JAKARTA – Calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso optimis pemilihan ketua umum di Munas IX berlangsung secara demokratis. Jika itu terjadi, dirinya bisa merebut kursi ketua umum. Priyo mengklaim saat ini sudah mengantongi dukungan sebanyak 390 suara.

Selain itu ia meminta tidak ada intimidasi kepada siapapun untuk bebas memilih dalam Munas Golkar. “Saya berharap Munas nanti semuanya bisa berjalan fair. Karena ada laporan dari DPD II bahwa akan ada karantina dan penggiringan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan instrumen partai. Ini sudah tentu tidak baik.

Saya ingin cara-cara seperti itu dihentikan,”ujar Priyo di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (24/11). Priyo juga meminta kepada Ketua Umum Aburizal Bakrie agar mengingatkan DPP untuk menggunakan cara-cara halal, sehat, dan demokratis.

“Hanya karena dengan ini, siapapun akan kita hormati,” kata mantan Wakil Ketua DPR tersebut. Menurut Priyo, siapapun berhak dan berkesempatan sama dalam pemilihan ketua umum, karena regenerasi adalah faktor penting agar Golkar kembali berjaya.

“Saya berpandangan regenerasi adalah keniscayaan dan keharusan, panggilan alam yang tidak semestinya dibendung,” jelasnya. Meski demikian, Priyo mengaku tak ada persiapan khusus untuk menghadapi pemilihan ini. Priyo hanya berharap pada pemilihan mendatang tidak ada politik transaksional yang bisa mencoreng demokrasi.

“Jauhkan dari sikap transaksional dan apapun yang mencederai, semoga dijauhkan,” katanya. Lebih lanjut, Priyo juga berencana akan menggabungkan kekuatan semua bakal calon ketua umum (baketum) untuk bisa mengalahkan Ical. Penggabungan ini dilakukan karena mereka merasa ada ketidakadilan dalam Munas IX yang akan digelar di Bali 30 November Mendatang.

“Karena ada kandidat tertentu yang diistimewakan, maka kita akan bersama-sama berjuang untuk mengawal agar demokrasi diselenggarakan dan menjadi awal yang baik,” papar Priyo. Sinyal penggabungan kekuatan semua bakal calon ketua umum Golkar juga diungkapkan oleh Wakil Ketum Agung Laksono.

Menurutnya, ketidakadilan terhadap calon ketum Golkar dilawan dengan menggabungkan kekuatan. Ada intimidasi yang dialami para ketua DPD-DPD jelang pemilihan ketua umum Golkar. “Benar, kita berwacana menggabungkan. Kita sudah baik menjalin hubungan selama ini.

Sangat baik dasarnya, sama-sama menghadapi ketidakhadilan dan unfairnes,” kata mantan menkokesra tersebut. Agung mengatakan saat ini sudah terjadi ketidakadilan dan ketidakdemokratisan di kalangan DPD Golkar. Dijelaskannya, DPD-DPD Golkar mendapat ancaman, mau dipecat, dan lain-lainnya untuk memilih calon tertentu. (dms)

Berita selengkapnya klik disini gan: http://www.indopos.co.id/2014/11/cal...awan-ical.html