- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[CATPER] Harus nyoba kesini... Gunung Rakutak dan Danau Ciharus 29-30 November 2014
TS
semutMADU
[CATPER] Harus nyoba kesini... Gunung Rakutak dan Danau Ciharus 29-30 November 2014
About Rakutak dan Ciharus
Quote:
Nama Gunung Rakutak mungkin terdengar aneh dan jarang terdengar oleh para pendaki. Gunung dengan ketinggian 1922 Mdpl ini terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gunung Rakutak ini merupakan salah satu gunung yang menjadi saksi sejarah Indonesia atas pemberontakan DI/TII. Di kaki Gunung Rakutak ini juga telah dilakukan pembantaian warga sekitar oleh anggota DI/TII. Bahkan ketua DI/TII sendiri yaitu S. M. Kartosoewirjo ditemukan dan ditangkap hidup-hidup di Gunung Rakutak ini.
Hal yang menarik dari Gunung Rakutak ini adalah adanya sebuah jalan sempit dari puncak dua ke puncak utama yang biasa dissebut dengan Jembatan Shirotolmustaqim. Julukan ini diberikan karena mengingatkan kita pada jembatan shirotolmustaqim yang sangat tipis. Jembatan shirotolmustaqim ini mirip seperti jembatan setan di jalur pendakian Gunung Merbabu, hanya saja jembatan shirotolmustaqim ini lebih sempit.
Sumber : http://www.wisatagunung.com/blog/gun...ng-jawa-barat/
Danau Ciharus Replika Ranukumbolo di Kamojang, Garut, Jawa Barat
Garut memang menjadi destinasi wisata alam yang menjanjikan. Sebut saja tiga gunung besar di sana yaitu Papandayan, Guntur, dan Cikuray, pemandian air panas di Cipanas, dan kini Danau Ciharus, pesona Ranukumbolo di Garut.
Danau Ciharus terletak di Desa Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Garut. Danau Ciharus ini dijuluki sebagai Ranukumbolonya Jawa Barat. Pesona Ciharus memang tidak kalah dibandingkan dengan Ranukumbolo.
Sumber : http://www.wisatagunung.com/blog/dan...di-jawa-barat/
Hal yang menarik dari Gunung Rakutak ini adalah adanya sebuah jalan sempit dari puncak dua ke puncak utama yang biasa dissebut dengan Jembatan Shirotolmustaqim. Julukan ini diberikan karena mengingatkan kita pada jembatan shirotolmustaqim yang sangat tipis. Jembatan shirotolmustaqim ini mirip seperti jembatan setan di jalur pendakian Gunung Merbabu, hanya saja jembatan shirotolmustaqim ini lebih sempit.
Sumber : http://www.wisatagunung.com/blog/gun...ng-jawa-barat/
Danau Ciharus Replika Ranukumbolo di Kamojang, Garut, Jawa Barat
Garut memang menjadi destinasi wisata alam yang menjanjikan. Sebut saja tiga gunung besar di sana yaitu Papandayan, Guntur, dan Cikuray, pemandian air panas di Cipanas, dan kini Danau Ciharus, pesona Ranukumbolo di Garut.
Danau Ciharus terletak di Desa Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Garut. Danau Ciharus ini dijuluki sebagai Ranukumbolonya Jawa Barat. Pesona Ciharus memang tidak kalah dibandingkan dengan Ranukumbolo.
Sumber : http://www.wisatagunung.com/blog/dan...di-jawa-barat/
Prolog
Quote:
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Halo agan/wati semuanya, izin share cerita perjalanan ane ke gunung rakutak sama danau ciharus tanggal 29-30 November 2014 kemarin.
Berawal dari ajakan salah seorang temen kampus ane buat ngetrip ke gunung rakutak, terus langsung ngesot ke danau ciharus, tercetuslah tanggal 28-30 november 2014 untuk merealisasikan rencana ini. Setelah tanggal dan itinerary kasarnya rampung, mulailah meracik racun buat disebar ke temen-temen. Tapi karena racunnya kurang kuat, alhasil ada total 4 orang yang ngetrip ke gunung rakutak, dan itinerary berubah menjadi 29-30 november karena ada salah satu anggota tim yang tidak bisa berangkat dari hari jumatnya.
Halo agan/wati semuanya, izin share cerita perjalanan ane ke gunung rakutak sama danau ciharus tanggal 29-30 November 2014 kemarin.
Berawal dari ajakan salah seorang temen kampus ane buat ngetrip ke gunung rakutak, terus langsung ngesot ke danau ciharus, tercetuslah tanggal 28-30 november 2014 untuk merealisasikan rencana ini. Setelah tanggal dan itinerary kasarnya rampung, mulailah meracik racun buat disebar ke temen-temen. Tapi karena racunnya kurang kuat, alhasil ada total 4 orang yang ngetrip ke gunung rakutak, dan itinerary berubah menjadi 29-30 november karena ada salah satu anggota tim yang tidak bisa berangkat dari hari jumatnya.
Sabtu, 29 November 2014
Quote:
06.00 – Berangkat dari Jatinangor
Meeting point di Jatinangor, setelah kumpul kita packing ulang, setelah beres packing langsung berangkat menuju Pacet, Ciparay. Pertama kita naik angkot jurusan Gd.Bage-Majalaya yang warna hijau, tapi diturunin ditengah jalan, disuruh nyambung angkot lain, kami di tagih ongkos 6rb/orang. Lanjut lagi naik angkot dengan jurusan yang sama sampai ke terminal Majalaya, ditagih ongkos 5rb/orang. Dari terminal majalaya kita naik angkot warna kuning (gak tau jurusannya apa) sampe ke Pacet, bayar 7rb/orang.
09.00 – Basecamp terlewat
Dari per3-an Pacet kita nyambung angkot lagi sampe ke jalur pendakian, bayar 5rb/orang, pusing dioper-oper terus sama supir angkot.Kita telat bilang kalau mau turun di Sukarame, alhasil kelewatlah basecamp Himpala Rakutaknya, tapi kata bapak supir dan penumpang yang duduk didepan, kalo naik ke rakutak ada jalur yang lebih dekat, lebih baik turun disana saja, ya sudah kita percaya-percaya saja. Jam 09.30 kita sampe di tempat yang bapak supir bilang tadi, setelah diberi arahan akhirnya bapak supir itu pergi melanjutkan perjalanan. Kita singgah dulu disebuah warung, untuk membeli beberapa logistik yang kurang dan mengisi kompan air.
10.00 – mulai jalan kaki
Setelah semua beres, kita pamit ke ibu pemilik warung, dan mulailah perjalanan kita menuju gunung rakutak. Dari sini jalur Sukarame (jalur rencana awal) terlihat jelas. Kita nanya kebeberapa penduduk sekitar, dan jawabannya berbeda-beda, tapi kebanyakan bilang kalau biasanya yang mau ke gunung rakutak itu lewat sukarame, akhirnya kita putuskan buat menuju ke jalur sukarame terlebih dahulu.
11.00 – kembali ke jalur
setelah melewati pemukiman penduduk, jalan mulai nanjak melewati kebun-kebun warga. Bertanya lagi ke warga sekitar, akhirnya kita sampai lagi ke jalur sukarame yang berada di tepat diatas bukit. Istirahat sebentar, lalu lanjut jalan lagi, karena jalanan yang didominasi oleh kebun, alhasil sinar matahari sangat menyengat.
12.30 – big rock
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kita sampai juga di jalan yang landai ditandai dengan adanya batu besar di tengah jalur. Dari sini pemandangan sudah mulai memanjakan mata, desa-desa yang dikelilingi oleh bukit, Ngemil dan minum lumayan lama, lalu lanjut lagi jalan, kali ini jalur yang dilewati adalah jalan sempit dengan kanan-kiri adalah jurang, awalnya jalan agak sedikit menurun, lalu menanjak terus hingga masuk ke hutan.
14.00 – hutan
jalan didalam hutan ini lebih menanjak, dan jalan juga lebih sempit, karena masih banyak ranting dan semak yang melintang di jalur. Ada juga beberapa jalur yang bercabang, tapi pilih lah jalur yang lebih menanjak, untuk menuju ke puncak 1. Setelah jalan nanjak cukup lama nanti kita akan sampai didaerah yang landai, dan cukup besar buat mendirikan 2 tenda. Kita istirahat sebentar untuk meregangkan kaki.
16.00 – puncak 2
Setelah beristirahat kita melanjutkan perjalanan kembali, jalur yang kita lalui tidak berbeda jauh dengan jalur sebelumnya masih ditemani dengan semak-semak dan ranting-ranting berduri, tapi yang membedakan sekarang hutan sudah mulai terbuka, dan kita berjalan menyusuri jalan setapak kecil dengan sampingnya adalah jurang. Dan tentu saja jalan masih menanjak tanpa ampun. Di ujung tanjakan ini adalah puncak 2, ditandai dengan papan kecil bertuliskan puncak 2, terdapat tanah landai yang cukup besar untuk mendirikan 3-4 tenda disini, dan disini terbuka, tidak ada pohon besar. Akhirnya kita bongkar tas, mendirikan tenda, dan bersiap untuk makan.
19.00 – lampu kota
Sayangnya cuaca sedang berawan, jadi tidak terlihat bintang dari puncak 2. Tapi dari puncak 2 ini terlihat jelas lampu-lampu kota.
Meeting point di Jatinangor, setelah kumpul kita packing ulang, setelah beres packing langsung berangkat menuju Pacet, Ciparay. Pertama kita naik angkot jurusan Gd.Bage-Majalaya yang warna hijau, tapi diturunin ditengah jalan, disuruh nyambung angkot lain, kami di tagih ongkos 6rb/orang. Lanjut lagi naik angkot dengan jurusan yang sama sampai ke terminal Majalaya, ditagih ongkos 5rb/orang. Dari terminal majalaya kita naik angkot warna kuning (gak tau jurusannya apa) sampe ke Pacet, bayar 7rb/orang.
09.00 – Basecamp terlewat
Dari per3-an Pacet kita nyambung angkot lagi sampe ke jalur pendakian, bayar 5rb/orang, pusing dioper-oper terus sama supir angkot.Kita telat bilang kalau mau turun di Sukarame, alhasil kelewatlah basecamp Himpala Rakutaknya, tapi kata bapak supir dan penumpang yang duduk didepan, kalo naik ke rakutak ada jalur yang lebih dekat, lebih baik turun disana saja, ya sudah kita percaya-percaya saja. Jam 09.30 kita sampe di tempat yang bapak supir bilang tadi, setelah diberi arahan akhirnya bapak supir itu pergi melanjutkan perjalanan. Kita singgah dulu disebuah warung, untuk membeli beberapa logistik yang kurang dan mengisi kompan air.
Spoiler for foto:
10.00 – mulai jalan kaki
Setelah semua beres, kita pamit ke ibu pemilik warung, dan mulailah perjalanan kita menuju gunung rakutak. Dari sini jalur Sukarame (jalur rencana awal) terlihat jelas. Kita nanya kebeberapa penduduk sekitar, dan jawabannya berbeda-beda, tapi kebanyakan bilang kalau biasanya yang mau ke gunung rakutak itu lewat sukarame, akhirnya kita putuskan buat menuju ke jalur sukarame terlebih dahulu.
Spoiler for foto:
11.00 – kembali ke jalur
setelah melewati pemukiman penduduk, jalan mulai nanjak melewati kebun-kebun warga. Bertanya lagi ke warga sekitar, akhirnya kita sampai lagi ke jalur sukarame yang berada di tepat diatas bukit. Istirahat sebentar, lalu lanjut jalan lagi, karena jalanan yang didominasi oleh kebun, alhasil sinar matahari sangat menyengat.
Spoiler for foto:
12.30 – big rock
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kita sampai juga di jalan yang landai ditandai dengan adanya batu besar di tengah jalur. Dari sini pemandangan sudah mulai memanjakan mata, desa-desa yang dikelilingi oleh bukit, Ngemil dan minum lumayan lama, lalu lanjut lagi jalan, kali ini jalur yang dilewati adalah jalan sempit dengan kanan-kiri adalah jurang, awalnya jalan agak sedikit menurun, lalu menanjak terus hingga masuk ke hutan.
Spoiler for foto:
14.00 – hutan
jalan didalam hutan ini lebih menanjak, dan jalan juga lebih sempit, karena masih banyak ranting dan semak yang melintang di jalur. Ada juga beberapa jalur yang bercabang, tapi pilih lah jalur yang lebih menanjak, untuk menuju ke puncak 1. Setelah jalan nanjak cukup lama nanti kita akan sampai didaerah yang landai, dan cukup besar buat mendirikan 2 tenda. Kita istirahat sebentar untuk meregangkan kaki.
16.00 – puncak 2
Setelah beristirahat kita melanjutkan perjalanan kembali, jalur yang kita lalui tidak berbeda jauh dengan jalur sebelumnya masih ditemani dengan semak-semak dan ranting-ranting berduri, tapi yang membedakan sekarang hutan sudah mulai terbuka, dan kita berjalan menyusuri jalan setapak kecil dengan sampingnya adalah jurang. Dan tentu saja jalan masih menanjak tanpa ampun. Di ujung tanjakan ini adalah puncak 2, ditandai dengan papan kecil bertuliskan puncak 2, terdapat tanah landai yang cukup besar untuk mendirikan 3-4 tenda disini, dan disini terbuka, tidak ada pohon besar. Akhirnya kita bongkar tas, mendirikan tenda, dan bersiap untuk makan.
Spoiler for foto:
19.00 – lampu kota
Sayangnya cuaca sedang berawan, jadi tidak terlihat bintang dari puncak 2. Tapi dari puncak 2 ini terlihat jelas lampu-lampu kota.
Spoiler for foto:
Minggu, 30 November 2014
Quote:
05.00 – Sunrise
Sesekali terbangun karena hembusan angin membuat tenda kami bergerak, dan flysheet yang kami jadikan dapur pun ikatannya sudah lepas satu. Agak was-was kalau flysheet tersebut akan terbang terbawa angin. Akhirnya pada jam 05.00 kami benar-benar bangun dan keluar tenda, lalu mengikat kembali tali flysheet yang lepas. Langit sudah agak cerah, warna orange terlihat dibalik bukit, tapi sayang awan tebal kembali menutupi sunrise. Sekitar jam 6 ada beberapa pendaki yang baru sampe di puncak 2, mereka bilang, mereka nge-camp di tegal alun. Setelah itu kita masak, dan packing jam 8. Sekitar jam 08.30 ada 2 orang lagi yang baru sampai di puncak 2, dan ternyata mereka dari himpala rakutak. Kebetulan sekali, kita langsung tanya-tanya jalan menuju danau ciharus.
09.00 – Menuju Danau Ciharus
Setelah selesai packing, kita langsung mekanjutkan perjalanan menuju danau ciharus, kita berangkat bersama dengan opik dan muhammad (dari himpala rakutak), mereka berencana akan ke puncak rakutak. Rintangan pertama menuju danau ciharus dari pos 2 adalah jembatan shiratal mustaqim, mirip seperti jalan setelah big rock, namun kali ini jalan lebih sempit, dibeberapa titik ada bekas longsor, dan ada juga batu besar yang melintang ditengah jalur. Setelah 25menit berjalan akhirnya kita sampai di puncak rakutak, ditandai dengan adanya tugu kecil bertuliskan puncak rakutak.
pos 2 dari puncak
tugu di puncak
danau ciharus dari puncak
Istirahat sebentar lalu foto. Ternyata opik dan muhammad merubah tujuan mereka yang awalnya hanya akan ke puncak rakutak, mereka sekarang akan mengantar kita ke danau ciharus. Terima kasih opik dan muhammad yang telah berbaik hati. Dari puncak rakutak ini terlihat danau ciharus. Setelah puas mengambil foto, kita melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini jalan masih nanjak, namun cenderung landai.Kami melanjutkan perjalanan sekitar jam 10.00. Dari puncak rakutak, kita akan melewati pohon-pohon besar lagi untuk menuju ke top rakutak, setelah melewati pohon-pohon tersebut jalan akan terbuka kembali. Setelah 20 menit berjalan, kita sampai di top rakutak, ditandai dengan papan kecil bertuliskan top rakutak, di perjalan akan di hiasi dengan semak yang pendek. Tapi pasang mata baik-baik, lihat ke kiri dan kanan jalur, karena diantara semak-semak tersebut, tumbuh pohon kantong semar.
20 menit kemudia kita sampai di sebuah turunan curam, dan dari sini juga terlihat danau ciharus dari kejauhan. Setelah turunan ini, kami kembali masuk hutan, dengan kanan kiri pohon yang cukup besar, jalan sempit, dan ada beberapa ranting berduri yang melintang di jalur. Jalur hutan ini masih turunan terjal, dengan tanah yang basah dan lembab. Setelah 90menit berjalan, jalur akan kembali landai, ditandai dengan suara sungai yang ada dikejauhan.
Jalur masih rapat dengan pohon-pohon dan ranting berduri, setelah ini kita bertemu dengan cabang berbentuk T, untuk menuju danau ciharus kita berbelok ke kanan. Setelah cabang tersebut, jalur akan lebih lebar, dan tidak ada ranting-ranting berduri. Tak lama kita akan bertemu dengan sungai kecil disebelah kiri jalur,. Nah, dari sini baru terasa petualangannya, kita akan berjalan melalui aliran sungai kecil tersebut. Aliran air di sungai tersebut sangat jernih, dan cukup deras. Lumayan sering juga kita melewati aliran sungai tersebut, oh ya, kita berjalan melawan aliran air sungai tersebut, mungkin ada sekitar 5-6 kali kita melewati aliran sungai tersebut.
Setelah melewati aliran sungai untuk terakhir kalinya, jalur akan kembali menanjak, disebelah kiri jalur dihiasi dengan semak-semak dengan daun berjari, hati-hati dengan daun tanaman ini, karena bila kita bersentuhan dengan daun ini, kulit kita akan terasa seperti tertusuk duri halus, lalu beberapa saat kemudian kulit kiita akan terasa panas dan gatal, namun setelah beberapa saat, rasa panas dan gatal tersebut akan tiba-tiba hilang. Dan disebelah kanan jalur kita akan melihat jurang, tapi tidak terlalu dalam. Jalur ini berada di antara dua bukit, dan diujung jalur ini adalah danau ciharus
tanaman ranjau
13.30 – Danau Ciharus
Setelah berjalan diantara dua bukit tersebut, hutan akan mulai terbuka, dan tak lama lagi danau ciharus akan muncul. Di danau ciharus ada sebuah warung kecil yang menjual minuman dan aneka gorengan. Dan ketika kita sampai disini, danau ciharus ramai sekali oleh para crosser. Disini kita istirahat sebentar, memasak mie. Sekitar pukul 14.30 kita melanjutkan perjalanan.
Pemandangan danau ciharus ini sangat bagus, beberapa orang mengatakan kalau ciharus ini adalah replika dari ranu kumbolo. Di sebelah warung terdapat tanah datar yang bisa dijadikan tempat mendirikan tenda, disini juga terdapat sumber air.
Setelah jalan beberapa saat, kita akan kembali masuk hutan, jalur kali ini cukup luas dibanding dengan jalur sebelumnya karena sering dilewati oleh motor cross, tapi jalur basah, dan dibeberapa titik yang landai, jalur berlumpur setinggi mata kaki, tak lama dari situ jalur akan menanjak terjal, hati-hati karena banyak motor cross yang lewat disini. Jalur akan terus menanjak terjal sekitar 70menit. Setelah itu jalur akan menjadi landai, dan cahaya matahari akan mulai masuk dijalur yang landai ini. Terus pasang telinga baik-baik, karena banyak motor cross dengan kecepatan tinggi lewat jalur ini.
16.00 – PLTPB
Setelah berjalan 2,5 jam dari danau ciharus, kita sampai di PLTU, ditandai dengan jalan aspal dan pipa-pipa besar. Dari sini masih cukup jauh untuk sampai di jalan raya, setelah berjalan sekitar 30 menit, kita bertemu dengan mobil patroli, dan di antar menuju jembatan. Dari jembatan ini tinggal berjalan 15menit lagi untuk mencapai jalan raya. Tapi karena sudah terlalu sore, angkutan umum sudah tidak ada.
Hasil bertanya kita direkomendasikan untuk menumpang truk yang mengangkut pasir. Tapi, akhirnya kita men-stop mobil bak milik warga sekitar, dan diturunkan dirumahnya, setelah itu kita jalan kembali untuk menuju ke jalan yang terdapat angkutan umum, nama jalannya paseh. Tapi di tengah jalan kita ditawari oleh angkutan umum, mobil bak modifikasi yang diberu atap, nampaknya ini adalah angkutan umum daerah sekitar. Kita negosiasi terlebih dahulu untuk sampai ke Jatinangor. Negosiasi berlangsung agak lama, sedangkan opik dan muhammad jalan terlebih dahulu. Salah seorang dari kita menyusul opik dan muhammad terlebih dahulu. Ternyata di tengah jalan mereka (opik dan muhammad) dijemput oleh mang agus (salah seorang pengagas himpala rakutak). Setelah mengobrol sebentar, akhirnya mereka pamit duluan karena di basecamp masih ada pendaki asal Jakarta. Ongkos yang kami keluarkan untuk mobil carteran adalah 170rb untuk 4 orang, terasa mahal karena kami hanya ber-4 jika lebih banyak pasti akan lebih murah. Akhirnya jam 19.00 kami sampai di Cileunyi.
Sesekali terbangun karena hembusan angin membuat tenda kami bergerak, dan flysheet yang kami jadikan dapur pun ikatannya sudah lepas satu. Agak was-was kalau flysheet tersebut akan terbang terbawa angin. Akhirnya pada jam 05.00 kami benar-benar bangun dan keluar tenda, lalu mengikat kembali tali flysheet yang lepas. Langit sudah agak cerah, warna orange terlihat dibalik bukit, tapi sayang awan tebal kembali menutupi sunrise. Sekitar jam 6 ada beberapa pendaki yang baru sampe di puncak 2, mereka bilang, mereka nge-camp di tegal alun. Setelah itu kita masak, dan packing jam 8. Sekitar jam 08.30 ada 2 orang lagi yang baru sampai di puncak 2, dan ternyata mereka dari himpala rakutak. Kebetulan sekali, kita langsung tanya-tanya jalan menuju danau ciharus.
Spoiler for foto:
09.00 – Menuju Danau Ciharus
Setelah selesai packing, kita langsung mekanjutkan perjalanan menuju danau ciharus, kita berangkat bersama dengan opik dan muhammad (dari himpala rakutak), mereka berencana akan ke puncak rakutak. Rintangan pertama menuju danau ciharus dari pos 2 adalah jembatan shiratal mustaqim, mirip seperti jalan setelah big rock, namun kali ini jalan lebih sempit, dibeberapa titik ada bekas longsor, dan ada juga batu besar yang melintang ditengah jalur. Setelah 25menit berjalan akhirnya kita sampai di puncak rakutak, ditandai dengan adanya tugu kecil bertuliskan puncak rakutak.
Spoiler for foto:
pos 2 dari puncak
tugu di puncak
danau ciharus dari puncak
Istirahat sebentar lalu foto. Ternyata opik dan muhammad merubah tujuan mereka yang awalnya hanya akan ke puncak rakutak, mereka sekarang akan mengantar kita ke danau ciharus. Terima kasih opik dan muhammad yang telah berbaik hati. Dari puncak rakutak ini terlihat danau ciharus. Setelah puas mengambil foto, kita melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini jalan masih nanjak, namun cenderung landai.Kami melanjutkan perjalanan sekitar jam 10.00. Dari puncak rakutak, kita akan melewati pohon-pohon besar lagi untuk menuju ke top rakutak, setelah melewati pohon-pohon tersebut jalan akan terbuka kembali. Setelah 20 menit berjalan, kita sampai di top rakutak, ditandai dengan papan kecil bertuliskan top rakutak, di perjalan akan di hiasi dengan semak yang pendek. Tapi pasang mata baik-baik, lihat ke kiri dan kanan jalur, karena diantara semak-semak tersebut, tumbuh pohon kantong semar.
Spoiler for foto:
20 menit kemudia kita sampai di sebuah turunan curam, dan dari sini juga terlihat danau ciharus dari kejauhan. Setelah turunan ini, kami kembali masuk hutan, dengan kanan kiri pohon yang cukup besar, jalan sempit, dan ada beberapa ranting berduri yang melintang di jalur. Jalur hutan ini masih turunan terjal, dengan tanah yang basah dan lembab. Setelah 90menit berjalan, jalur akan kembali landai, ditandai dengan suara sungai yang ada dikejauhan.
Spoiler for foto:
Jalur masih rapat dengan pohon-pohon dan ranting berduri, setelah ini kita bertemu dengan cabang berbentuk T, untuk menuju danau ciharus kita berbelok ke kanan. Setelah cabang tersebut, jalur akan lebih lebar, dan tidak ada ranting-ranting berduri. Tak lama kita akan bertemu dengan sungai kecil disebelah kiri jalur,. Nah, dari sini baru terasa petualangannya, kita akan berjalan melalui aliran sungai kecil tersebut. Aliran air di sungai tersebut sangat jernih, dan cukup deras. Lumayan sering juga kita melewati aliran sungai tersebut, oh ya, kita berjalan melawan aliran air sungai tersebut, mungkin ada sekitar 5-6 kali kita melewati aliran sungai tersebut.
Spoiler for foto:
Setelah melewati aliran sungai untuk terakhir kalinya, jalur akan kembali menanjak, disebelah kiri jalur dihiasi dengan semak-semak dengan daun berjari, hati-hati dengan daun tanaman ini, karena bila kita bersentuhan dengan daun ini, kulit kita akan terasa seperti tertusuk duri halus, lalu beberapa saat kemudian kulit kiita akan terasa panas dan gatal, namun setelah beberapa saat, rasa panas dan gatal tersebut akan tiba-tiba hilang. Dan disebelah kanan jalur kita akan melihat jurang, tapi tidak terlalu dalam. Jalur ini berada di antara dua bukit, dan diujung jalur ini adalah danau ciharus
Spoiler for foto:
tanaman ranjau
13.30 – Danau Ciharus
Setelah berjalan diantara dua bukit tersebut, hutan akan mulai terbuka, dan tak lama lagi danau ciharus akan muncul. Di danau ciharus ada sebuah warung kecil yang menjual minuman dan aneka gorengan. Dan ketika kita sampai disini, danau ciharus ramai sekali oleh para crosser. Disini kita istirahat sebentar, memasak mie. Sekitar pukul 14.30 kita melanjutkan perjalanan.
Pemandangan danau ciharus ini sangat bagus, beberapa orang mengatakan kalau ciharus ini adalah replika dari ranu kumbolo. Di sebelah warung terdapat tanah datar yang bisa dijadikan tempat mendirikan tenda, disini juga terdapat sumber air.
Spoiler for foto:
Setelah jalan beberapa saat, kita akan kembali masuk hutan, jalur kali ini cukup luas dibanding dengan jalur sebelumnya karena sering dilewati oleh motor cross, tapi jalur basah, dan dibeberapa titik yang landai, jalur berlumpur setinggi mata kaki, tak lama dari situ jalur akan menanjak terjal, hati-hati karena banyak motor cross yang lewat disini. Jalur akan terus menanjak terjal sekitar 70menit. Setelah itu jalur akan menjadi landai, dan cahaya matahari akan mulai masuk dijalur yang landai ini. Terus pasang telinga baik-baik, karena banyak motor cross dengan kecepatan tinggi lewat jalur ini.
Spoiler for foto:
16.00 – PLTPB
Setelah berjalan 2,5 jam dari danau ciharus, kita sampai di PLTU, ditandai dengan jalan aspal dan pipa-pipa besar. Dari sini masih cukup jauh untuk sampai di jalan raya, setelah berjalan sekitar 30 menit, kita bertemu dengan mobil patroli, dan di antar menuju jembatan. Dari jembatan ini tinggal berjalan 15menit lagi untuk mencapai jalan raya. Tapi karena sudah terlalu sore, angkutan umum sudah tidak ada.
Spoiler for foto:
Hasil bertanya kita direkomendasikan untuk menumpang truk yang mengangkut pasir. Tapi, akhirnya kita men-stop mobil bak milik warga sekitar, dan diturunkan dirumahnya, setelah itu kita jalan kembali untuk menuju ke jalan yang terdapat angkutan umum, nama jalannya paseh. Tapi di tengah jalan kita ditawari oleh angkutan umum, mobil bak modifikasi yang diberu atap, nampaknya ini adalah angkutan umum daerah sekitar. Kita negosiasi terlebih dahulu untuk sampai ke Jatinangor. Negosiasi berlangsung agak lama, sedangkan opik dan muhammad jalan terlebih dahulu. Salah seorang dari kita menyusul opik dan muhammad terlebih dahulu. Ternyata di tengah jalan mereka (opik dan muhammad) dijemput oleh mang agus (salah seorang pengagas himpala rakutak). Setelah mengobrol sebentar, akhirnya mereka pamit duluan karena di basecamp masih ada pendaki asal Jakarta. Ongkos yang kami keluarkan untuk mobil carteran adalah 170rb untuk 4 orang, terasa mahal karena kami hanya ber-4 jika lebih banyak pasti akan lebih murah. Akhirnya jam 19.00 kami sampai di Cileunyi.
LANJUT BAWAH GAN
Diubah oleh semutMADU 28-12-2014 02:55
0
20K
Kutip
78
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan