centilluqueAvatar border
TS
centilluque
Kalo Harga BBM Rp 9.500, itu Tandanya Negara ini Fakir krn minta Subsidi ke Rakyat
Pertamina Sebut Harga Premium Rp 8.600, Ini Kata Sofyan Djalil
Friday, 07 November 2014, 19:06 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina telah menghitung bahwa harga keekonomian BBM jenis premium hanya Rp 8.600 per liter atau selisih Rp 2.100 dibanding yang dijual di dalam negeri saat ini.

Hal tersebut sebelumnya diungkapkan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya. Harga sebesar Rp 8.600 mengacu pada harga BBM dunia terakhir pada Mean of Plats Singapore (MOPS) yang berkisar 92 dolar AS per barel atau turun sekitar 18 dolar AS dari September lalu 110 dolar AS per barel.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil masih menutup rapat-rapat berapa kisaran harga kenaikan BBM bersubdisi yang kini tengah disiapkan pemerintah. Sofyan juga enggan berkomentar banyak ketika ditanya mengenai harga keekonomian BBM premium sebesar Rp 8.600 yang telah dihitung pertamina. "Belum. Belum ada yang bisa disebutkan soal harga," kata Sofyan yang sedang bergegas karena mendapat panggilan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (7/11) petang.

Sofyan pun menjawab dengan kalimat serupa ketika ditanya apakah harga kenaikan BBM yang bakal ditetapkan pemerintah lebih rendah atau lebih tinggi dari harga keekonomian berdasarkan hitungan pertamina. "Belum belum. Pokoknya belum. Nanti ya," singkat Sofyan sambil memasuki mobil dinasnya.
http://www.republika.co.id/berita/na...-sofyan-djalil

Inilah Harga BBM di AS sekelas Pertamax Plus di AS ....

source: http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel/



Perbandingan Harga BBM di Dunia ...

Source: http://www.mytravelcost.com/petrol-prices/

Anggito Abimanyu Akui Selama Ini Tidak Pernah Ada Subsidi BBM
Tue, Mar 20th, 2012

Akhirnya Anggito Abimanyu, salah satu fundamentalis neo-liberal Indonesia yang selalu bersikeras menaikkan harga BBM dengan alasan “mengurangi beban subsidi BBM“, mengakui bahwa selama ini tidak pernah ada subsidi dalam BBM.

“Masih ada surplus penerimaan BBM dibanding biaya yang dikeluarkan,” katanya dalam acara talkshow di TVOne hari Senin (13/03/2012), terkait rencana kenaikan harga BBM akibat kenaikan harga BBM dunia. Anggito menjadi salah satu narasumber bersama Kwik Kian Gie dan Wamen ESDM.

Mungkin Anggito tidak akan pernah memberikan pengakuan seperti itu kalau saja tidak karena ada Kwik Kian Gie yang telah lama menyampaikan pendapatnya bahwa isu “subsidi” adalah pembohongan publik, dan pendapat itu diulangi lagi dalam acara talkshow tersebut di atas.

Pengakuan tersebut menunjukkan dengan sangat-sangat gamblang bahwa isu “subsidi” yang selama ini digembar-gemborkan pemerintah sebagai alasan kenaikan harga BBM adalah sebuah “pembohongan”. Sebagaimana pengakuan Anggito, tidak ada subsidi BBM, bahkan ketika saat ini harga BBM dunia mencapai $120 per-barrel.

Meski dalam blog ini pernah saya kupas secara mendetil mengenai penghitungan biaya dan penerimaan BBM oleh pemerintah, saya ingin kembali mereview-nya secara sederhana. Jika pemerintah mengambil BBM secara cuma-cuma dari dalam bumi Indonesia dan kemudian mengekplorasinya dengan biaya $20 per-barrel, sementara harga minyak dunia tidak pernah di bawah biaya produksi tersebut, darimana munculnya subsidi? Hanya orang bodoh moron idiot yang masih percaya pada bualan soal “subsidi” tersebut.

Meski terlambat dan menunjukkan dirinya sebagai pengkhianat rakyat dan pengkhianat nuraninya sendiri selama menjadi pejabat negara (kini Anggito bukan lagi pejabat pengambil kebijakan ekonomi), pengakuan Anggito (mantan dosen saya waktu mahasiswa) sebenarnya menjadi koreksi “kebijakan pemerintah” dalam soal BBM. Namun alih-alih pemerintah terus saja menggunakan isu “subsidi” imaginatif untuk melegitimasi rencana kenaikan harga BBM, termasuk dalam iklan sosialisasi kenaikan harga BBM yang saat ini gencar ditayangkan di televisi.

Dalam diskusi tersebut Anggito memang tetap mendukung rencana kenaikan harga BBM, namun kini dengan alasan yang lebih rasional, tidak lagi menggunakan imajinasi “subsidi”, melainkan demi mengurangi beban APBN. Dan inilah yang mestinya menjadi dasar kebijakan pemerintah, mengurangi beban APBN tanpa harus menipu rakyat.

Baik, kalau hanya mengatasi “tekanan” APBN ada banyak cara untuk mengatasinya tanpa harus menyengsarakan rakyat sebagaimana kebijakan menaikkan harga BBM. Bisa mengintensifkan penerimaan pajak yang selama ini lebih banyak “beredar” di “pasar gelap pajak” sebagaimana ditunjukkan dalam kasus Gayus Tambunan. Bisa dengan mengintensifkan pencegahan tindak korupsi sehingga dana APBN yang banyak bocor bisa diarahkan ke pos-pos yang produktif. Cara lainnya adalah meningkatkan produksi BBM sehingga penerimaan pajak BBM meningkat. Dan tentu saja adalah pengelolaan APBN yang efektif dan efisien. Ada 1.000 cara lebih bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi tekanan APBN akibat kenaikan harga minyak dunia tanpa harus menaikkan harga BBM
http://muslimdaily.net/opini/opini-u...bsidi-bbm.html

Harga Minyak Dunia Kembali Turun
Selasa, 28 Oktober 2014 | 08:17 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak bergerak lebih rendah pada Senin (27/10/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB), seiring dengan Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak mentah di tengah meningkatnya stok di seluruh dunia. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, kehilangan 30 sen menjadi berdiri di 85,83 dollar AS di perdagangan London.

Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, menyerah satu sen menjadi 81,00 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange, Analis di Goldman menyampaikan perkiraan yang sangat "bearish" untuk harga minyak, mengatakan mereka memprediksi WTI akan jatuh ke 70 dollar AS per barel pada kuartal kedua tahun depan, sebelum naik kembali ke 80 dollar AS pada 2016. Itu adalah 15 dollar AS per barel lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Prospek bank untuk minyak mentah Brent sama, jatuh ke serendah 80 dollar AS pada kuartal kedua, dan tetap lemah hingga 2015 sebelum kembali ke tingkat 90 dollar AS pada 2016.

Goldman menunjuk dampak meningkatnya pertumbuhan produksi non OPEC di luar Amerika Utara, produksi AS yang kuat, dan ketidakmampuan OPEC untuk bertindak lebih lama lagi karena ayunan produsen yang bisa memperketat pasokan global dan harga. "Produksi minyak serpih AS akan diminta untuk mengisi peran ini," kata Goldman dalam catatan kliennya. Mengingat meningkatnya pasokan di pasar global, "pertumbuhan produksi AS harus diperlambat."

Para analis dari Barclays menggarisbawahi kenaikan stok minyak mentah dan produk-produknya tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di tempat lain. "Tahun ini, stok minyak komersial dunia telah melampaui 5,0 miliar barel, rata-rata tumbuh pada tingkat 1,16 juta barel per hari selama tiga kuartal pertama tahun ini," kata bank Inggris itu. "Kelebihan pasokan di pasar itulah yang menekan harga," tambahnya.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea....Kembali.Turun

-----------------------------


source: http://www.kaskus.co.id/thread/54615...isa-diimpeach/

Harga BBM Dunia terus turun (yang berarti biaya produksi BBM semakin murah), sementara di pasar Internasional, harga perliter BBM sekelas Pertamax Plus, hanya sekitar Rp 9.000/liter. Di AS juga demikian, saat ini sangat murah, sekitar Rp 9.000/liternya. Kok kita malahan mau menaikkan harga BBM hingga Rp 3.000/liter sehingga harga ecereannya menjadi minimal Rp 9.500/liter? Padahal Pertamina bilang, harga pokoknya hanya sekitar Rp 8.600/liter. Itu artinya, rakyat Indonesia bukan sekedar dicabut subsidi BBM-nya, tapai malahan balik ganti mensubsidi Pemerintah sebesar Rp900/liter. Kalo sudah begini, maka yang fakir itu sebenarnya siapa? rakyat atau Negaranya? Mau 'revolusi mental' kok malahan begini, jadi mental fakir?


emoticon-Najis
Diubah oleh centilluque 15-11-2014 22:50
0
4.5K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan