Kamis, 04-12-2014 16:49
Quote:
Jakarta,
Aktual.co— Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas, Faisal Basri mengaku benci dengan PT Pertamina (Persero) karena tidak jujur dalam masalah bisnis anak usahanya, PT Pertamina Energy Trading, Ltd (Petral). Pasalnya, pihak Pertamina, mengaku pembelian minyak mentah di Petral langsung dilakukan dengan national oil company (NOC) atau produsen migas asing, tanpa perantara atau broker.
"Petral juga beli minyak lewat Hin Leong Trading Ltd, lalu Kernel Oil yang juga sempat kena kasus. Sebetulnya Hin Leong itu kredibel. Cuma yang kita benci, kalau Pertamina bohong. Jadi tolong kasih statement dan penjelasan yang jujur," ujar Faisal di Kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Kamis (4/12).
Lebih lanjut dikatakan Faisal, fakta yang ia temukan adalah Petral membeli minyak yang telah diolah untuk dibawa ke Indonesia dari perusahaan trading atau broker. Pembelian melalui broker atau pihak ketiga, sebenarnya menurut Faisal bukanlah hal yang aneh.
Menurutnya,
Petral beli bensin premium (RON 88), sedangkan RON88 sudah tidak beredar di pasar. Akhirnya, perusahaan trading pemenang tender mencampur atau menurunkan kualitas minyaknya, dari RON 92 menjadi RON 88.
"Trader yang merealisasikan kontrak-kontrak itu bukan NOC, seperti yang diklaim Pertamina dan Petral. Saya kasih data bill of leading -nya, ada invoice -nya," jelasnya.
Faisal memandang Petral sebagai organisasi bagus, hanya saja Faisal ingin membuat sistem bisnis yang transparan dengan aturan main yang jelas.
"Tugas kami adalah memberi rekomendasi agar aturan mainnya jelas. Supaya kita bisa lihat ikan-ikan (pemain) yang ada di akuarium," analoginya.
simina membeli ron 92 dan mengoplos supaya kadar turun ke ron 88 utk dijual lagi ke pemerintah..
pengoplosan ini pasti memerlukan biaya,
maka harga modal premium ron 88 adalah harga beli ron 92 + biaya oplos.
sungguh terlalu