- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
8 Hari Backpacker Ujung Sumatera (Medan-Samosir-Aceh-Sabang)
TS
vreemdelin
8 Hari Backpacker Ujung Sumatera (Medan-Samosir-Aceh-Sabang)
Quote:
Sebelum baca ane mau ngasih penjelasan nih gan. Ane berdua dengan temen sama sekali ga punya temen di Medan dan Aceh. Kami berdua juga bukan orang Sumatera. Tapi modal nekad dan niat kami berangkat! Dan ane nemui banyak banget hal baru yang didapet dari perjalanan ini, beberapa coba ane share ke temen" sekalian:
1. Indonesia itu indah banget, kalo ada rezeki lebih coba liburannya di Indonesia aja, kalo menurut ente Jogja, Bali, Lombok terlalu mainstream, coba pergi ke Medan dan Aceh. Disana banyak banget tempat indah yang harus ente kunjungi. Liburan ke luar kaya Singapur, Thailand, Malay dan lain" entar aja gan kalo udah punya bini . Coba buat bangga potensi alam kita dan ceritain ke orang-orang kalo Indonesia tuh indah banget!
2. Orang Medan & Aceh baik-baik banget! 3 hari hidup di Aceh makan gratis, nginep gratis, pinjem motor murah. Di Medan dapet tumpangan kolbak. Ada niat ada jalan, apapun yang ada hadapi gan.
3. Tinggalin zona nyaman gan. 5 Hari pertama, ane makan nasi 4 kali doang. Sisanya roti, roti dan roti. Semua demi menghemat budget, dengan budget terbatas kita bisa travelling, coba tinggalin zona nyaman, kalo mau makan enak di rumah
4. Positif thinking penting banget! Siapa sangka ane 3 hari tinggal di Aceh semua dijamu oleh kawan baru. Kita dapet teman baru, informasi baru dan pengalaman baru. Buang jauh-jauh rasa curiga ke orang, kalo kata orang sekarang suudzon.
5. Kalo ane jadi orang Aceh mungkin ane juga mendukung Aceh merdeka. Aceh potensi alamnya banyak banget! tapi ga sebanding sama kesejahteraan masyarakatnya. Menurut ane Indonesia cuman bangun Jawa doang. Ini masalah negara kita. ada 5 pulau besar, cuman 1 pulau yang dibangun.no offence gan. Cuman faktanya demikian. Sedih ane juga tapi ya sudahlah semoga kesejahteraan masyarakat merata.
6. Hati-hati tinggal di lama di Aceh. nanti pengen cepet" nikah sama tinggal disana
1. Indonesia itu indah banget, kalo ada rezeki lebih coba liburannya di Indonesia aja, kalo menurut ente Jogja, Bali, Lombok terlalu mainstream, coba pergi ke Medan dan Aceh. Disana banyak banget tempat indah yang harus ente kunjungi. Liburan ke luar kaya Singapur, Thailand, Malay dan lain" entar aja gan kalo udah punya bini . Coba buat bangga potensi alam kita dan ceritain ke orang-orang kalo Indonesia tuh indah banget!
2. Orang Medan & Aceh baik-baik banget! 3 hari hidup di Aceh makan gratis, nginep gratis, pinjem motor murah. Di Medan dapet tumpangan kolbak. Ada niat ada jalan, apapun yang ada hadapi gan.
3. Tinggalin zona nyaman gan. 5 Hari pertama, ane makan nasi 4 kali doang. Sisanya roti, roti dan roti. Semua demi menghemat budget, dengan budget terbatas kita bisa travelling, coba tinggalin zona nyaman, kalo mau makan enak di rumah
4. Positif thinking penting banget! Siapa sangka ane 3 hari tinggal di Aceh semua dijamu oleh kawan baru. Kita dapet teman baru, informasi baru dan pengalaman baru. Buang jauh-jauh rasa curiga ke orang, kalo kata orang sekarang suudzon.
5. Kalo ane jadi orang Aceh mungkin ane juga mendukung Aceh merdeka. Aceh potensi alamnya banyak banget! tapi ga sebanding sama kesejahteraan masyarakatnya. Menurut ane Indonesia cuman bangun Jawa doang. Ini masalah negara kita. ada 5 pulau besar, cuman 1 pulau yang dibangun.no offence gan. Cuman faktanya demikian. Sedih ane juga tapi ya sudahlah semoga kesejahteraan masyarakat merata.
6. Hati-hati tinggal di lama di Aceh. nanti pengen cepet" nikah sama tinggal disana
Quote:
Berawal dari sebuah Wacana 1 tahun lalu pada saat perjalanan pulang dari Lombok menuju Bandung. Wacana yang terucap spontan untuk backpacker menuju ujung Barat Indonesia. Aceh. Backpacker ke Aceh menjadi Wacana pemikiran kami. Setahun berlalu saat yang lain mulai sibuk mencari kerja, Saya sibuk memikirkan bagaimana cara menuju ke Aceh. Akhirnya saya berdua dengan teman memutuskan untuk backpacker menuju ujung barat Indonesia. Bukan hanya Aceh, tapi Medan (Danau Toba, Samosir) ingin kami singgahi.
Kami booking tiket 2 minggu sebelum keberangkatan. Harga tiket melambung tinggi. Padahal 1 bulan sebelumnya masih kisaran 500ribu Bandung-Medan dan saat kami mencari memutuskan untuk booking sudah mencapai 700ribu. Akhirnya kami mendapatkan harga 640ribu.
Kami booking tiket 2 minggu sebelum keberangkatan. Harga tiket melambung tinggi. Padahal 1 bulan sebelumnya masih kisaran 500ribu Bandung-Medan dan saat kami mencari memutuskan untuk booking sudah mencapai 700ribu. Akhirnya kami mendapatkan harga 640ribu.
18 Maret 2014
Quote:
Pukul 07.00 Kami melakukan persiapan dari kosan daerah pinggiran Bandung. Tepatnya Jatinangor. Dengan budget yang seminim mungkin kami cukup banyak membawa logistik persediaan seperti roti, keju, meses, popmie, vitamin dan lain sebagainya. Tidak lupa itinerary yang sudah disusun sebelumnya. Kapan pulang pun belum tahu, jika betah dan budget mencukupi selama mungkin di Aceh, jika sebaliknya kami putuskan untuk kembali. Berangkat menggunakan travel menuju Bandara Hussein Sastranegara. Dijadwal kami takeoff pukul 10.15 WIB dan sampai Kualanamu Medan sekitar pukul 13.00.
Sampai Kualanamu, kami Sholat dan repacking untuk melanjutkan menuju kota Medan. Rencana akan singgah terlebih dahulu 1 malam di kota Medan sebelum lanjut esok hari menuju Danau Toba. Dari Kualanamu menuju medan menggunakan transportasi Damri. Turun di simpang sebelum masjid raya Medan. Dari sana, kami tertipu seharusnya berjalan cukup dekat, tapi karena tidak tahu akhirnya menggunakan bentor. Diantar menggunakan bentor sampai penginapan Residence. Penginapan cukup nyaman untuk backpacker seperti kami. 75 ribu satu malam. 2 bed, fan dan kamar mandi di dalam. Lokasinya cukup strategis, dibelakang masjid raya Medan.
Setelah istirahat sejenak, pukul 17.00 kami menuju Istana Maimun. Istana yang berada tidak jauh dari Masjid Raya Medan. Untuk kunjungan ke dalam Istana Maimun terdapat waktu tertentu. Kami disana hanya mengambil foto dan menikmati senja di Kota Medan. Kota Medan cukup ramai, angkot dan bentor mendominasi jalanan kota Medan. Suara klakson saling bersautan di perempatan jalan. Berasa kota milik tukang angkot kalo kata orang Medan. Kami Sholat Maghrib di masjid raya Medan. Setelah itu makan malam di pujasera avianti dekat dengan Mall yang berada di depan masjid raya Medan. Kembali ke penginapan lalu tidur untuk melanjutkan perjalanan panjang esok hari ke Danau Toba.
Sampai Kualanamu, kami Sholat dan repacking untuk melanjutkan menuju kota Medan. Rencana akan singgah terlebih dahulu 1 malam di kota Medan sebelum lanjut esok hari menuju Danau Toba. Dari Kualanamu menuju medan menggunakan transportasi Damri. Turun di simpang sebelum masjid raya Medan. Dari sana, kami tertipu seharusnya berjalan cukup dekat, tapi karena tidak tahu akhirnya menggunakan bentor. Diantar menggunakan bentor sampai penginapan Residence. Penginapan cukup nyaman untuk backpacker seperti kami. 75 ribu satu malam. 2 bed, fan dan kamar mandi di dalam. Lokasinya cukup strategis, dibelakang masjid raya Medan.
Setelah istirahat sejenak, pukul 17.00 kami menuju Istana Maimun. Istana yang berada tidak jauh dari Masjid Raya Medan. Untuk kunjungan ke dalam Istana Maimun terdapat waktu tertentu. Kami disana hanya mengambil foto dan menikmati senja di Kota Medan. Kota Medan cukup ramai, angkot dan bentor mendominasi jalanan kota Medan. Suara klakson saling bersautan di perempatan jalan. Berasa kota milik tukang angkot kalo kata orang Medan. Kami Sholat Maghrib di masjid raya Medan. Setelah itu makan malam di pujasera avianti dekat dengan Mall yang berada di depan masjid raya Medan. Kembali ke penginapan lalu tidur untuk melanjutkan perjalanan panjang esok hari ke Danau Toba.
Spoiler for Medan:
Spoiler for Istana Maimun:
Spoiler for Istana Maimun:
Spoiler for Masjid Raya Medan:
Spoiler for Kota Medan:
Spoiler for Penginapan Residence:
Spoiler for Pengerluaran:
Lion : 640
Travel : 15
Perlengkapan (Sandal & Deterjen): 12
Nasi Kuning: 5
Ojek: 10
Airport Tax: 25
Damri Ke Kota Medan: 15
Bentor Ke penginapan: 10
Makan Malam Amalia Food Court: 25
Penginapan Residence: 35
Travel : 15
Perlengkapan (Sandal & Deterjen): 12
Nasi Kuning: 5
Ojek: 10
Airport Tax: 25
Damri Ke Kota Medan: 15
Bentor Ke penginapan: 10
Makan Malam Amalia Food Court: 25
Penginapan Residence: 35
19 Maret 2014
Quote:
Memulai persiapan pukul 07.00. Kami meninggalkan penginapan untuk menuju terminal Amplas. Dari depan masjid raya menggunakan angkot mr.x menuju terminal amplas. Dari sana naik bus Sejahtera menuju parapat/pelabuhan Ajibata. Perjalanan menuju Parapat memakan waktu kurang lebih 5 jam. Danau toba berjarak 170KM dari kota Medan. Bus berangkat pukul 9, diperkirakan sampai parapet kurang lebih pukul 14.00 . Menaiki Bus Sejahtera cukup memacu adrenalin. Bus lintas jawa tidak ada apa”nya dibandingkan Bus Sejahtera. Luar biasa memang bus lintas sumatera.
Tujuan kami di Toba adalah desa Tuktuk. Terdapat 2 lokasi wisata di Toba, Tuktuk dan Tomok. Seharusnya kami menaiki kapal dari Tigaraja menuju Tuktuk. Untuk pelabuhan Ajibata melayani penyebrangan ke Tomok. Karena salah turun pelabuhan, kami harus menyebrang ke Tomok dan melanjutkan perjalanan ke Tuktuk. Sampai di Tomok ternyata tidak ada angkot yang mengantar ke Tuktuk, transportasi yang ada hanya Ojek. Dan ternyata ojek pun sedang kosong, terpaksa kami berjalan kaki mencari peruntungan menuju Tuktuk. Di tengah jalan kami menumpang kolbak menuju gerbang desa Tuktuk, karena kolbak yang kami naiki menuju daerah Pangurungan tidak ke Tuktuk. Dari gerbang desa Tuktuk akhirnya kami berjalan kaki menuju penginapan Caroline. Hampir 3KM kami berjalan menuju penginapan Caroline.
Penginapan Caroline cukup jauh dari gerbang Desa Tuktuk, tapi penginapan ini sangat recommended bagi yang ingin berkunjung ke Danau Toba. Penginapan cukup nyaman dan tenang. Terdapat banyak pilihan kamar dari ala ransel sampai ala koper. Paling murah dipatok harga 75 ribu/malam. Cukup murah bukan? Dan kamarnyapun cukup nyaman dan bersih. Kami istirahat sejenak, dan aktifitas sore hari berenang di danau Toba, berenang di Toba merupakan sensasi tersendiri. Berenang dengan air tawar yang cukup dingin disertai dengan pemandangan danau Toba yang sangat indah. Sayang kami hanya 1 malam di danau Toba karena esok hari harus melanjutkan perjalanan menuju Aceh.
Tujuan kami di Toba adalah desa Tuktuk. Terdapat 2 lokasi wisata di Toba, Tuktuk dan Tomok. Seharusnya kami menaiki kapal dari Tigaraja menuju Tuktuk. Untuk pelabuhan Ajibata melayani penyebrangan ke Tomok. Karena salah turun pelabuhan, kami harus menyebrang ke Tomok dan melanjutkan perjalanan ke Tuktuk. Sampai di Tomok ternyata tidak ada angkot yang mengantar ke Tuktuk, transportasi yang ada hanya Ojek. Dan ternyata ojek pun sedang kosong, terpaksa kami berjalan kaki mencari peruntungan menuju Tuktuk. Di tengah jalan kami menumpang kolbak menuju gerbang desa Tuktuk, karena kolbak yang kami naiki menuju daerah Pangurungan tidak ke Tuktuk. Dari gerbang desa Tuktuk akhirnya kami berjalan kaki menuju penginapan Caroline. Hampir 3KM kami berjalan menuju penginapan Caroline.
Penginapan Caroline cukup jauh dari gerbang Desa Tuktuk, tapi penginapan ini sangat recommended bagi yang ingin berkunjung ke Danau Toba. Penginapan cukup nyaman dan tenang. Terdapat banyak pilihan kamar dari ala ransel sampai ala koper. Paling murah dipatok harga 75 ribu/malam. Cukup murah bukan? Dan kamarnyapun cukup nyaman dan bersih. Kami istirahat sejenak, dan aktifitas sore hari berenang di danau Toba, berenang di Toba merupakan sensasi tersendiri. Berenang dengan air tawar yang cukup dingin disertai dengan pemandangan danau Toba yang sangat indah. Sayang kami hanya 1 malam di danau Toba karena esok hari harus melanjutkan perjalanan menuju Aceh.
Spoiler for Kapal Penyebrangan Toba:
Spoiler for Tuktuk:
Spoiler for Tuktuk:
Spoiler for Tuktuk:
Spoiler for Tuktuk:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for TOba:
Spoiler for Caroline:
Spoiler for Caroline:
Spoiler for :
Spoiler for Pengeluaran:
Angkot Mr.X ke Amplas: 5
Bus Sejahtera: 32
Kapal dari Ajibata ke Tomok: 6
Penginapan Caroline/malam: 33 (75ribu/2)
Pelampung: 10
Bus Sejahtera: 32
Kapal dari Ajibata ke Tomok: 6
Penginapan Caroline/malam: 33 (75ribu/2)
Pelampung: 10
20 Maret 2014
Quote:
Kami hanya 1 hari di Toba, sangat kurang sebenarnya hanya 1 hari singgah di Toba. Sore hari kami harus berangkat menuju Aceh. Tapi kami tidak ingin melewatkan kesempatan mengelilingi pulau Samosir. Terdapat beberapa objek wisata terkenal disini, hotspring (pemandian air panas), Menara pandang Tele, museum sigale-gale dan makam raja sidabutar. Masih banyak lagi sebenarnya objek wisata di pulau Samosir. Tetapi karena waktu kami terbatas, kami menyewa motor 4 jam untuk mengelilingi pulau Samosir.
Pagi hari pukul 8 kami berangkat menuju menara pandang Tele. Menara pandang Tele merupakan objek wisata dimana terdapat menara di dataran tinggi untuk melihat dari keseluruhan danau Toba. Perjalanan menuju menara Tele memakan waktu 2 jam. Cukup jauh memang, melewati jalanan seperti daerah puncak bogor, terus menanjak dan menanjak. Suhu udara pun cukup dingin. Sayang kami kurang beruntung, sesampainya di Menara Tele Cuaca sangat berkabut, hanya sedikit saja pemandangan yang dapat terlihat, kami menunggu 30 menit berharap kabut turun. Ternyata kabut cukup tebal, jadi kami tidak dapat melihat dengan jelas danau Toba. Tidak lama kami di menara Tele, akhirnya turun kembali menuju Toba, kami tidak sempat singgah di pemandian air panas karena waktu yang terbatas, lain kali jika singgah di Toba pasti Saya kunjungi. Ada yang unik dalam perjalanan turun dari menara Tele menuju Toba, bensin motor ternyata hampir habis, akhirnya kami putuskan tidak menggunakan mesin. Kami matikan mesin dan memanfaatkan medan jalan yang turun. Lumayan menghemat bensin.
Sebelum kembali ke Tuktuk, kami menuju Tomok untuk mengunjungi Museum sigale-gale dan makan raja Sidabutar. Untuk tambahan informasi, objek wisata di pulau Samosir banyak berbentuk seperti makam raja-raja terdahulu. Di sepanjang perjalanan pulang pun terlihat jelas banyak makam-makam leluhur penduduk setempat. Pukul 12.00 kami sampai kembali di penginapan, melakukan repacking dan siap kembali menuju kota Medan dan melanjutkan perjalanan menuju Aceh. Pukul 14.30 kami berangkat menuju kota Medan menggunakan Bus Sejahtera sampai di Kota medan pukul 19.00, lalu kami naik angkot menuju pool bus Sempati Star. Bus yang akan membawa kami menuju Kota Banda Aceh. Ketika di Bandara Hussein Saya mengobrol dengan bapak berasal dari Medan dan mendapatkan informasi bahwa bus menuju Aceh bagus, PO bus jelek tidak akan laku. Ternyata ini benar adanya, pool bus Sempati Star sangat sangat bagus. Tak ada yang sebanding dengan terminal bus di Jakarta. Tempat pemesanan tiket yang modern dengan komputer, mushollah dan ruang tunggu berAC, kamar mandi menggunakan shower dan tempat makan yang cukup nyaman. Kami berangkat pukul 20.30 dan sampai di Aceh diperkirakan pukul 08.00
Pagi hari pukul 8 kami berangkat menuju menara pandang Tele. Menara pandang Tele merupakan objek wisata dimana terdapat menara di dataran tinggi untuk melihat dari keseluruhan danau Toba. Perjalanan menuju menara Tele memakan waktu 2 jam. Cukup jauh memang, melewati jalanan seperti daerah puncak bogor, terus menanjak dan menanjak. Suhu udara pun cukup dingin. Sayang kami kurang beruntung, sesampainya di Menara Tele Cuaca sangat berkabut, hanya sedikit saja pemandangan yang dapat terlihat, kami menunggu 30 menit berharap kabut turun. Ternyata kabut cukup tebal, jadi kami tidak dapat melihat dengan jelas danau Toba. Tidak lama kami di menara Tele, akhirnya turun kembali menuju Toba, kami tidak sempat singgah di pemandian air panas karena waktu yang terbatas, lain kali jika singgah di Toba pasti Saya kunjungi. Ada yang unik dalam perjalanan turun dari menara Tele menuju Toba, bensin motor ternyata hampir habis, akhirnya kami putuskan tidak menggunakan mesin. Kami matikan mesin dan memanfaatkan medan jalan yang turun. Lumayan menghemat bensin.
Sebelum kembali ke Tuktuk, kami menuju Tomok untuk mengunjungi Museum sigale-gale dan makan raja Sidabutar. Untuk tambahan informasi, objek wisata di pulau Samosir banyak berbentuk seperti makam raja-raja terdahulu. Di sepanjang perjalanan pulang pun terlihat jelas banyak makam-makam leluhur penduduk setempat. Pukul 12.00 kami sampai kembali di penginapan, melakukan repacking dan siap kembali menuju kota Medan dan melanjutkan perjalanan menuju Aceh. Pukul 14.30 kami berangkat menuju kota Medan menggunakan Bus Sejahtera sampai di Kota medan pukul 19.00, lalu kami naik angkot menuju pool bus Sempati Star. Bus yang akan membawa kami menuju Kota Banda Aceh. Ketika di Bandara Hussein Saya mengobrol dengan bapak berasal dari Medan dan mendapatkan informasi bahwa bus menuju Aceh bagus, PO bus jelek tidak akan laku. Ternyata ini benar adanya, pool bus Sempati Star sangat sangat bagus. Tak ada yang sebanding dengan terminal bus di Jakarta. Tempat pemesanan tiket yang modern dengan komputer, mushollah dan ruang tunggu berAC, kamar mandi menggunakan shower dan tempat makan yang cukup nyaman. Kami berangkat pukul 20.30 dan sampai di Aceh diperkirakan pukul 08.00
Spoiler for Samosir:
Spoiler for Tomok:
Spoiler for Samosir:
Spoiler for Menara Pandang Tele:
Spoiler for Sigale-gale:
Spoiler for Sigale-gale:
Spoiler for Makam Raja Sidabutar:
Spoiler for Sigale-gale:
Spoiler for Sigale-gale:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Toba:
Spoiler for Bus Sempati Star:
Spoiler for Dalam Bus:
Spoiler for Dalam Bus:
Spoiler for Pengeluaran:
Sewa Motor: 35 (70/4 jam)
Bensin : 8
Sumbangan makam sidabutar: 5
Air Minum: 6
Angkot menuju bus Sejahtera dari pelabuhan tigaraja: 3
Kapal penyebrangan Ke Tuktuk: 10
Bus sejahtera: 32
Angkot menuju pool Sempati Star : 8
Makan: 20
Snack dan Minum: 10
Bus Sempati: 170 (super executive)
Bensin : 8
Sumbangan makam sidabutar: 5
Air Minum: 6
Angkot menuju bus Sejahtera dari pelabuhan tigaraja: 3
Kapal penyebrangan Ke Tuktuk: 10
Bus sejahtera: 32
Angkot menuju pool Sempati Star : 8
Makan: 20
Snack dan Minum: 10
Bus Sempati: 170 (super executive)
21 Maret 2014
Quote:
Kami tiba di Aceh kurang lebih pukul 10.00. Sempat terjadi insiden di perjalanan dari Medan menuju Aceh, ban bus kami sempat pecah sehingga harus diganti dan memakan waktu. Beruntung tidak terjadi apa” dengan penumpang. Sampai terminal Batoh Aceh tujuan kami masjid Raya Baiturrahman. Kebetulan hari Jumat kami tiba dan ingin merasakan sholat Jumat di Masjid Baiturrahman. Kami menggunakan becak motor menuju masjid Raya Baiturrahman.
Setelah sholat Jumat, kami berencana langsung menuju Sabang. Kami harus pergi terlebih dahulu ke pelabuhan Ulelhe dan menyebrang menggunakan Ferry menuju Pulau Weh. Dari masjid Baiturrahman kami kembali menggunakan becak motor menuju pelabuhan. Dalam perjalanan kami berbincang banyak hal dengan supir becak motor, kami pun meminta untuk dicarikan penyewaan motor untuk keperluan kami selama di Sabang. Akhirnya kami ditawarkan motor teman sang supir bentor, motor preman pelabuhan Ulhele. Seharga 100/harinya. Kami mengiyakan tanpa pengecekan motor. Dan ongkos penyebrangan motor pun kami yang menanggungnya.
Kami meminjam motor jumat sore sampai dengan minggu sore. Sial bagi kami, setelah sampai di pelabuhan Balohan Sabang, ternyata motor yang kami pinjam tidak terdapat rem tangan(rem depan). Dengan struktur jalan di Sabang perbukitan kami sangat berhati-hati mengendarai motor ini. Apalagi kami tiba di Sabang di saat matahari sudah terbenam, rencana kami untuk langsung ke Iboih kami batalkan. Setelah mendapatkan saran dari Bapak TNI di kapal, beliau menyarankan untuk kami menginap terlebih dahulu di Kota Sabang. Akhirnya kami putuskan untuk ke Kota Sabang terlebih dahulu, dari pelabuhan ke Kota Sabang sekitar 30 menit, tidak terlalu jauh tetapi jalanan yang berliku dan hari sudah gelap sediki membuat kami waswas. Apalagi jalanan di Kota Sabang banyak terdapat one way seperti di Bandung. Bagi pendatang harus sangat berhati-hati. Kami menginap di Hotel Holiday Sabang. Malam hari kami bersantap malam di Taman Wisata Kuliner dan sedikit berkeliling menuju Sabang Fair.
Setelah sholat Jumat, kami berencana langsung menuju Sabang. Kami harus pergi terlebih dahulu ke pelabuhan Ulelhe dan menyebrang menggunakan Ferry menuju Pulau Weh. Dari masjid Baiturrahman kami kembali menggunakan becak motor menuju pelabuhan. Dalam perjalanan kami berbincang banyak hal dengan supir becak motor, kami pun meminta untuk dicarikan penyewaan motor untuk keperluan kami selama di Sabang. Akhirnya kami ditawarkan motor teman sang supir bentor, motor preman pelabuhan Ulhele. Seharga 100/harinya. Kami mengiyakan tanpa pengecekan motor. Dan ongkos penyebrangan motor pun kami yang menanggungnya.
Kami meminjam motor jumat sore sampai dengan minggu sore. Sial bagi kami, setelah sampai di pelabuhan Balohan Sabang, ternyata motor yang kami pinjam tidak terdapat rem tangan(rem depan). Dengan struktur jalan di Sabang perbukitan kami sangat berhati-hati mengendarai motor ini. Apalagi kami tiba di Sabang di saat matahari sudah terbenam, rencana kami untuk langsung ke Iboih kami batalkan. Setelah mendapatkan saran dari Bapak TNI di kapal, beliau menyarankan untuk kami menginap terlebih dahulu di Kota Sabang. Akhirnya kami putuskan untuk ke Kota Sabang terlebih dahulu, dari pelabuhan ke Kota Sabang sekitar 30 menit, tidak terlalu jauh tetapi jalanan yang berliku dan hari sudah gelap sediki membuat kami waswas. Apalagi jalanan di Kota Sabang banyak terdapat one way seperti di Bandung. Bagi pendatang harus sangat berhati-hati. Kami menginap di Hotel Holiday Sabang. Malam hari kami bersantap malam di Taman Wisata Kuliner dan sedikit berkeliling menuju Sabang Fair.
Spoiler for Masjid Raya Baiutrrahman:
Spoiler for Masjid Raya Baiturrahman:
Spoiler for Masjid Raya Baiturrahman:
Spoiler for Kapal Cepat Ke Sabang:
Spoiler for Pelabuhan Ulhele:
Spoiler for Pelabuhan Balohan:
Spoiler for Taman Wisata Kuliner Sabang:
Spoiler for Pengeluaran:
Becak Motor ke Masjid Baiturrahman dari terminal: 10
Belanja Air dan Roti: 12
Kapal Ferry: 25
Becak Dari Masjid ke Pelabuhan: 10 (20/2)
Motor: 115 (100 motor, 15 nyebrang) (200ribu/2 hari, 30ribu/2)
Penginapan: 60 (120/2)
Bensin: 12
Makan malem: 18
Parkir: 2
Belanja Air dan Roti: 12
Kapal Ferry: 25
Becak Dari Masjid ke Pelabuhan: 10 (20/2)
Motor: 115 (100 motor, 15 nyebrang) (200ribu/2 hari, 30ribu/2)
Penginapan: 60 (120/2)
Bensin: 12
Makan malem: 18
Parkir: 2
Diubah oleh vreemdelin 02-04-2014 00:51
0
48.2K
Kutip
207
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan