Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Beberes BandAvatar border
TS
Beberes Band
Menegangkan, ini Detik-detik Eksekusi mati Nusakambangan!!!!
Laporan Eksklusif
Detik-detik Maut Lima Terpidana di Depan Regu Tembak

Aghnia Adzkia, CNN Indonesia
Selasa, 20/01/2015 14:45 WIB
Detik-detik Maut Lima Terpidana di Depan Regu Tembak Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Barnellbe)


Jakarta, CNN Indonesia -- Dor dor dor!

Tembakan dari belasan senjata laras panjang milik regu tembak menyalak, suaranya bersipongang di lapangan di area bekas penjara Limus Buntu, Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Saat itu hari telah berganti menjadi Ahad (18/1). Jam tepat menunjuk pukul 00.30 WIB.

Selepas suara tembakan itu, lima tubuh berbaju putih roboh serempak di hadapan regu tembak. Mereka adalah para terpidana mati perkara narkotik yang permohonan grasinya ditolak Presiden Joko Widodo. Kelima terpidana itu adalah Ang Kiem Soei, warga negara Belanda; Namaona Denis, warga Malawi; Marco Archer Cardoso Moreira, warga Brazil; Daniel Enemuo, warga Nigeria; dan satu-satunya orang warga negara Indonesia, Rani Andriani, seorang wanita asal Cianjur.

Sumber CNN Indonesia yang berada sangat dekat dengan proses eksekusi mengatakan malam itu salah seorang dari kelima terpidana tak langsung meninggal. Tim medis yang bertugas menyatakan ia masih sekarat. Seorang komandan regu mencbut pistol. Ia melepaskan sebutir peluru ke si terpidana agar detik-detik mencekam itu berakhir. Kini ajal sudah menjemput mereka.

Para terpidana mati, di saat-saat terakhir mereka menjemput maut, tak banyak bicara.

Doa terakhir Rani

Rani Andriani, perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, menghabiskan hari-hari terakhirnya di sel blok A nomor 1 Lembaga Pemasyarakatan Besi, Nusakambangan. Berbalut busana coklat kemerahan dan celana panjang berwarna biru, Rani sempat mengikuti siraman rohani.

Rani sang terpidana mati saat itu duduk di atas semen beralaskan karpet hijau. Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding sel. Sementara sang rohaniawan, berdiri di luar jeruji besi. Rani dan guru spritualnya akrab bercengkerama meski terpisah oleh jendela besi yang melekat pada dinding sel berukuran sekitar 3 x 4 meter tersebut.

Sang rohaniawan mengajaknya berdoa. “Rani, sudah hapal Surat Yunus? La ilaha illa Anta, Subhanaka...” ujar sumber CNN Indonesia menirukan ucapan rohaniawan.

Rani menganggukkan kepala sembari membaca doa, “Sudah. La ilaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minazh-zhalimin.”

Sang rohaniawan meminta Rani membaca doa mohon ampunan itu menjelang maut menjemput. Rani berjanji dan menyanggupinya.

Sementara itu di sel berbeda, yakni blok karantina, dua orang tengah bercakap. Mereka adalah Namaona Denis, warga Malawi dan Daniel Enemuo dari Nigeria.

Saat sumber CNN Indonesia melongok kedua orang itu dari balik jendela besi, Denis berbisik kepada Daniel. Sesaat setelahnya, pria bertubuh kekar itu menelangkupkan kedua tangannya di depan dada. Bibirnya pun mengukir sebuah senyum simpul. "Salam," ujar Denis pelan. Ya, Denis adalah seorang mualaf. Dia telah menjadi seorang muslim.

Hadir di sebelahnya, terpidana lain bernama Daniel. Pada saat terakhirnya lelaki ini tampak gusar. Beberapa kali Daniel mondar-mandir. Sabtu pagi pria asal Malawi itu berkaus putih dan celana panjang berwarna biru. Setelah mondar-mandir, ia duduk di tepi matras berwarna hitam. Beberapa kali, ia melirik ke arah jendela besi.

Di sebelah kanan Daniel, Ang Kim Soei (warga Belanda), tidur pada sebuah matras hitam. Sesekali, ia mengangkatkan kepalanya. Menengok dari balik sel, seperti ingin tahu siapa gerangan yang datang. Namun, pria yang memakai baju berwarna kuning dan celana abu-abu itu tampak tak acuh. Ia kembali menenggelamkan kepalanya.

Di seberang ketiganya, masih dalam sel berukuran 6 x 6 meter tersebut, Marco Archer Cardoso Moreira asal Brazil memilih tidur pulas di atas matras. Ia membelakangi sisi jendela.

Marco kerap memilih tidur ketimbang berinteraksi dengan orang lain beberapa hari belakangan. Rohaniawan Marco yang akrab disapa mama oleh para terpidana mengatakan suasana hati Marco tak menentu. Terkadang emosinya meninggi.

Detik-detik maut

Sabtu malam tepat pukul 23.38 WIB, satu persatu terpidana mati yang berbaju putih digiring dua orang polisi menuju lima mobil petugas yang telah disiapkan. Dengan kepala yang dibungkus selembar kain hitam, tangan empat terpidana mati dibelenggu borgol. Hanya tangan Rani yang dibiarkan bebas.

Tak lama, sekitar pukul 23.45 WIB, belasan mobil yang membawa mereka, berangkat dari LP Besi menuju tempat eksekusi, Lapangan Tembak Limus Buntu.

Limus Buntu adalah sebuah lapangan berbentuk segi empat, dengan dinding bata tua yang tingginya hanya berkisar satu meter. Lokasinya tepat di pinggir satu-satunya jalan raya di Nusakambangan. Di seberang lapangan, laut luas yang membelah pulau dengan daratan Jawa tampak membentang.

Di lapangan itu telah siap lima tiang eksekusi yang berjejer. Pun, dengan lima regu tembak yang terdiri dari masing-masing lima orang. Setiap personel regu tembak mengenakan sebuah helm, kain penutup kepala, dan sebuah rompi bertuliskan “Polisi”. Senjata laras panjang tampak ada dalam genggaman mereka satu per satu. Dipegang erat sekali.

Lantas kelima terpidana diikat di tiang. Petugas medis memberikan tanda pada baju mereka, tepat di jantung. Pemeriksaan usai dilakukan. Komandan regu tembak memberi aba-aba eksekusi setelah Jaksa Eksekutor mempersilakan. Sekejap regu tembak menarik pelatuk senjata.

“Dor!”. Hujan peluru tepat melesak ke lima jantung para narapidana itu. Tubuh-tubuh itu tersentak, dan lutut mereka sontak lunglai. Darah bercucuran. Baju putih mereka merah basah.

Setelah detik-detik menegangkan berlalu, kelima jenazah dimandikan dan disemayamkan di area LP Terbuka. Dua jenazah yakni Kim dan Marco rencananya bakal dikremasi.

Sementara jenazah Rani dan Denis sempat dishalatkan sebelum dimasukkan dalam peti. Sedangkan jenazah Daniel, segera dimasukkan dalam peti.

Selang beberapa jam, penyerahan jenazah dilakukan oleh pihak kejaksaan dengan para keluarga. Keempat jenazah selain Denis, diberikan kepada keluarga. Sementara Denis, dikuburkan di area sekitar LP Terbuka. Ia menyatu dengan tanah di pulau terakhir dia menetap, sebelum pergi selamanya.
(sip)


emoticon-Takut


http://www.cnnindonesia.com/nasional...n-regu-tembak/
0
14K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan