- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Naikkan BBM, Hashtag #ShameOnYouJokowi Ramai di Twitter, Pengguna Media Sosial Hujat
TS
mubarak.zimah
Naikkan BBM, Hashtag #ShameOnYouJokowi Ramai di Twitter, Pengguna Media Sosial Hujat
Kecewa dengan Jokowi adalah fakta yang tidak bisa di hindarkan, terutama bagi orang yang sudah memilih atau mendukung Jokowi. Belum genap satu bulan menjadi presiden, subsidi BBM sudah di cabut sama Jokowi. Akibatnya, Jokowi pun di hujat di media sosial.
Dilansir laman Okezone, Selasa (18/11/2014), bahwa Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, berujung pada aksi bullying dari para pengguna media sosial dengan hashtag #ShameOnYouJokowi.
Hal serupa, juga pernah dirasakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika Fraksi Demokrat memutuskan untuk walk out ketika DPR melakukan sidang paripurna membahas Undang-undang Pilkada yang berujung voting dan memenangkan Pilkada melalui DPRD.
Alasan pem-bully-an itu mudah ditebak, kenaikan harga bahan bakar (BBM) yang baru diumumkan membuat banyak masyarakat yang kecewa dan melampiaskan lewat sosial media. Secara umum mereka tak terima dengan kebijakan pemerintah yang semakin mempersulit kehidupan masyarakat.
Tak ayal, hashtag #ShameOnYouJokowi, Selasa (18/11/2014), jadi trending topic di Indonesia. Jumlah kicauan terus mengalami kenaikan seiring dengan banyaknya pengguna Twitter yang berpartisipasi.
Berikut beberapa kicauan yang berhasil dihimpun Okezone:
“naikin bbm pake alasan pengalihan subsidi #ShameOnYouJokowi,” ungkap @fatriady.
“Janji hanya sekedar janji , tak pernah ditepati malah lebih sering di ingkari !! #ShameOnYouJokowi” tukas @adiioesbens.
“Ketika harga minyak dunia turun, pemerintah malah naikan BBM, maka ini saatnya kita bilang #ShameOnYouJokowi @addiems @jokoanwar @fadjroel,” sindir @JacquinAdam.
Seperti diketahui, Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium sebesar Rp2.000 per liter dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter. Sedangkan harga solar ditetapkan dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.
Hujatan Kepada Jokowi di Media Sosial
Paska pengumuman kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Presiden Joko Widodo mendapat banyak hujatan dari pengguna Media Sosial, Senin (17/11/2014).
Bahkan banyak pengguna media sosial yang mengganti foto profil mereka dengan foto Jokowi yang diedit seperti di Facebook, Twitter, dan Blackberry Massenger.
“Jokowi naikkan BBM, turun laa kau jd presiden. sejak dulu begitu saja alasan pemerintah, untuk membangun infrastruktur,”ungkap salah seorang pengguna BlackBerry Messenger, Muhammad Hasby.
“Nyesel pilih Jokowi karena telah menaikkan BBM, nyesel gag pilih Prabowo,”ungkap Imam Safi di akun twitternya.
“Jokowi memang pintar mengumpulkan massa, buktinya ini sudah pada ngumpul semua untuk antre BBM setelah penguman kenaikkan BBM,”ujar Anugrah Pratama di akun Facebooknya.
Banyak dari pengguna media sosial yang kecewa lantara Jokowi baru menjabat kurang dari satu bulan, namun sudah membuat kebijakan menaikkan BBM. Seperti yang diketahui, Premium naik seharga Rp8.500 per liter, sedangkan solar naik menjadi Rp7.500.
http://silontong.com/2014/11/18/naik...-hujat-jokowi/
Dilansir laman Okezone, Selasa (18/11/2014), bahwa Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, berujung pada aksi bullying dari para pengguna media sosial dengan hashtag #ShameOnYouJokowi.
Hal serupa, juga pernah dirasakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika Fraksi Demokrat memutuskan untuk walk out ketika DPR melakukan sidang paripurna membahas Undang-undang Pilkada yang berujung voting dan memenangkan Pilkada melalui DPRD.
Alasan pem-bully-an itu mudah ditebak, kenaikan harga bahan bakar (BBM) yang baru diumumkan membuat banyak masyarakat yang kecewa dan melampiaskan lewat sosial media. Secara umum mereka tak terima dengan kebijakan pemerintah yang semakin mempersulit kehidupan masyarakat.
Tak ayal, hashtag #ShameOnYouJokowi, Selasa (18/11/2014), jadi trending topic di Indonesia. Jumlah kicauan terus mengalami kenaikan seiring dengan banyaknya pengguna Twitter yang berpartisipasi.
Berikut beberapa kicauan yang berhasil dihimpun Okezone:
“naikin bbm pake alasan pengalihan subsidi #ShameOnYouJokowi,” ungkap @fatriady.
“Janji hanya sekedar janji , tak pernah ditepati malah lebih sering di ingkari !! #ShameOnYouJokowi” tukas @adiioesbens.
“Ketika harga minyak dunia turun, pemerintah malah naikan BBM, maka ini saatnya kita bilang #ShameOnYouJokowi @addiems @jokoanwar @fadjroel,” sindir @JacquinAdam.
Seperti diketahui, Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium sebesar Rp2.000 per liter dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter. Sedangkan harga solar ditetapkan dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.
Hujatan Kepada Jokowi di Media Sosial
Paska pengumuman kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Presiden Joko Widodo mendapat banyak hujatan dari pengguna Media Sosial, Senin (17/11/2014).
Bahkan banyak pengguna media sosial yang mengganti foto profil mereka dengan foto Jokowi yang diedit seperti di Facebook, Twitter, dan Blackberry Massenger.
“Jokowi naikkan BBM, turun laa kau jd presiden. sejak dulu begitu saja alasan pemerintah, untuk membangun infrastruktur,”ungkap salah seorang pengguna BlackBerry Messenger, Muhammad Hasby.
“Nyesel pilih Jokowi karena telah menaikkan BBM, nyesel gag pilih Prabowo,”ungkap Imam Safi di akun twitternya.
“Jokowi memang pintar mengumpulkan massa, buktinya ini sudah pada ngumpul semua untuk antre BBM setelah penguman kenaikkan BBM,”ujar Anugrah Pratama di akun Facebooknya.
Banyak dari pengguna media sosial yang kecewa lantara Jokowi baru menjabat kurang dari satu bulan, namun sudah membuat kebijakan menaikkan BBM. Seperti yang diketahui, Premium naik seharga Rp8.500 per liter, sedangkan solar naik menjadi Rp7.500.
http://silontong.com/2014/11/18/naik...-hujat-jokowi/
0
8.8K
128
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan