar

*oke kondisi saat ini, saya sedang berdialog dengan polisinya*

po = polisi
s = tetap saya

po : halo selamat siang

*hufff baru kali ini saya berurusan dengan hal hal yang seperti ini, panik, takut, gemetar bercampur menjadi satu*

s : siang pak, jadi gini pak, keluarga saya yang bapak tahan itu benar keluarga saya pak, dia dari rumah lupa bawa kendaraan *saking paniknya salah bicara* eh maksud saya surat surat pak

*polisinya langsung potong pembicaraan*

po : ohiya sebelumnya saya berbicara dengan bapak siapa ini?
s : Andi pak
po : oke bapak andi, jadi bawa kendaraan dalam kondisi tidak membawa surat-surat dan dengan ketentuan hukum yang berlaku keluarga bapak andi ini harus kami proses di kantor polisi karena tidak membawa surat surat yang lengkap saat membawa kendaraan, jadi ada 2 cara agar keluarga, ohiya mohon maaf, keluarga bapak andi ini namanya siapa?
s : erwin pak,
po : oke, ini bapak sekarang lokasinya dimana pak?

*karena panik, dan yang berbicara adalah polisi saya harus berkata jujur*

s : di jalan Ki.H. Syahdan pak

*saya tidak mengatakannya secara detail*

po : syahdan dimana ini pak?
s : di Jakarta barat pak,
po : bagian mana pak
s : Palmerah pak
po : ohh palang merah

*wahh polisinya salah sebut atau gw yang salah ini palmerah atau palang merah sih*

s : iya pak palmerah
po : oke, jadi begini, .. ohiya bapak erwin ini siapanya ya?
s : keluarga saya pak, sepupu
po : bapak erwin panggil bapak dengan sebutan apa pak?

*berfikir, apa hubungannya sipolisi bertanya seperti ini*

s : umm ahh... nama aja pak
po : oke, begini bapak andi, karena sesuai peratruan, kita harus menahan keluarga bapak andi dulu, jadi disini ada 2 cara agar keluarga bapak andi bisa kami berikan surat jalan kembali yang pertama dengan cara mengurusnya di kantor polisi pusat dengan biaya 1 juta rupiah, atau di urus ditempat dengan biaya 500 rupiah.

*berfikir, lah emang ada bayar bayaran ya kalau di polisi, kemudian saya berfikir lagi, ohhhh mungkin maksud kakak saya mau nyogok polisinya biar dia bisa keluar, dari kantor polisi itu*

s : gini pak, kalau bisa di urus ditempat aja dulu ya pak, soalnya ini betul dia lupa bawa surat surat dirumah, dia ada surat surat pak.
po : oke kalau begitu diurus disini ya pak, jadi keluarga bapak ini harus membayar uang denda sebesar 500 ribu rupiah, agar bisa diberikan surat jalan, saat ini bapak erwin sudah membayar 400ribu rupiah jadi sisa 100ribu rupiah, nah sebelum saya kembalikan kebapak erwin berikut adalah nomor telepon polisi yang dapat dihubungi jika ada masalah apa apa dengan polisi, silahkan dicatat pak andi
s: oke pak saya ambil pulpen dan kertas dulu ya pak
po : oke pak silahkan

*dengan tangan yang agak gemetar saya mengambil pulpen dan secarik kertas dimeja saya*

s : oke pak silahkan sebutkan
po : ini pak, 087875796458 attas nama Heruhtiiiiiiiiiiiiiiiiasdt ya pak

*karena agak gemetar dan panik saya kurang begitu menangkap nama yang disebutkan*

s : maaf pak atas nama siapa tadi?
po : atas nama heru hermawan pak
s : oke sudah pak, saya sebutkan kembali ya.
po : oke pak
s : 087875796458 atas nama Heruhermawan
po : iya pak benar, setelah itu ini nomor yang satunya lagi
s : oke pak
po : ini nomor simpat ya pak, yang tadi itu nomor xl
s : oke pak
po : 085216845051
s : oke pak sudah atas nama siapa?
po : yang ini atas nama Dadang, tolong sebutkan kembali nomornya
s : 085216845051 atas nama Dadang pak
po : oke itu nama kapolsek di jakarta pusat jadi kalau ada apa apa silahkan hubungi mereka saja, ini teleponnya saya kembalikan ke bapak erwin,.

*oke dalam kasus ini saya sudah berbicara dengan polisinya, sekarang saya berbicara dengan sepupu saya kembali*

p = sepupu saya
s = saya

p : halo dik, jadi bagaimana tadi dik? apa kata polisinya?
s : iya kak katanya urus ditempat saja, bisa ji kak..
p : nah yang jadi masalah disini dik, kakak bukannya tidak punya uang, saya ada uang dik didalam jok mobil, tapi saya sudah terlanjur bohong "ama" polisinya, "ntar" uang saya diambil semua lagi "ama" polisinya kan mending buat "andi" jadi tolong bicara lagi sama polisinya ya dik bagaimana biar saya bisa dikasih surat jalan sama polisinya tanpa harus bayar

*dalam pembicaraan saya diatas mengingatkan saya thread di kaskus tentang penipu melalui telepon, dan banyak kesalahan diatas, orang makassar tidak menggunakan kata ama untuk menyingkat kata sama, trus orang makassar tidak menggunakan kata ntar untuk menyingkat kata sebentar, dan seluruh keluarga saya tidak memanggil saya dengan nama "andi" tapi "ucit", tapi dalam kasus ini saya masih percaya kalau itu kakak saya*

s : oke kak mana polisinya.

*kembali telepon diberikan kepada polisi *

po = polisi
s = saya

po : halo bapak andi
s : ummm emmm pak, bagaimana kalau keluarga saya di bebaskan saja dulu pak kan surat suratnya ada dirumah jadi dia bisa ambil saja dulu dirumah surat suratnya biar bisa liatin kalau dia punya surat surat pak
po : oh tidak bisa pak, jadi aturannya sudah seperti ini, keluarga bapak harus membayar denda 500 ribu rupiah dulu baru diizinkan keluar dari kantor polisi, nah keluarga bapak ini sudah membayar 400 ribu rupiah berarti kurang 100 ribu

*waduh disini saya makin curiga sama polisi kok kayak gini*

s : ohh gitu ya pak, oke pak saya bicara dengan sepupu saya dulu pak

*telpon diberikan kembali kepada sepupu saya*

p : halo andi, jadi begini bukannya saya tidak punya uang, uang saya ada di jok mobil semua, karena terlanjur bohong sama polisinya saya takut ambil uang itu dari jok mobil.

*dari pembicaraan seperti ini, sudah bisa disimpulkan bahwa sepupu saya mau meminjam uang dari saya*

s : oow oke kak, jadi bagaimana?
p : nahh tadi ini ada juga yang kena tilang kayak saya, kejadianna sama persis kayak saya, mereka bisa diberi surat jalan karena bayar uang denda pake pulsa, andi.. jadi tolong bicara saja sama polisinya bisa ga pake pulsa gitu bayarnya
s : oke kak, mana polisinya

*dalam kasus ini, sudah tidak masuk akal sekali bayar denda pakai pulsa, benar benar, dan disini saya mulai sadar kalau orang penelepon tadi itu bukan sepupu saya, karena sepupu saya tidak mungkin berlagak agak autis seperti ini --" dengan niat yang dalam serta pengalaman yang saya baca di kaskus, Bismillahirrahmanirrahim, saya akan balik menipu orang ini*

*kondisi saat ini, telepon ada di polisi*

po = polisi
s = saya

po : halo pak andi
s : iya pak, jadi gini pak, bagaimana kalau sepupu saya itu bayar pakai pulsa saja pak untuk bayar dendanya?
po : jadi begini bapak andi, karena keluarga bapak ini sudah melanggar peraturan lalu lintas, maka keluarga bapak diharuskan membayar denda sebesar 500 ribu, dan keluarga bapak ini sudah membayar uang sebesar 100 ribu untuk biaya dendanya, dan dalam kepolisian sebenarnya tidak ada bayar pakai pulsa seperti ini, tapi khusus kali ini saya perbolehkan membayar denda memakai pulsa sebesar 400 ribu rupiah yang harus ditransfer ke kedua nomor tersebut, 200 ribu untuk nomor xl dan 200 ribu untuk nomor simpati
s : oke pak dia akan bayar pakai pulsa pak dendanya
po : ini saya kembalikan kepada keluarga bapak

*dalam hati saya ketawa, mereka menipu dengan orang yang salah*
*kondisi saat ini saya menelpon dengan sepupu "gadungan "saya*

p : halo dik, bagaimana? apa kata polisinya dik?
s : iya kak boleh pake pulsa bayar dendanya.
p : nah begini dek, bukannya kakak tidak punya uang, tapi tolong adik bantu beliin pulsa dulu ya dik dikirim ke nomor bapak polisi tadi yah dik biar saya bisa dikeluarkan dari kantor polisi ini
s : oke kak.
p : nih adik bicara kembali sama polisinya
s : oke kak

*saya langsung berinisiatif menginstall phone recorder di handphone saya, untuk merekam pembicaraan, selagi menunggu applikasinya terinstal di hanphone saya melanjutkan pembicaraan dengan polisinya*

po : halo bapak andi, jadi bagaimana bapak andi?
s : iya nih pak saya akan transfer pulsanya ke kedua nomor tersebut
po : oke bapak andi, selama bapak jalan menuju tempat counter pulsa, bapak diharapkan tidak mematikan telepon bapak agar menjadi barang bukti kami, berikutnya bapak tidak diperbolehkan cerita keorang orang kalau bapak sedang berbicara dengan polisi, oke bapak andi dimengerti?

*gubrak nih polisi! -.-" dia mikir apa telepon jadi barang bukti buat dia? harusnya jadi barang bukti buat gw dong ngelaporin dia ke polisi -.-", ada ada aja penipu ini belum terlalih kayaknya*

s : oke pak saya mengerti dengan jelas, jadi saya transfer ke kedua nomor tadi ya pak?
po : iya betul bapak andi, jadi silahkan bapak menuju tempat pengisian pulsa atau ke indomaret dan ingat bapak andi dalam perjalanan jangan pernah bercerita kesiapapun agar tidak merusak martabat dan nama baik polisi dan jangan pernah mematikan handphone bapak andi biar kami rekam pembicaraan bapak andi, dimengerti pak andi?
s : oke pak saya mengerti
po : oke pak silahkan, bapak isi pulsa dimana ini?
s : umm tunggu pak saya mikir dulu,..... hmmmm bagaimana kalau via internet banking?
po : ohiya bisa, silahkan bapak isi pulsa di internet banking, dan ingat masing masing nomor telepon yang saya kasih bapak tadi harus terisi minimal 200 ribu, dan jangan sekali kali menceritakan ke siapapun dulu, oke bapak andi?
s : oke pak, saya nyalakan laptop dulu
po : oke silahkan bapak andi, telepon tidak usah ditutup agar kami bisa merekam sebagai barang bukti kepolisian republik indonesia

*wkwkwkwk*

s : oke pak

*disini saya diamkan sekitar 5-6 menit, ke toilet buang air kecil, lalu sholat ashar duulu wkwkwk, kemudian saya lihat installer udah 100% dan telepon masih tetap nyala dan dia tidak berbicara, sepertinya telepon dia sedang di mute karena tidak kedengaran suara apapun*

*untuk menjalankan aplikasi recorder saya, saya harus mematikan telepon dan menjalankan nya dulu, dengan seketika saya mematikan telepon, lalu cepat cepat mengkonfigurasi apps nya, dan tada, berhasil, sekitar 10 detik kemudian dia menelepon kembali dan dalam keadaan sedang direkam wkwkwkw*

---> ini link rekamannya : [url]https://S E N S O Randi-muqsith/rekaman-penipu-23-juni-2014[/url]

**silahkan didengar baik baik wkwkwkwk XD

pelajaran yang bisa diambil dari kisah diatas adalah jangan pernah simpan nomor hanphone pribadi atau data pribadi kita di internet, karena itu bisa jadi sebuah alat bantu untuk orang orang berbuat jahat, sebenarnya saya hanya naro nomor handphone saya di lapak jual beli saya di Tokobagus dan Kaskus sih, mungkin dia dapat nomor telepon saya dari sana, dan berikutnya, polisi tidak akan pernah mengeluarkan denda melalui Pulsa wkwkwk -.-" dan pilisi tidak akan pernah memberikan nomor handphone seperti itu kepada kita.

kalaupun kalian dapat masalah seperti ini atau masalah lain lain atau ada laporan lain lain, kalian bisa langsung menghubungi Bapak walikota atau pelaksana tugas Jakarta Bpk, Basuki Cahaya Purnama atau yang biasa kita sebut pak AHOK biar laporan bisa langsung di proses, nih nomornya ==> 0811 944 728 , saya tidak sempat melaporkannya ke polisi atau ke pak ahok untuk saat ini, malas meribet ribetkan masalah, wkwkw tapi kalian jangan malas melaporyaa... wkwkwkwk
Diubah oleh am.ma 23-06-2014 15:24
0
12.1K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan