Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ansarsafetyAvatar border
TS
ansarsafety
( Asal muasal BBM di subsidi ) Alasan Pemerintah Memberikan Subsidi Harga BBM
PHYLOPOP.com – Tahukan Phylovers alasan kenapa pemerintah harus memberi subsidi terhadap BBM yang menjadi konsumsi rakyat? Berikut penjelasannya.

Sejarah pemberian subsidi BBM sudah sangat panjang. Di masa lalu, struktur ekonomi Indonesia berbeda. Kala itu, negara mampu menanggung subsidi BBM karena Indonesia adalah eksportir minyak. Sehingga, setiap kenaikan harga minyak selalu menjadi tambahan pendapatan bersih bagi negara. Kini, Indonesia sudah menjadi negara importir minyak dan kita juga sudah keluar dari OPEC, organisasi negaranegara pengekspor minyak sejak 2008.

Selain itu, dulu konsumsi BBM kita masih sangat rendah dan kendaraan umum adalah konsumen terbesar BBM. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, kendaraan pribadi jumlahnya terus membesar. Akibatnya subsidi BBM kini salah sasaran karena lebih menguntungkan kelompok masyarakat yang sudah mampu. Inilah yang harus kita koreksi dengan cara mengurangi subsidi secara bertahap.

sumur http://www.phylopop.com/2012/05/alas...n-subsidi.html

Awal Mula BBM Langka

Realita konsumsi BBM subsidi per hari yang telah ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selalu melebihi kuota yang telah ditentukan. Dikutip dari Harian Republika (28/8), kebutuhan rata-rata harian Premium pada 2014 adalah 81.132 kiloliter. Padahal, kuota Premium yang telah ditetapkan APBN-P 2014 sebanyak 80.240 kiloliter. Begitu pun dengan Solar. Kuota Solar ditargetkan 41.452 kiloliter, namun konsumsi per harinya mencapai 43.207 kiloliter.

Rupanya, hal ini yang membuat pemerintah ketar-ketir hingga memutuskan mengurangi kuota BBM bersubsidi. Juru bicara PT Pertamina, Ali Mundakir menjelaskan sebenarnya ada dua pilihan dalam prahara BBM ini. Pertama, menyalurkan BBM bersubsidi secara normal, dengan konsekuensi kuota BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun.

“Selanjutnya, masyarakat harus membeli BBM nonsubsidi hingga akhir tahun,” ujar Ali dikutip dari Harian Republika, (25/8). Sementara pilihan kedua adalah mengatur volume penyaluran setiap harinya. Kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun.

Akibat terbatasnya kuota BBM bersubsidi, muncullah fenomena antrean. Antrean banyak terjadi di sejumlah SPBU yang berada di Cirebon, Indramayu, Padang, dan Yogyakarta. Konsekuensinya, sawah-sawah di daerah pantai utara Jawa terancam kekeringan karena petani sulit memperoleh premium sebagai bahan bakar pompa air. Ratusan kapal nelayan di Indramayu pun tak bisa melaut karena solar bersubsidi terbatas.

Anggota tetap Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengatakan, pemerintah harus mengubah mekanisme subsidi energi dari subsidi harga menjadi subsidi langsung. Melalui subsidi langsung, pemberian subsidi lebih tepat sasaran. “Yang berhak tetap mendapatkan subsidi,” tegasnya dikutip dari Harian Republika (29/8).



BBM disubsidi, energi alternatif tak berkembang

Ketua Komite Tetap Hulu Migas Kadin Firlie Ganinduto mengatakan, selama pemerintah masih mensubsidi BBM, Energi Baru Terbarukan (EBT) tidak akan berkembang. Alasannya, masyarakat tetap bergantung kepada energi fosil tersebut karena murah meriah. “Selain itu, subsidi energi sekitar Rp 360 triliun tidak diterima secara merata. Masih ada warga yang belum mendapatkan jatah energi,” kata Firlie di harian Republika (29/8).

Baginya, masih banyak potensi EBT yang belum dimanfaatkan. Sebagai contoh, 40 persen cadangan panas bumi dunia berada di Indonesia. Sedangkan konsumsi panas bumi di Indonesia baru mencapai empat persen. Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha mengatakan, salah kaprah jika Indonesia adalah negara kaya minyak.

“Bumi pertiwi lebih memiliki energi lain seperti batu bara, gas, coal bed methane (CBM), panas bumi, air, bahan bakar nabati (BBN), dan lainnya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, subsidi BBM dari tahun ke tahun mengalami pembengkakan. Perinciannya, bantuan pemerintah pada tahun 2010 untuk subsidi BBM masih berkutat di angka Rp 82,4 triliun. Sedangkan pada 2014 diperkirakan mencapai Rp 246,5 triliun.

sumur http://salmanitb.com/2014/09/09/awal...la-bbm-langka/

sudah sewajarnya subsidi BBM di cabut .

coment boss
emoticon-Ngakak
0
7.9K
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan