Maaf sebelum nya, hari ini saya benar kaget dengan ada nya berita tentang kenaikan harga BBM bersubsidi saya cuma titip, tolong tentang alokasi dana pengurangan BBM bersubsidi ini benar bisa di rasakan oleh rakyat miskin, tidak hanya dalam kata saja kalau bisa rakyat miskin mulai tanggal 18-11-2014 ini tidak ada selogan lagi untuk mereka (orang miskin di larang sakit) pasti bpk tau itu.
Kalau saya pribadi insya allah setuju saja BBM bersubsidi di naikan/bahkan di cabut subsidi nya skali pun...walaupun saya juga hanya sekedar rakyat biasa tapi apakah bapak PRESIDEN bisa menjamin kesejahteraan buat rakyat miskin?
Bisa menjamin bahan pangan tidak naik, beras, cabai, bawang, dsb?
Dan apakah bpk PRESIDEN bisa menjamin rakyat miskin sakit tidak di tolak lagi oleh pihak rumah sakit karena tidak mempunyai uang buat berobat?
Dan bapak bisa juga menjamin tentang masalah pendidikan gratis wajib belajar 9 thn?
Kalau semua itu bpk bisa jamin, saya yakin tidak akan ada lagi rakyat, "mahasiswa/ormas" apapun yang berdemo, Bayangkan oleh bpk PRESIDEN di daerah pedalaman msh banyak pak rakyat miskin yang seharinya mereka makan nasi aking, apalagi sekarang di tambah lagi beban mereka pak, dengan pengurangan BBM bersubsidi ini.
Yang sudah pasti bahan pangan pun ikut naik, mungkin mereka yang biasanya makan nasi aking, nanti mereka makan apa lagi pak?
Coba bpk PRESIDEN buka mata bpk baik mata panca indra mau pun mata hati bpk
Di mana keadilan buat rakyat miskin kalau seperti ini terus bukan nya dulu bpk sebelum jadi PRESIDEN sempet tidak setuju klo harga BBM bersubsidi di naikan?
Dan bukan nya bpk PRESIDEN lahir krna pilihan rakyat?
Karena mereka rakyat miskin tadinya mempunyai harapan besar terhadap bpk PRESIDEN
agar bisa mendengar aspirasi,keluh kesah mereka orang miskin bukan seperti sekarang menambah beban mereka pak, Jadi tolong pak skali lagi kasihanilah mereka orang miskin jangan terus menerus di jadikan korban pak.
mohon maaf yg sebesarnya bukan maksud apa, hanya curahan hati saya saja kalau ada kata yang kurang berkenan tolong di bukakan pintu maaf yang sebesarnya