RMOL. Kabinet Kerja betul terlihat solid dalam 100 hari ini. Lembaga pemerintahan di bawah kepemimpinan Joko Widodo itu masih belum satu bahasa.

Demikian disampaikan pengamat politik Sukardi Rinakit kepada wartawan di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (28/1).

"Organisasi atau lembaga di bawah kepemimpinan Jokowi belum menyatu sepenuhnya. Makanya wajar apabila para pendukung yang dulu banyak berharap adanya terobosan di 100 harinya Jokowi jadi kritis," kata Sukardi.

Belum adanya kesolidan pemerintah Jokowi terlihat dari kebingunan Jokowi soal kasus Budi Gunawan menjadi calon Kapolri. Di titik ini memang kepemimpinan Jokowi belum spenuhnya muncul.

"Kepemimpinan otentik Jokowi belum sepenuhnya muncul. Kalau otentiknya muncul Jokowi pasti bisa tegas," kata Sukardi.

Sukardi juga mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK kurang baik membangun komunikasi politik antara jaringan negarawan senior dan tokoh-tokoh muda dalam pemerintahannya.

"Akhirnya terjadi silang pendapat tidak karuan. Harusnya kelompok negawaran senior seperti Buya Syafii Maarif atau lainnya diajak berkomunikasi. Juga dengan aktivis muda," kata Sukardi.

Lebih lanjut Sukardi, yang merupakan bekas tim ahli pemenangan Jokowi ini menyanyangkan pemerintah Jokowi yang mementahkan kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintahan sebelumnya. Dalam hal ini Sukardi melihat kasus energi minyak. Menurut Sukardi tak perlu pemerintah Jokowi menaikkan Research Octane Number (RON) minyak menjadi 92 dari 88.

"Kalau dipakai 92, Pertamina bisa collapse. Soalnya Pertamina tidak siap kilangnya. Malah belum ada. Makanya evaluasi 100 hari ini, pemerintah harus jalankan program dengan kesabaran," demikian Sukardi.

http://www.rmol.co/read/2015/01/28/1...-Belum-Muncul-

sabar yah tak... bentar lagi jokowi akan segera melemparkan umpan terobosan